Aku berbicara bukan sebagai orang yang pernah memujamu. Hanya seorang teman yang mengingatkan bahwa engkau lebih pantas untuk dimuliakan. Kerinduanmu pada pesona cinta masa lalu adalah kewajaran, hanya jika kamu tak mengungkit itu sebagai keharusan yang mesti dikembalikan. Waktu tak pernah setia untuk menanti dan kembali, banyak hal yang akan berubah, diubah, dan mengubah, tapi tak perlu dipermasalahkan. Toh kau memiliki hati dan perasaan yang lentur untuk dapat menyesuaikan. Sebab yang akan menang bukanlah mereka yang mampu menahan agar tak terjadi perubahan tapi siapa yang paling andal dalam menyesuaikan diri pada perubahan. Benar, kan?
Hai, Key.
Jangan terlalu larut pada sedihnya kesepian dan dinginnya kerinduanmu. Aku yakin kau lebih paham bagaimana kondisi hubunganmu dengan lelakimu itu. Komunikasikan hal yang perlu dibahas dan perbaiki. Perjuangkan apa yang harus kau perjuangkan. Jangan biarkan dirimu semakin tenggelam dalam syakwasangka yang justru membuatmu terluka. Bukankah menyakitkan, saat sesuatu yang kau sebut sebagai cinta hanyalah dianggap oleh ia sebagai teman di kala kesepian saja?
Aku pernah merasakan hal demikian, Key.
Tapi aku tak akan menceritakannya sekarang. Aku khawatir hal itu justru membuatmu semakin bersedih. Aku janji di surat berikutnya aku akan bercerita.
Salam.
Al.
*Ps: Aku menyelipkan cokelat pada surat ini. Silakan kau seduh saat merasa sedih dan kesepian. Hangatnya cokelat yang kau sesap, kata orang dapat membuat hatimu terasa lebih nyaman dan menenangkan. Jangan menangis.
Akuu mau dong coklatnya :D wahh lagi galau nih penulisnya...
BalasHapusMas aih sama mbak ara gak jadian ya? Hubungan kalian itu namanya apa?
BalasHapusMas keren bgt tulisannya, :3
BalasHapus