Pernahkah kau bertanya, mengapa Tuhan menciptakan cinta dengan keragaman rasa? Mungkin kau pernah merasakan, betapa cinta yang kau miliki begitu membahagiakanmu. Membuat kau mengulas senyum kala melewati hari-hari. Tapi suatu kali, hatimu yang merah muda menjadi biru lebam didera keharuan perasaan. Entah kehilangan, dendam, rindu terabaikan, dan sebagainya. Seperti yang kau alami sekarang. Apa kau pernah bertanya, pada kepalamu yang sesak oleh pertanyaan itu, kenapa Tuhan tak menciptakan kebahagiaan saja. Pernahkah, Key?
Tuhan menciptakan kebaikan dan keburukan cinta semata hanya untuk mengajarimu cara menjaga dan merelakan. Cinta itu mendewasakanmu. Membuatmu memahami hal mana yang harus kau perjuangkan dan mana yang memang sepantasnya kau relakan. Mengajarimu bagaimana cara mensyukuri hal yang kau miliki dan juga ketabahan jika suatu kali kau harus melepaskan. Hingga akhirnya, cinta menjelma sepasang sayap malaikat yang akan membawamu terbang hingga mencapai nirwana.
Aku pernah merasakannya, Key. Betapa cinta yang kuanggap mulia untuk diperjuangkan ternyata hanya bertepuk sebelah tangan. Hal selama ini kuupayakan untuk dipertahankan ternyata tak menjadikanku sebagai lelaki istimewa yang dianggap layak untuk diperjuangkan. Aku memperjuangkan segenap perasaanku sendirian, Key. Maka pada akhirnya, kandaslah hubungan kami, dan hancurlah hati yang kupunya. Lalu setelahnya, rusak semua fokus kehidupanku. Membuatku duduk diam di serambi asing di tepian pagi hingga malam untuk sekadar menjawab pertanyaan, 'apa yang sebenarnya aku perjuangkan?'. Lantas membuat diriku usang karena terlalu lama meratapi sendu dan kesepian. Tapi semua sudah terlewati, Key. Akhirnya aku tersadar bahwa aku terlalu lama larut dalam kesedihan. Padahal sebenarnya aku lebih pantas untuk dihormati dan diperjuangkan. Maka, berdirilah aku, membenahi keping-keping perasaan yang berantakan. Menyusunnya lagi hingga menjadi sekeping hati baru. Dengan harapan-harapan dan angan-angan baru. Coreng moreng di muka biar menjadi bukti keyakinan bahwa aku sudah lebih baik dalam memaknai perasaan.
Aku tak ingin kau merasakan hal yang kualami, Key. Maka kuperingatkan kau dari sekarang. Agar mampu menjaga diri dan perasaanmu dengan lebih baik. Sehingga kau tak akan merasakan hal yang kurasakan. Biarlah kau tetap menjadi perempuan istimewa yang selalu mengulas senyum dan keceriaan di bibir tipis merah muda miliknya. Membuat sekelilingmu ikut bahagia melihatmu bahagia. Termasuk aku.
Lalu, bagaimana kabarmu, Key?
Apakah kau sudah menyelesaikan urusan hatimu?
Apakah ada kabar baik?
Salam,
Al.
Ps: Maafkan aku yang terlalu banyak bicara dalam surat ini. Rasanya aku tak kuat menahan debar saat melihatmu bersedih. Aku ingin menjagamu, lebih baik dari ia menjagamu. Terima kasih atas cokelatnya. Aku memakannya sesaat setelah membaca suratmu.
Pengalamannya mirip... hehe
BalasHapus