Bicaralah

O, Key.
Betapa nestapa cinta yang kau punya. Perasaan yang kau beri mahkota dihadiahi luka. Betapa samsara hatimu yang merona, kemuliaan kasih yang kau beri hanya dibalas perih. Jika aku diizinkan untuk berada di sisimu, ingin kupeluk sedihmu erat-erat. Lalu kita tersenyum dalam bahagia bersama-sama. Agar enyah setiap debar peresah. Biar reda luka mendera. Supaya musnah duka-duka lara.

Jangan menangis, nona. Hatimu yang merah muda terlalu memesona jika hanya dibiarkan terluka. Segera luruhkan sedihmu dengan harapan dan asa-asa. Membaca suratmu kemarin, amarahku memuncak. Padahal siapalah aku? Hanya sekadar teman berkirim surat yang boleh jadi kau tak tahu kepada siapa kau bercerita. Tapi, Key, sungguh. Aku peduli padamu. Pada kehidupanmu. Pada kebahagiaanmu. Biarlah kelak lelakimu merasa menyesal, pernah menyia-nyiakanmu.

Jadi, apa yang terjadi padamu kemarin, Key?
Mengapa pada akhirnya kau merasa cinta yang kau punya hanya sia-sia saja?

Bicaralah.
Ceritakan saja setiap hal yang membuatmu luka. Mungkin boleh jadi, kau akan merasa lega karena telah berbagi kesedihan. Tak perlu meragu. Aku, di sini. Menyediakan sepasang telinga untuk mendengar keluhmu. Mempersiapkan sepasang mata untuk membaca ceritamu. Menjadi teman bagi kesepianmu.

Ps: Aku menyelipkan buku novel komedi karangan Adhitya Mulya. Masih banyak hal di dunia ini yang bisa membuatmu tertawa. Jangan bersedih.

1 komentar:

Kategori Utama