Lelaki Tua Berpayung Hitam

Aku sedang duduk di sebuah kedai kopi saat melihat seorang lelaki tua berjalan tergopoh-gopoh dengan payung hitam untuk melindunginya dari hujan di seberang jalan. Lelaki tua itu mengenakan topi berwarna merah, terlalu besar untuk menutupi kepalanya yang tak lagi ditumbuhi rambut....
Selengkapnya

Kepada Kamu Dengan Penuh Kerinduan

Kepada pagi.Kepada embun.Kepada rintik yang menitik ujung daun.Ingin kunikmati hari dengan teduh.Dengan hangat peluk bersauh.Aku masih duduk di sudut itu. Duduk menggigil mendekap lutut. Hening telah sempurna memenuhi udara. Tak ada suara. Sepi. Tak ada apa-apa. Kecuali kenangan yang perlahan tercetak jelas dalam pikiran. Menyublim bersama bulir kerinduan yang menetes perih tak...
Selengkapnya

Perihal Rindu

“Rindu adalah akal-akalan orang yang tak berdaya mengantar sua untuk tetap terlihat romantis dan mesra.”Kamu mengatakan itu setahun yang lalu, di tepi laut kala senja, yang bergemuruh ditingkahi deburan ombak, pada saat aku bertanya, “Apa kau merindukanku?” O, tentu bukan tanpa alasan aku bertanya demikian. Sebab seingatku, pada usia awal kebersamaan kita —di mana jarak begitu...
Selengkapnya

Selamat Tidur, Keyla!

Tuhan pasti sedang ingin bersombong saat menciptakan makhluk seindah kamu, Keyla. Ia hadirkan alis hitam tebal pada wajahmu yang tirus, dilengkapi kemilau pesona matamu yang hitam sempurna dan hidung yang mancung, lalu seolah tak ingin ciptaannya bisa dibandingkan dengan selainnya, Tuhan memberikan cahaya pada sungging senyummu yang menawan. Seperti melihat rona purnama pada langit...
Selengkapnya

Pada Suatu Hari Nanti

pada suatu hari nanti, aku ingin mengajakmu pergi. menemui kepala-kepala baru. menghirup aroma-aroma baru. melangkah di jalan yang belum pernah kau temui. bercengkerama bersama orang-orang yang baru kau kenal. berbincang tentang berapa harga bibit padi dan cabai. merunduk bersama para petani, membantu mereka bercocok tanam. lalu sore harinya akan kuajak kau menyeruput teh manis...
Selengkapnya

ekstase kematian

/1/esok pagitepatnya dini harisebuah janji pastidatang dengan topi warna-warnimerangkai senyum dengan keindahan seperti pelangilalu siang datangdi antara bendera kuning terkibarpayung-payung hitam menyembulmelangkah berduyun-duyunberseringai murungpada sebuah sore yang tabahtanah-tanah merah menggenang oleh air mataterpampang nama pada sebuah papan kayusebagai pengingat ia pernah...
Selengkapnya

Serba-Serbi LDR

Menjalani hubungan LDR, emang banyak cerita menarik. Ada bahagia, senang, haru, priceless, bahkan nggak jarang ngerasa keuheul. Tapi, semua itu akan menjadi baik-baik saja, selama pasangan LDR tersebut mampu menjalani semua prosesnya dengan baik-baik saja. Lah, ya, iyalah!Nah, yang jadi pertanyaan selanjutnya, bagaimana agar pasangan LDR itu mampu menjalani semuanya dengan baik-baik...
Selengkapnya

deru rindu dan doa yang terhenti

/1/ jika saja jarak dan waktu adalah benang-benang tipis sudah pasti langsung kutepis agar mereka tak lagi membuatku atau kau menangis /2/ cerau tik.. tik.. tik.. hujan jatuh malam itu curah dan deras tapi di dalam kepala suaranya tak lebih bising dari rindu derai yang menderu bersahutan memanggil namamu tiap kali hujan jatuh yang kuingat adalah kau perempuan...
Selengkapnya

senja itu, cinta telah menang

ibuku pasti tak percaya saat kubilang ada perempuan menawan sedap dipandang, melekat di ingatan hampir melebihi ibu kalau saja ibu bukan ibu sudah kubilang pesona perempuan itu yang pertama tapi tak apa—apa nomor dua dari ibu yang pertama berarti teristimewa perempuan itu kau, —tentu saja kemarin senja, di tepi pantai yang ditinggal nelayan pulang cinta telah menang kita...
Selengkapnya

sore, lagu-lagu lampau, dan musim yang berganti terlalu dini

— keyla /1/ sore itu, kau datang sebagai senandung pengiring hujan selepas kemarau. sementara aku petani renta yang tak berhenti mengucap alhamdulillah karena ladang—ladang kering kembali basah. kau masuk lalu duduk bersila, bertanya; ‘bolehkah aku menyanyikan lagu lain?’ aku menjawab dengan tanya; ‘bolehkah aku mendengarkan semua lagumu sampai suara kau berubah sengau?’ lalu...
Selengkapnya

puisi tanpa salam dan pertanyaan tentang siapa nama saya

- kepada entah siapa beberapa menit sebelum pagi meretas geming di jendela, angin berembus mengetuk-ngetuk mengucap salam dengan bahasa malam dingin dan kesepian lalu engkau mengendap-endap sebagai surat yang tergeletak tanpa nama, hanya alamat mencium lembut lamunku dengan hangat kecupan tigabelas baris puisi tentang siapa aku aku adalah sajak-sajak dari...
Selengkapnya

Aku Mencintaimu Utuh; Seluruh

untuk tiara rismala sari. What would I do without your smart mouthDrawing me in, and you kicking me outGot my head spinning, no kidding* Apa kau pernah mendapati dirimu terjatuh, tapi alih-alih beranjak bangun, kau malah mempersilakan dirimu untuk tersungkur ke dalamnya kian jauh? Membiarkan dirimu tenggelam ke dalamnya dalam-dalam. Merelakan sepenuhnya dirimu menjadi bagian...
Selengkapnya

Lima Oktober

Saat membaca surat ini, mungkin kau telah menapaki hidup begitu jauh. Ada banyak rasa yang telah kau cecap; kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, kehilangan, haru, senang, lucu, dan rasa lainnya yang datang silih berganti. Menjadi satu kesatuan utuh dalam hidup yang tak mungkin bisa kau hindari. Tapi, seperti yang pernah kau pahami, semua rasa yang ada hanyalah sekeping nuansa di...
Selengkapnya

Terima Kasih, Ra

“Home is not some familiar place you can always return to; it is the rightness you feel, wherever you are, when you know that you’re loved.” Ra, apa kamu pernah mendapati sesuatu yang kau impikan? Seperti sesuatu yang begitu kamu idam-idamkan; rasa, suasana, aroma, kerinduan, keadaan, seseorang, atau segala kebaikan dan kebahagiaan lain yang dulunya hanya sebatas kau angankan....
Selengkapnya

Menyerah Pada Kegagalan

“Sesekali, kau perlu menyerah pada kegagalan. Untuk sekadar menerima bahwa kau memang tak bisa. Lalu mencari jalan lain untuk menemukan kebahagiaan baru.” Kita pernah mempertahankan sesuatu, —cinta, impian, pekerjaan, atau apa saja yang menurut kita adalah kebahagiaan— hingga menafikan luka, rasa sakit, kepedihan, dan kegetiran yang bertubi-tubi menghadang. Hanya karena begitu...
Selengkapnya

Kepada Keyla; Tentang Jarak yang Telak Memisah

Kepada, Keyla.Melihat punggungmu menjauh saat melepas pergimu lima belas hari yang lalu, ada yang terasa hilang di hariku setelahnya. Senyum yang menggantung di langit kepala, hangat yang menjalar dari pelukmu yang menenangkan, juga gelitik canda saat kita berbincang berdua. Aku tidak menafikan bahwa jarak membuat cinta jadi terasa begitu sulit dan berbelit. Seperti dipaksa untuk...
Selengkapnya

Surat yang Tak Pernah Sampai

Untuk Navilla,Suatu kali aku pernah bermimpi, ada cahaya warna-warni dan aku ikuti. Nila, merah muda, jingga, biru juga ada. Semakin aku dekati, cahaya itu meredup dan perlahan pudar. Hanya meninggalkan pekat legam merupa lorong hitam paling kelam. Dan aku tersesat. Tak bisa mencari jalan keluar. Lalu dengan tangan gemetar, aku meraba jalan yang gelap. Melangkah pelan-pelan sampai...
Selengkapnya

Jarak

Bagian terbaik dari jarak adalah kita; dua pasang lengan menengadah untuk berdoa. Berharap waktu berbaik hati mengantarkan sua.Jarak adalah jeda. Sekat yang dipersiapkan Tuhan untuk diisi dengan doa. Bersabar menunggu dalam menanti temu. Menjadikannya sebagai kesepian yang hangat meski sendu sesekali melekat. Tak apa, toh hal yang indah, baik dekat maupun jauh tetap saja akan tetap...
Selengkapnya

Takdir yang Kupilih

Kita adalah penunggang awan yang menentukan sendiri arah angin mana yang akan kita tuju. Hidup selalu menawarkan takdir yang dapat kita pilih. Sebagaimana kehidupan yang bahu membahu mempersilakanku untuk memilih sendiri akan bersama siapa dalam melanjutkan hidup. Dan beruntungnya aku bertemu kau.Tak butuh waktu yang lama untuk mempertimbangkan kau sebagai seseorang yang kuanggap...
Selengkapnya

Pada Sepotong Malam Hujan Setelah Kehilangan

Malam datang lagi. Rindu mencekam dengan bahasa hujan yang dingin dan kesepian. Aku duduk mendekap lutut, bersama segelas kopi, abu rokok, dan repih-repih perasaan yang berceceran di setumpukan catatan rencana yang tak jadi. Kenyataan menampar sadar bahwa selepas hilang tak ada lagi yang bisa dirapikan. Pada akhirnya, aku dipaksa menyerah menerima keadaan. Meratap diri untuk...
Selengkapnya

Dear, diary.

Kali ini mau nulis random aja. Kumpulan cerita yang terjadi belakangan ini. Minggu ini jadi minggu yang sibuk buat gue. Pagi ngopi, siang UAS, malam nonton bola (apanya yang sibuk?). Karena kesibukan itu, hampir nggak ada waktu buat ngomongin orang. #lah Tapi emang bagusnya sih...
Selengkapnya

Kepada Reza; Kopi dan Pahit yang Tertinggal

Mungkin kau sedang berlarian di antara langit penuh gemintang malam ini. Atau meminum segelas kopi dibubuhi setengah sendok gula di depan pelataran surga. Apa kau masih suka minum kopi pahit, Za? Aku masih saja mengernyitkan dahi acapkali mencoba meminum segelas kopi seperti yang kau minum. Bagaimana mungkin kau bisa menyukai segelas cairan hitam kental dan pekat tanpa mencecap...
Selengkapnya

Aku Tak Akan Membiarkanmu Merasakan Kesedihan Sendirian

Mungkin kau pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupmu. Mengarungi arus kehidupan tanpa teman untuk berbagi penderitaan. Terasing dalam kesepian dan kehampaan. Melangkah linglung mencari kebahagiaan yang tak juga kau temukan. Tersudut mendekap lutut mendekap kesedihan sendirian. Tak ada suara-suara sapa di dalam kepala. Hanya ada gemuruh amarah menghadapi luka yang meraja....
Selengkapnya

Pendidikan Sabar

Halo, selamat gini hari pembaca yang budiman.Kenapa gue bilang gini hari? Karena gue nggak tahu kapan lo baca tulisan gue ini. Kalau gue bilang selamat pagi, gue takutnya lo baca siang. Kalau gue bilang selamat siang, gue khawatirnya lo baca sore. Dari pada gue diketawain karena nggak bisa nentuin waktu, jadi ya cari aman ajalah.Nama gue Galih Hidayatullah Cahya Prayoga Putra Pranata...
Selengkapnya

Sebait

: tiara rismala sarimaaf,tak ada yang tersisasemua kata telah kujadikan puisi cintamenuliskan peson...
Selengkapnya

Tujuh

Pukul 07.07 : kepada RismalaSelamat pagi, nona.Bagaimana pagimu? Semoga selalu menyenangkan, seperti halnya lengkung senyum milikmu yang tak pernah lupa bagaimana membuat aku bahagia. Aku mencintainya, —tentu saja. Sebelum kau bertanya bagaimana kabarku, aku akan lebih dulu menjelaskan bahwa aku baik-baik saja, selalu sehat dan ceria sebagaimana biasanya. Beberapa orang bilang,...
Selengkapnya

Saya Rindu Kamu

“Kita pernah, —di jalanan kota yang padat ini— menjadi sepasang lengan yang bergenggaman membelah senja membenam di lahap malam...”Saya sedang tidak bergurau jika mengatakan bahwa saya merindukanmu. Saya pernah bilang bahwa kau mudah sekali dirindukan, bukan? Akhir-akhir ini, kau datang lebih sering ke dalam kepala saya. Terkadang menjelma cerita, lagu-lagu, film, atau bahkan gambar-gambar...
Selengkapnya

Naira

Pernahkah kamu? Merasa asing di dalam kepalamu sendiri? Saat begitu banyak orang yang di hadapanmu, tapi kau tak merasakan dirimu berada di sana. Hanya ada kekosongan, seperti berlari di labirin tak berujung. Kau memacu kakimu hingga letih, tapi kau tak pernah tahu akan sampai di mana ketika kau berhenti.Adalah Naira. Perempuan yang duduk di bangku ketiga baris keempat sebuah peron...
Selengkapnya

Beberapa Pertanyaan

Pernahkah kamu merasa asing di dalam kepalamu sendiri?Oh.. Maaf.. Maaf.. Jangan terkejut. Ampuni saya mengawali tulisan ini dengan kalimat tanya yang begitu intim. Mungkin lain kali saya akan memulai tulisan dengan sesuatu yang menyenangkan. Seperti beberapa pertanyaan basa-basi semacam, "Hai, apa kabar?" atau salam sapa yang lebih sopan seperti "Selamat sore, senang bisa berbincang...
Selengkapnya

Takdir Yang Kupilih Sendiri

Keyla. Betapa menyakitkannya cubitanmu pada pinggangku kemarin. Apa yang kau pikirkan, Key? Wajahmu yang tirus begitu merah padam, dihiasi dengan lengkung senyum yang tak kutahu artinya apa. Lalu dengan gemas kau cubit pinggang kananku. Seperti tak puas, kau lanjutkan lagi cubitanmu ke pinggangku yang sebelah kiri. Aku tak bisa apa-apa, selain tertawa sambil merintih kesakitan....
Selengkapnya

Kategori Utama