Takdir Yang Kupilih Sendiri

Keyla.
Betapa menyakitkannya cubitanmu pada pinggangku kemarin. Apa yang kau pikirkan, Key? Wajahmu yang tirus begitu merah padam, dihiasi dengan lengkung senyum yang tak kutahu artinya apa. Lalu dengan gemas kau cubit pinggang kananku. Seperti tak puas, kau lanjutkan lagi cubitanmu ke pinggangku yang sebelah kiri. Aku tak bisa apa-apa, selain tertawa sambil merintih kesakitan. Sepertinya engkau begitu gemas kepadaku, Saka, engh.. maksudku Al. Aku tahu kau akan begitu terkejut. Tapi aku tak menyangka bahwa reaksimu akan sebegitu gemasnya. Hahaha. Maafkan aku yang mengejutkanmu. Sungguh, ada banyak alasan yang membuatku seperti itu. Semoga kau mau memaafkanku atas hal itu.

Key, kau tahu?
Tak mudah buatku untuk menutupi rasa suka dan kagumku kepadamu. Dulu, hampir setiap saat kau berada di hadapanku, aku tak pernah luput memperhatikan setiap gerak-gerikmu. Ikut tertawa saat kau tertawa, diam-diam menguping pembicaraan saat kau bercerita pada teman-temanmu. Menjadi lelaki yang paling gemar mencatat setiap hal yang kau lakukan di dalam kepalaku. Maka, janganlah heran, pada saat kau membaca surat-suratku kala itu, aku begitu tahu apa saja aktivas keseharianmu.

Key, apakah kau percaya bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini bukanlah sebuah kebetulan? Melainkan sistem keteraturan yang mempertemukan antara sebab dan akibat yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Sehingga apapun yang terjadi sejatinya sudah digariskan. Termasuk kita.

Adakah sebuah takdir ibarat sesuatu yang berarak seperti awan yang mengalir dalam arus yang ditetapkan sang angin? Atau kita bisa memilih, arus mana yang akan kita naiki?

Tentu saja aku percaya takdir. Maka kupilih takdirku sendiri. Aku mencoba melawan diriku sendiri agar tak selalu sembunyi. Mencoba mengenalkan diriku padamu. Melalui surat-surat beserta bunga krisan yang kuselipkan pada jendela kamarmu. (Anyway, aku sungguh berterima kasih kepada Pak Sofyan, penjaga rumahmu. Bila bukan karena dia, tak akan bisa aku menitipkan surat sampai begitu dekat dengan kamarmu.) Menafikan apapun yang terjadi kelak, setelah kita berbalas surat. Aku cukup tahu diri. Aku mengetahui bahwa kau sudah memiliki dan dimiliki saat itu. Aku hanya ingin menunjukkan kepadamu, bahwa ada aku yang juga memperhatikanmu. Setidaknya, aku sempat menunjukkan siapa aku. Hingga di akhir nanti, aku tak akan menyesal karena terlalu lama bersembunyi.

Tapi, inilah yang terjadi sekarang. Tuhan begitu berbaik hati kepadaku. Dia tunjukkan kepadamu, bahwa lelakimu bukanlah seseorang yang pantas kau percaya. Sehingga menjadi sebuah kesempatan kepadaku untuk menunjukkan betapa kau lebih pantas untuk mendapatkan pelukan, bukan pelukaan. Saat-saat di mana aku hadir untuk menghangatkan hatimu yang menggigil oleh pengabaian. Waktu yang kupunya untuk membantu merawat luka-lukamu.

Keyla, di akhir surat ini, izinkan aku menuliskan dongeng buatmu. 
Suatu hari, ada seorang pemuda yang diam-diam mencinta -lelaki itu aku, by the way. Ia habiskan waktunya untuk memperhatikan setiap lekuk perjalanan hidup perempuan pujaannya. -perempuan itu kamu, tentu saja. Tapi, ada hal yang tak bisa membuat lelaki itu menunjukkan perasaannya. Perempuan itu sedang menjalani hubungan asmara dengan lelaki lain. Maka, ia pendam perasaan itu dalam-dalam. Sebab ia tak ingin menjadi batu penghalang kebahagiaan perempuan itu.

Hingga suatu hari, semesta berkehendak lain. Kesetiaan yang perempuan itu jaga rapat-rapat dinistakan oleh sikap lelakinya. Perempuan itu memutuskan berhenti menjalani hubungan dengan si lelaki. Sang perempuan gundah gulana, sebab perasaannya terbakar oleh nistanya pengkhianatan. Keseharian perempuan itu pun berantakan. Hatinya hancur oleh perasaan bernama entah. Tapi hidup harus terus berputar, dan langkah tak bisa bila hanya sekadar diam. Ia lanjutkan perjalanan hidupnya, dengan satu keyakinan, bahwa cara terbaik untuk menyembuhkan luka hati adalah dengan jatuh cinta lagi.

Hingga datanglah masa itu. Saat di mana hati sang perempuan tengah sibuk mencari, rupanya, semesta sedang berbaik hati. Pemuda yang diam-diam mencinta itu mulai mendekat, memberi hangat. Mendapat kesempatan untuk bisa menunjukkan perasaannya kepada sang perempuan pujaannya. Dalam kesehariannya, lelaki itu mencuri perhatian sang perempuan dengan berbagai macam cara. Semisal sapa, canda, bahkan puisi-puisi yang ia tulis dan dikirimkan melalui kepak sayap merpati.

Oleh sebab kegigihannya dalam berusaha, perempuan itu pun luluh. Tak kuasa ia oleh pesona sang lelaki yang membuatnya jatuh. Merona pipi sang perempuan, warnanya merah muda seperti cinta. Tapi ia tak ingin terburu-buru. Ia biarkan sang lelaki menunjukkan usahanya dengan lebih sungguh. Suatu hari, sang perempuan berkata, "Bila sungguh dalam kau mencintaiku, rawatlah kesabaranmu hingga tumbuh mendewasa. Aku tak ingin tergesa dalam menjatuhkan cinta, aku ingin tahu seberapa kuat kau akan berusaha."

Diterimalah tantangan itu oleh sang lelaki. Ia patrikan tekadnya di dalam dada,
"O, nona... betapa cinta adalah perkara memilih hati yang tepat, sedang segala yang layak adalah patut untuk diperjuangkan. Kau duduklah diam-diam dan tenang, akan kutunjukkan pada kau bagaimana rupa kesabaran dan perjuangan."
Lelaki itu, dengan kesabaran yang sungguh, berusaha meyakinkan perasaan sang perempuan agar lekas mendeklamasikan cinta di dalam hatinya. Ia tuliskan puisi-puisi keindahan yang ia cipta, ia ceritakan kisah-kisah jenaka agar perempuan itu bisa tetap tertawa, tak lupa dekap-dekap hangat untuk merawat luka sang perempuan. Agar kelak, perempuan itu berani menggenggam ketulusan yang ditawarkan sang lelaki.

Sampai suatu ketika, datanglah masa itu. Pemuda itu menanyakan lagi perihal jawaban atas perasaan cintanya kepada sang perempuan. Lalu bagaimana dengan sang perempuam? Apakah ia akan mengiyakan pertanyaannya.

"Jika ini adalah cinta, maukah kau bersamaku untuk menjalani kisahnya lebih lama dari selamanya?"

Aku tunggu jawabanmu.
Dari Aku.
Lelaki yang diam-diam mencintaimu utuh.

Saka Aldrian

3 komentar:

  1. Aku tunggu jawabanmu.
    Dari Aku.
    Lelaki yang diam-diam mencintaimu utuh.

    Saka Aldrian

    udah di couter atack ya bro..

    apa di tikung..

    wah..seru nih..

    BalasHapus
  2. POKOK.e AL kudu menang!!!

    #sesama bernama Al harus saling dukung

    BalasHapus
  3. Kisah yang lebih lama dari selamanya~

    BalasHapus

Kategori Utama