deru rindu dan doa yang terhenti

/1/
jika saja jarak dan waktu adalah benang-benang tipis
sudah pasti langsung kutepis
agar mereka tak lagi membuatku atau kau
menangis

/2/
cerau
tik.. tik.. tik..
hujan jatuh malam itu
curah dan deras
tapi di dalam kepala
suaranya tak lebih bising dari rindu
derai yang menderu
bersahutan memanggil namamu

tiap kali hujan jatuh
yang kuingat adalah kau
perempuan bermata embun
yang di dalam pelukannya tersimpan
hangat mentari pukul tujuh pagi

aku ingin jatuh kembali
pada pelukmu yang menenangkan
hingga aku merasa riang
seperti anak kecil yang berlarian saat hujan
menari berkecipak-kecipuk di atas tanah-tanah basah
tertawa diguyur bola-bola hujan
lantas ambruk di antara genangan

aku ingin jatuh kembali
pada dekapmu yang menentramkan
tidur merebahkan kepala di antara dua belah pangkal pahamu
menghitung seberapa banyak detak
yang memanggil namaku

aku ingin jatuh kembali
pada dekap hangat pelukmu
meninabobokan insomnia rindu
yang kauusap lembut
di tiap anak-anak rambutku

aku selalu membutuhkanmu
pada setiap pesona kau
yang selalu pukau
di mataku

/3/
jarak adalah jeda
sekat yang dipersiapkan tuhan
untuk diisi dengan doa—doa

tapi
untuk kali ini
aku ingin berhenti berdoa
biarkan aku berlari ke sana
menjemput sua
mengupayakan cinta untuk tetap menang
pada eratnya pelukan selepas perpisahan




__________________
ps: minggu malam aku berangkat ke kotamu. aku akan tiba di sana pada hari senin pukul enam pagi. datanglah bersama senyum dan pelukan yang amat kurindukan. aku mencintaimu. aku selalu mencintaimu, k.

Puisi balasan untuk Kepada Lelaki Bermata Hujan oleh Tiara Rismala.
Terima kasih telah bersedia menjadi pasangan #DuetPuisi tahun ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kategori Utama