ibuku pasti tak percaya
saat kubilang ada perempuan menawan
sedap dipandang, melekat di ingatan
hampir melebihi ibu
kalau saja ibu bukan ibu
sudah kubilang pesona perempuan itu yang pertama
tapi tak apa—apa
nomor dua dari ibu yang pertama
berarti teristimewa
perempuan itu kau, —tentu saja
kemarin senja, di tepi pantai yang ditinggal nelayan pulang
cinta telah menang
kita adalah sepasang tangan bergenggaman
melahap senja membenam dilahap malam
sepasang kecup yang saling melumat aduh
saling merengkuh dalam peluk bersauh
o, nona
betapa cinta tak pernah salah memeluk kita
menyembuhkan setiap luka yang meraja
pelipur bagi lara-lara yang gulana
pembunuh sepi yang menyekap kita berdua
percayalah,
kaulah yang merangkul jantung
saat debar kehilangan detak
kaulah penopang sendi
saat aku tak mampu berdiri
maka,
kupersembahkan untukmu
segenggam hati
terbuat dari kesetiaan dan ketabahan
satu yang menggenapi
pada setiap hari-hari
aku
: mencintaimu
*ps:
terima kasih untuk cinta yang kau tawarkan.
kau datang saat aku sedang merasa teramat kesepian.
omong-omong, aku menyelipkan iPod berisi lagu-lagu kesukaanku dan foto-foto kita beberapa hari lalu. mainkanlah lagu-lagu cinta, semoga menjadi teman perjalananmu menuju kota. berhati-hatilah dalam perjalananmu. tunggu aku di sana, aku akan datang bahkan sebelum kau sempat merindukanku. i love you, keyla.
Puisi balasan untuk Moga Semesta Mengaminkan oleh Tiara Rismala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar