Putri Keyla dan Lelaki Bertudung Hitam #7

Selamat malam, nona.

Pendongeng kembali. Izinkan saya meneruskan lagi cerita yang sempat tertunda. Kau duduklah diam-diam dan tenang. Saya akan menceritakannya lagi pelan-pelan.

Ah, tapi tunggu sebentar, nona. Maukah kau berjanji terlebih dahulu, pada apapun akhir kisah dari dongeng ini, kau mau menerimanya? Ehm.. Maksud saya, maukah nona nanti membantu saya bila saya meminta tolong?

Baiklah, cukup kau jawab di dalam hati. Mari simak lanjutan dongeng ini.

---------


Malam ini Keyla terusik. Ia berdebar oleh perasaan resah yang tak bisa diatur. Penasaran dengan apa yang akan disampaikan pemuda bertudung hitam. Akhirnya ia tertidur setelah lelah menahan debar di dalam dadanya.


Keesokan harinya, selepas Putri Keyla membantu Ibu Galuh merapikan rumah dan memasak, ia pergi kembali ke taman. Kali ini langkahnya bergegas.


Pemuda bertudung hitam sudah duduk bersandar di bangku taman, memainkan biolanya.
Kali ini iramanya begitu cinta. Seperti lagu bagi sepasang manusia yang sedang jatuh dalam kisah romansa. Pemuda bertudung hitam berhenti memainkan lagunya.
"Kenapa berhenti?" tanya Putri Keyla.
"Duduklah di sini. Jangan berdiri di sana," ucap lelaki bertudung hitam.
Putri Keyla beranjak menuju bangku panjang, duduk diam di samping pemuda bertudung hitam.
"Mainkan lagi lagunya."
"Dengan senang hati, nona."
Gesekan dawai dengan senar biola menciptakan harmonisasi yang indah. Terlebih yang memainkan adalah seseorang yang selama ini membuat Putri Keyla tenang. Putri Keyla memejamkan kedua matanya. Membiarkan dirinya hanyut dalam irama.


Pemuda bertudung hitam selesai memainkan biolanya. Lalu menaruh biolanya ke dalam tas panjang berwarna hitam.

"Tadi lagu apa?"
"Lagu baru."
"Apa judulnya?"
"Kepada Cinta Yang Membuatku Bahagia."
"Hem?"
"Hahaha, iya, itu judulnya."
"Lagunya indah."
"Seperti kamu."
"Ha?"
"Ya, lagu ini untuk kamu."
"Maksudmu?"
"Begitulah."


Pemuda bertudung hitam, tanpa diduga, membuka tudung yang selama ini menutupi wajahnya
"Perkenalkan, saya Al."


Di hadapan Putri Keyla, duduk seorang pemuda dengan rambut lurus yang hitam legam. Dahinya yang tegas tertutup sebagian rambutnya. Matanya yang bulat, dihiasi bulu mata yang lentik. Senyum menyungging dari bibirnya yang tebal. Menunjukkan gigi putih berseri.


Jika diperhatikan lebih seksama, ada tahi lalat kecil di sisi kiri mulutnya. Mungkin itulah penanda, kenapa ia gemar berbicara. Tak begitu tampan, tapi cukup menarik untuk terus diperhatikan berlama-lama oleh Putri Keyla.


Putri Keyla menyukai bulu matanya yang lentik, juga senyum yang menggantung di bibirnya. Ia menahan napas. Ada degup tak beraturan di dalam dadanya. Entah oleh perasaan apa.


"Hai, kenapa melamun? Ini aku. Lelaki yang selama ini menemani kamu."
"Engh.. Iii iya."
"Sudah tidak penasaran?"
"Iya."
"Syukurlah."
"Tapi kenapa kau membuka tudungmu?"
"Karena aku pikir inilah waktu yang tepat."
"Maksudmu?"
"Aku ingin menunjukkan wajahku kepada ia yang kupilih. Yang membuat hatiku jatuh."
"Aku?"
"Siapa lagi?"
"Hem?"
"Iya. Kamu. Putri Keyla."

"Hem."

"Lalu bagaimana?"

"Apanya?"

"Aku sudah jujur terhadapmu. Juga menunjukkan wajahku yang sebenarnya. Lalu bagaimana perasaanmu sejujurnya padaku?"


Penerangan taman Tanjung Harapan padam. Angin berhembus kencang. Meniup lentera-lentera yang menggantung di pepohonan. Suasana taman begitu remang. Cahaya muncul hanya dari bintang gemintang berkerlap-kerlip di atas langit, juga bulan yang bersinar purnama. Malam memeluk hening. Sepi kesunyian memenuhi hampir seluruh taman.


----------

Nona, maafkan pendongengmu ini yang belum mampu menyelesaikan dongeng Keyla dan Lelaki Bertudung Hitam. Ia butuh cerita tambahan yang diselesaikan olehmu. Maka, bagaimana selanjutnya? Akan kau akhirkan seperti apa cerita ini?


Pendongeng..
Berharap..
Dengan...
Sungguh..
Dan...

Berdoa..

Dengan..
Lafal..
Paling..
Semoga...

Agar...

Kisah...

Berakhir...

Bahagia....


Pendongeng dan Lelaki Bertudung Hitam menanti dengan sungguh sabarnya.


Terima kasih, nona Keyla.

Sudah menyimak dengan seksama dongeng ini.


Dari Aku, lelaki yang menemani sendumu.



Al.


Bogor, 15 September 2013.
Dari dalam ruangan yang sesak oleh cerita tentangmu.

11 komentar:

  1. hahha keliatan bener pendongengnya lagi butuh inspirasi :p berarti mas aih butuh chitchat dgn arak kyaknya.terima kasih dongengnya ♥ biar aku lanjutin didalam pikiranku sendiri hahhaha gak mungkin kan aku paksa ntar dicapture share di twitter lagi ._. sorry yow !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya butuh inspirasi untuk mengakhiri kisahnya hihihi

      Hapus
  2. lah udah? ngga dilanjut lagi? mas Aih php ini mah -_-
    tapi nggapapa deh, cerita yang bagus, biar tak karang-karang sendiri akhirannya~

    BalasHapus
  3. Cerita akhirnya nunggu keputusan Key. Pendongeng sudah menyiapkan dua jalan cerita untuk akhir kisah Putri Keyla dan Lelaki Bertudung Hitam.

    BalasHapus
  4. Wahahaha keren dongengnya dari awal, berasa pengen jadi anak kecil lagi:))

    BalasHapus
  5. pasti ini pas lagi nunggu jawaban dari keyla haha

    BalasHapus
  6. wkwkkkk,, dongen nya ini masa kecil yang terulang

    BalasHapus

Kategori Utama