Maaf, Saya Sedang Tergesa-gesa

Maaf, saya sedang tergesa-gesa. Saat kamu melintas melewati jalanku memasang wajah teduh. Dengan gigi putih berseri yang berjejer rapi, menjadi penghias paling manis di antara bibir merah mudamu kala tersenyum tipis. Langkahmu yang berderap mantap, seolah menjadi isyarat bahwa kau seseorang yang tak suka bertele-tele. Berjalan maju tanpa menoleh, hingga tak sadar ada aku yang diam-diam mengikuti jejakmu.

Maaf, saya sedang tergesa-gesa. Saat tiba-tiba saja menepuk pundakmu. Lalu pelan-pelan berbisik, "Nona, bukumu jatuh. Sewaktu bersinggungan dengan orang itu," sembari menunjuk seseorang di ujung sana yang punggungnya semakin menjauh. "Ah, terima kasih," katamu.

Maaf, saya sedang tergesa-gesa. Entah dengan keberanian apa, saya mencoba menyapa tanya, "Sama-sama nona. Kelihatannya begitu terburu-buru? Ada apakah?"
Lalu dengan lugu kamu mulai berkata, "Saya sedang menuju bandara. Satu jam lagi akan take-off. Tapi saya tak tahu jalan."

Maaf, saya sedang amat tergesa-gesa. Tanpa pikir panjang, saya memberhentikan taxi. Lalu mengajakmu masuk. "Silakan, nona. Mari kita mengejar waktu. Biar saya antar kamu."
Dengan tatap bingungmu yang lucu, kamu perlahan masuk ke dalam taxi, mengiyakan ajakanku. Lalu bergulirlah kisah kita yang begitu tergesa-gesa. Menghabiskan waktu perjalanan, dengan perbincangan sederhana seputar perkenalan dan canda.

Maaf, lagi-lagi saya begitu tergesa-gesa. Waktu kita mulai masuk ke dalam bandara, dengan sengaja saya bicara, "Jangan lupa untuk datang ke sini lagi. Agar nanti saya bisa mengajakmu jalan-jalan, bukan sekadar mengantarmu ke bandara dengan terburu-buru. Saya sudah menyimpan nomor teleponmu. Izinkan bila nanti saya menghubungimu."


Lalu dengan senyummu yang lucu kepalamu mengangguk, dan pelan-pelan berkata, "Pasti. Terima kasih sudah repot-repot menjadi pengantar saya yang tersesat."
"Tak perlu khawatir. Senang bisa membantu." kataku sambil pelan-pelan bersalaman, lalu melambai mengucap salam perpisahan. Perlahan, punggungmu semakin menjauh. Dan aku masih terpaku memerhatikan setiap langkahmu.

Maaf, saya sedang tergesa-gesa. Nanti, akan saya ceritakan lebih mendalam. Intinya, saya jatuh cinta pada pandangan pertama.

7 komentar:

  1. Bacaan yg ringan,ide ceritanya sederhana tapi bisa dikemas jadi unik sekali. Beda dari tulisan Aih yang biasanya terkesan "dalam" dan "sedih".
    Bahwa cinta bisa datang kapan dan dimana saja tanpa adanya persiapan. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, betul sekali. Cinta tak pernah permisi terlebih dulu saat mengetuk pintu.

      Hapus
  2. Rasanya sangat tidak asing, sederhana namun saya berhasil hanyut~

    BalasHapus

Kategori Utama