Kita Bisa, Indonesia Harus Bisa


Indonesia.
Negeri yang kaya.
Semua orang percaya bahwa bangsa ini mampu jaya.
Tapi mengapa hari ini sebagian rakyatnya masih merasa terjajah?
Sekolah tak bisa.
Cari makan susah.
Mencari kerja sama sulitnya dengan mencari jarum diantara tumpukan sekam.

Apa yang salah?
Sistem?
Sistem apa?
Bukankah Pancasila telah mengatur semua?
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan.

Kupikir gila bila saat ini Indonesia belum menjadi apa-apa. Tanah yang subur, lautan yang maha luas, ilmu pengetahuan yang melangit, pariwisata yang aduhai bukan kepalang indahnya, semua ada di Indonesia. Lalu apa yang kurang? Segala ke-luar-biasa-an ada disini, di negeri Indonesia.

Kurasa konyol bila saat ini Indonesia hanya menjadi negara berkembang. Jumlah manusia yang menjadi sumberdaya semestinya mampu membuat perubahan besar untuk kemajuan bangsa. Orang cerdas, orang pandai, bahkan jenius begitu banyak jumlahnya. Kutengok ke belakang, begitu banyak anak Indonesia yang mengukir prestasi di kancah dunia. Olimpiade, pagelaran olahraga, karya ilmiah, penemuan baru ada segmen apa saja. Anak Indonesia membuktikan bahwa bangsa ini bisa. Lalu dimana letak ke-tidak-mampuan-nya?


Ah, aku lupa.
Kekayaan saja tak cukup bila tanpa pemberdayaan merata.
Kecerdasan tak ada guna bila tanpa kejujuran yang jadi pakaiannya.
Begitu banyak orang baik, namun hanya sedikit yang mau menunjukkannya.
Keserakahan, kehausan akan jabatan, kemunafikan dibiarkan menjadi racun kemerosotan bangsa.

Andai setiap orang baik mau menunjukkan kepiawaiannya dalam berbuat baik, kurasa kebangkitan bangsa bukan lagi menjadi angan hampa. Tak peduli berapa banyaknya orang jahat, orang-orang baik yang menunjukkan kebaikannya akan menjadi penghalau segala keburukan dan kebusukan yang ada. Tak peduli seberapa banyak keburukan yang sudah ada, kebaikan akan selalu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan kebangkitan.

Sungguh, aku mau menjadi orang baik. Yang jujur, merasa cukup, sederhana, tak banyak bicara, melakukan saja kebaikan yang bisa dilakukan. Tak serakah, mendusta, menyakiti hati sesama hanya untuk kesenangan sementara. Aku mau menjadi baik. Aku mau berubah untuk memperbaiki diri. Aku mau menjelma menjadi manusia-manusia yang ringan dalam berbuat kebaikan. Ramah, sopan, tak keras kepala. Karena aku percaya, bahwa Tuhan hanya akan mengukur hatiku bukan kepala.

Sungguh.
Aku mau.
Aku ingin.
Aku akan.
Aku mencoba.
Kamu juga kan?

Aku percaya, betapapun rumit dan berbelitnya permasalahan yang mengukung bangsa ini, kita masih memiliki harapan.
Maka apapun yang bisa kau lakukan untuk memperbaiki bangsa ini, lakukanlah!!



11 komentar:

  1. applause deh om
    kunjungi juga ye erlanggapaksa.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Kalau bukan aku siapa ? kalau bukan sekarang kapan ?

    Nice post kakak :))

    BalasHapus
  3. jadi semangat nih karna postingannya:D
    hehehe..

    BalasHapus
  4. iya, aku juga.
    Kalian juga kan?

    Keren postingannya (y)

    BalasHapus
  5. dari bacaan kita bisa menyadarkan dan membuat semangat seseorang, andai semua mengerti arti bacaan di atas dan tidak mengacuhkan, Indonesia bisa lebih baik :)

    BalasHapus
  6. Indonesia Bisa! Bangun melalui pertanian terpadu dengan aglicultural engineering! #eh

    BalasHapus
  7. Aamiin
    Terimakasih semua.
    Semoga kita semakin mengerti, bahwa tak ada yang bisa mengubah negeri ini selain diri kita sendiri.

    BalasHapus
  8. Sungguh.
    Aku juga mau.
    Aku juga ingin.
    Aku juga akan.
    Aku juga mencoba.
    nice post mas Aih... :D

    BalasHapus

Kategori Utama