Similina; Alles Komt Goed

Suatu pagi yang hangat. Mentari bersinar gagah di ufuk timur. Dedaunan bergesekan tertiup angin sayup-sayup. Nuri berkicau bersahutan tak henti. Awan-awan biru berarak menuju lautan.
Simfoni kedamaian alam paling puitis. Sekiranya, itulah gambaran suasana pagi di negeri Similina. Panorama gunung yang tegak berjajar dikelilingi pepohonan. Juga hijau rimbun daun semakin membuat suasana begitu sejuk dan damai. Tapi yang paling mengesankan di negeri Similina ini adalah rakyatnya yang selalu tersenyum.


Negeri Similina dipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Rismala. Ratu Rismala memiliki rambut hitam kemilau, tergerai dari kepala hingga ke bahu. Mahkota dari zamrud semakin mempercantik dirinya. Kian jelita dengan mata cokelat bulat yang selalu terlihat ceria. Tapi semua pesona kecantikannya, tidak lebih indah dibanding senyum yang selalu menghiasi bibir merah delima miliknya.


Tiada yang lebih indah dibanding senyum milik Ratu Rismala, termasuk rakyat Negeri Similina. Pernah suatu kali Ratu Rismala ke luar istana kerajaan untuk melihat langsung kehidupan rakyatnya. Sepanjang perjalanan ia mengulas senyum. Membuat tenang siapa saja yang melihatnya. "Tak perlu khawatir. Alles komt goed. Tersenyumlah, walau lelah. Kesabaran akan selalu berbuah keindahan." kata Ratu Rismala saat ada salah satu rakyatnya yang menceritakan kesedihannya.


Sejak saat itu, semua rakyat sepakat untuk selalu tersenyum pada hal apa saja yang mereka terima. Negeri Similina dipenuhi kedamaian. Tak pernah terlihat kesedihan. Sebab dalam setiap nestapa, senyum menjadi penawar atas setiap luka.


Hingga suatu hari semua keadaan berbalik. Negeri Similina mengalami kemarau panjang. Dedaunan layu terpapar sinar mentari yang menyengat dan membakar. Pepohonan mati dimakan rayap-rayap. Ladang-ladang kekeringan. Tak ada lagi suara nuri saat pagi, burung-burung beranjak pergi sebab tak ada lagi makanan di hutan. Sendu tergambar dari setiap gurat wajah rakyat. Negeri Similina dipenuhi kecemasan.


Namun, dari semua wajah yang dihinggapi kecemasan. Tak ada yang lebih menyayat hati, selain sendu dari wajah Ratu Rismala. "Bagaimana mungkin aku bisa tersenyum, sementara keadaan memaksa siapa saja untuk memasang wajah-wajah murung. Bagaimana bisa ceria, sementara rasa lapar dan dahaga begitu fasih mengajarkan derita." batin Ratu Rismala.


Tapi bagi cinta. Setiap nestapa hanya cara. Menyuruh berbenah untuk selalu tabah.


Tuhan memahami keadaan yang menimpa Negeri Similina. Dia tak akan menurunkan ujian melebihi kesanggupan. Maka, dalam suatu malam, Ia menyuruh malaikat kecilnya untuk masuk ke dalam mimpi Ratu Rismala.


Malaikat kecil mengajak Ratu Rismala bermain di sebuah taman hijau maha luas. Membiarkan Ratu Rismala berlarian menikmati desau angin yang berembus memainkan anak-anak rambutnya. Hingga saat Ratu Rismala mulai merasa letih bermain-main, malaikat kecil berkata, "Tak perlu khawatir. Alles komt goed. Tersenyumlah, walau lelah. Kesabaran akan selalu berbuah keindahan."


Ratu Rismala tersontak bangun dari tidurnya dengan menangis sesenggukan. Ia menyadari ada yang salah dengan sikapnya selama ini. Maka, bergegaslah ia menuju penjuru negeri. Pada sebuah menara di sudut negeri, Ratu Rismala berseru memanggil rakyat Negeri Similina. Rakyat berduyun-duyun menuju menara. Di sana, Ratu Rismala berseru lantang. "Tak perlu khawatir. Alles komt goed. Tersenyumlah, walau lelah. Kesabaran akan selalu berbuah keindahan."


Lalu tersenyumlah Ratu Rismala, senyum pertama sejak nestapa memenuhi langit Negeri Similina. Senyum yang lebih rona dan berseri dari sebelumnya. Rakyat menangis haru. Bergetar hati mereka melihat keteguhan hati Ratu Rismala. Segera mereka seka air mata yang menganak sungai membasahi pipi. Lalu mencoba tersenyum dengan segala keteguhan dan ketabahan hati yang mereka punya. Langit Negeri Similina benderang dengan sinar wajah tersenyum dari seluruh rakyatnya. Semesta menjadi saksi. Atas keteguhan hati. Ketulusan untuk tetap tersenyum seberapa berat pun permasalahan yang dihadapi.


Langit bergemuruh. Angin berembus dengan kencang. Awan-awan kelabu berarak menuju Negeri Similina. Langit beranjak mendung. Sedetik kemudian, bulir air jatuh satu-satu. Hujan berderai di Negeri Similina. Wajah-wajah basah dibasuh hujan. Rakyat Negeri Similina menangis sesenggukan. "Tak perlu khawatir. Alles komt goed. Tersenyumlah, walau lelah. Kesabaran akan selalu berbuah keindahan," mereka mengulang kalimat itu berkali-kali di dalam hati.


Hujan berderai sepanjang hari. Tanah-tanah basah. Dedaunan tumbuh dengan rimbun. Negeri Similina kembali hijau dengan tenang dan damai. Tak ada lagi sendu, sebab senyum selalu mampu menghapus seringai murung. Ratu Rismala memandang lazuardi, dengan senyum berujar lirih, "Tak perlu khawatir. Alles komt goed. Tersenyumlah, walau lelah. Kesabaran akan selalu berbuah keindahan."

____________

*Alles komt goed: Semua akan baik-baik saja.


Dari sebuah kisah mendadak, yang dibuat untuk membuat nona Tiara Rismala tersenyum.

Oleh Galih Hidayatullah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kategori Utama