Aku Rindu Kamu

Malam meretas geming. Dan aku duduk di depan beranda rumah. Menikmati setiap teguk kopi hitam yang mendingin. Langit sempurna pekat. Mungkin awan-awan sedang berarak mendung. Atau bintang gemintang yang terlalu enggan menemani bulan yang bercahaya redup. Menjadi lebih sepi ketika hening sempurna memeluk. Ada suara-suara binatang malam, -sebenarnya. Tapi kalah riuh oleh rindu yang mengetuk setiap lekuk dinding-dinding kepala.

Saat rindu, kenangan begitu usil menggoda. Mengundang berbagai macam ingatan yang mengulas tawa. Hingga tak jarang menyisakan air mata -pada akhirnya.

Kau tahu? Malam ini, aku mengenangmu, -lagi. Menghadirkan setiap ingatan-ingatan sederhana tentang kebersamaan kita. Tentang genggam tangan yang erat bersandingan dalam setiap langkah perjalanan. Tentang pelukan-pelukan kecil dalam melewati gigil yang ditawarkan hujan. Tentang lagu-lagu yang mengalun pelan mengusir segala sendu saat tangismu sesenggukan. Tentang belai manja tanganmu yang memainkan setiap anak-anak rambutku yang berantakan. Ah, aku rindu kamu. Aku rindu kita.

Aku rindu kamu. Sepekat dedak kopi yang mengendap di dasar gelas-gelas kopi. Setebal ingatan yang mengukung kepala. Sebanyak debar yang menggema di dalam dada.

Aku rindu kamu. Sesederhana itu.

6 komentar:

  1. aku rindu kita, yang bukan lagi kita. sudah menjadi aku dan kamu..

    BalasHapus
  2. Aku merindu mu seperti jalan setapak gersang merindu butir rintik hujan

    BalasHapus
  3. sebab gelisah hanya sampai pada pasrah
    rindu bgittu mudah untuk di buat goyah

    BalasHapus
  4. aku rindu kamu, kamu yang tak lagi disisiku..

    BalasHapus
  5. puing - puing rindu hanya mendarat di kaca jendela kamarmu, menunggu angin menyapu bersih.

    BalasHapus
  6. Mati kau dikoyak rindu. Galih hidayatullah.!!! Huahahaha

    BalasHapus

Kategori Utama