Barang Mahal Itu Bernama Kejujuran

“If you want to do the right thing, let’s do the right way….”

Sob, pernah nggak ngeluarin duit 75.000 untuk bayar tiket nonton bola padahal harga tiketnya cuma 30.000, hanya agar kita bisa dapet  tiket untuk nonton?
Pernah nggak minta uang ke orang tua untuk bayar buku paket sekolah dengan nilai harga yang udah dilebih-lebihkan?
Pernah nggak make uang bayaran sekolah/kuliah terus akhirnya kelabakan dan ngeganti dengan cara minjem dulu sama temen?
Pernah nggak mengeluarkan sejumlah uang untuk dapat lolos ujian tertentu? Ujian SIM misalnya?
Pernah nggak ngasih sesuatu ke seseorang agar dipermudah untuk melakukan suatu kegiatan?
Atau, pernah nggak mengambil hak orang lain secara diam-diam dan tanpa izin?

Nggak perlu dijawab.
Sederhana aja. Kita seringkali teriak, marah-marah, ngomel disana-sini. cas-cis-cus, komentar juga mengkritik pedas setiap kali melihat tayangan berita yang menginformasikan perkara korupsi. Sementara, kita nggak menyadari bahwa sebenarnya diri kita sendirilah yang membudayakan perilaku korupsi itu.

Segala hal besar diawali dari yang kecil, sob.
Gombal kalau kita berkata benci terhadap korupsi, sementara kita sendiri malah merawat sifat-sifat yang menyertainya; bohong, tamak, curang, licik, picik. Kalau kita dari sekarang aja udah ngerawat yang kecil itu dengan sangat baik, maka jangan salahkan bila nanti korupsi akan menjadi budaya yang apik.

Ngak usah jauh-jauh berpikir untuk bisa mengubah bangsa ini menjadi lebih baik. Masih ada satu orang yang lebih perlu untuk diperbaiki. Seseorang yang apabila ia baik, maka seluruh kehidupan yang menyertainya akan menjadi baik. Tak hanya untuk kebaikan hidupnya namun juga untuk kebaikan seluruh kehidupan yang menyertainya. Seseorang yang apabila ia telah baik, maka ia akan sangat mampu memperbaiki bangsanya.

Seseorang itu bernama diri kita sendiri.

“Selamat hari pendidikan nasional. Bahwa pendidikan tak melulu tentang aktivitas civika akademika. Namun juga pembelajaran akan karakter, kebaikan sebuah jati diri…”

14 komentar:

  1. terkadang kita sering mengkritik seseorang,,
    tapi tak pernah membayangkan rasanya jadi orang yang dikririk,,

    si a , dpr koruptor, si b , hakim suap
    tetapi tanpa kita sadari semua itu juga pernah terjadi dalam kehidupan kita sendiri,, bahkan kita sendiri yang menjadi perannya

    BalasHapus
  2. tanpa disadari memang neg ini masih perlu banyak perubahan..
    ga cuma pem.. tapi juga bawah2anya jg.. dan rakyatpun jg sama :o

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak perlu jauh-jauh, diri kita sendiri aja dulu perbaiki.

      Hapus
  3. *tos! setuju banget. perubahan itu harus dimulai dari diri sendiri.
    munafik banget kalo teriakin koruptor padahal kelakuan dirinya aja belom bener. ;)

    xoxo
    kelimutu

    BalasHapus
  4. setuju.. semua hal walaupun sekecil apapun harus dimulai dri diri kita sendiri..
    selamat hari pendidikan nasionaal :D

    BalasHapus
  5. kalau menurut pendapat saya
    jujur itu wajib, meskipun itu sakit
    tapi kadang2 karena telalu blak2an sampe bertengkar sama orang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yakin saja, bahwa kebaikan akan selalu berakhir dengan kebaikan :)

      Hapus
  6. segala sesuatunya balik lagi ke diri kita ya, *kemudian sadar*

    oke. Nice posting :)

    BalasHapus
  7. Emang bener kata orang, kalo jomblo itu pikirannya kreatif, karna gak perlu mikirin pacar~

    BalasHapus

Kategori Utama