Sebuah Renungan Untuk Sahabat

Aku sering berpikir…
Untuk apa aku hidup?
Mulai dari sebuah sekolah yang menanamkan disiplin dan kehidupan masyarakat.
Begitu banyak masa kecil yang tersita untuk belajar.
Dan akhirnya mendapat gelar.

Aku menambah antrian pencari kerja.
Lowongan…
Lowongan…
Lowongan…
Yap…
Ini dia!
Setelah beragam tes, aku masuk dalam daftar karyawan…

Merintis karir dan profesionalisme.
Tenggelam dalam tumpukan kerja.
Mabuk…
Gila kerja…
STRESS!!!!!!!
Tapi,
Karirku menanjak.
Dan aku menuai banyak UANG!

Waktu berlalu..
Ada target baru disana.
Bertemu belahan jiwa.
Arungi bahtera menuju mawaddah wa rahmah.
Mendapat amanah.
Ssst..
‘Ini dia generasi penerus yang diidamkam…’

Mendaki tangga hidup bermasyarakat.
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Akulah ‘Bintang’ dimanapun aku berada.
Dan aku benar-benar menjadi kaya raya.
Tapi rasanya waktu berlalu begitu singkat untuk memenangkan arena secara sempurna.

Ugh…
Mereka mengatakan aku tak berarti.
Rasanya hampir gila.
“Hancur…”
Tulalit.. tulalit… tulalit..
Tak seoang pun yang mau menemaniku.
Aku sudah menjadi sampah.
Waktu berjalan begitu lambat.
Gelap…
Semua berkabut.
Seperti mengejar ketololan.
Semua menyingkir.
Semua menjadi musuh.
Tinggal menunggu waktu.
Ketika saat yang dijanjikan itu tiba.

Dari semua renungan ini…
Aku mendapat IDE…

Aku akan menikmati hidup.
Aku mencintai semua orang.
Banyak mendengar dengan tulus.
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin dalam persahabatan.
Mungkin juga banyak bertualang.
Rekreasi.
Masak yang paling enak.
Berteman dengan penuh kehangatan.
Menambah porsi kasih sayang.
Berkirim dan menerima pesan.
Selalu mencari win win solution.

Sebenarnya aku gamang.
Tapi aku yakin aku bisa.

Katakan apa saja, aku akan mencintai anda semua.
Aku akan membersihkan dunia dari najis-najis batin dan kebencian.
Menjadikan semua orang saling berbagi.
Waktu tak akan mampu menghentikanku.
Bahkan sekali pun aku telah pergi.

Sahabat…
“Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan…”

Sahabat…
Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum.
Cukup ujian dan cobaan untuk membuatmu kuat.
Cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi.
Dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.

“Yaa Tuhan..
Dengan jiwa penuh noda kami kembali.
Hanya rahmat-Mu yang dapat menyelamatkan kami.
Amiin…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kategori Utama