Sebuah Artikel Kehidupan

Butiran embun berkilau indah, menari-nari di atas hijaunya daun, terbias anggun senyum mentari pagi, mengawali hariku untuk mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa baru penerima beasiswa SDM-EKSPAD STEI-SEBI. Izinkanlah aku memperkenalkan diri, namaku Galih Hidayatullah. Jika suatu kali saudara berkunjung ke Parung-Bogor, mampirlah sejenak ke Jalan Jati Jaya II Kampung Jati Rt 002 Rw 006 No. 117, karena saudara akan menemukan diri ini disana, seorang lelaki dengan perawakan tubuh yang tidak terlalu besar namun  memiliki kemauan dan semangat kerja keras yang jauh melebihi ukuran tubuhnya. Aku lahir di Jakarta 18 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 5 Oktober 1992. Aku anak kedua dari empat bersaudara. Ayahku adalah seorang suku Jawa, lahir di Bantul pada 24 Desember 1964, bernama Mulyono. Sedangkan ummi-ku, seorang warga pribumi asli, kelahiran Parung 9 April, 45 tahun yang lalu.
Sekilas tentang keluargaku. Ayahku bekerja sebagai buruh pabrik pembuat sandal dan sepatu di daerah Grogol, Jakarta. Beliau bekerja hampir satu hari penuh di tempat tersebut, walau upah yang ia terima lebih sering tak sesuai dengan banyaknya butiran keringat yang ia keluarkan. Untuk menghemat biaya pengeluaran, biasanya beliau pulang satu kali dalam seminggu dengan membawa hasil jerih payahnya mencari nafkah untuk keluarga. Ibuku bernama Upit Supiati. Sejak kecil aku biasa menyapanya dengan sebutan ummi. Tak banyak kata yang bisa menggambarkan betapa hebat sosoknya di mataku. Begitu banyak cinta, kasih, sayang, juga ilmu kehidupan yang beliau berikan  dan ajarkan kepadaku. Aku bangga memiliki ayah dan ibu seperti mereka, ‘batu karang kokoh yang tak pernah letih melawan setiap dera kehidupan yang menghadang’. Kakakku berumur 24 tahun, Hendy nama panggilan akrabnya. Kini ia menjadi seorang Relawan Penanggulangan Bencana di salah satu instansi yang bergerak dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kaum Dhuafa. Beberapa waktu lalu ia berhasil menyelesaikan tugas mulianya dalam bencana letusan Gunung Merapi. Adik pertamaku yang hanya terpaut dua tahun dariku, bernama Tri Wibowo. Ia kini duduk di kelas dua SMA Negeri 1 Parung. Sekolah yang juga menjadi almamater kebanggaanku. Sedangkan adikku yang terakhir, bernama Dimas Maulana Arby. Adik kecilku yang berumur lima tahun ini selalu bisa membuat kami sekeluarga tersenyum dengan tingkah polah menggemaskan yang ia tunjukkan. Begitu bahagianya aku bisa tumbuh di tengah keluarga ini.
Galih. Sejak kecil aku terbiasa disapa dengan panggilan ini. Aku menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN Mekarwangi. Beberapa kali aku mendapatkan predikat tiga besar di sekolah ini. Puncaknya, ketika wisuda kelulusan sekolah dasar, aku mendapatkan predikat ‘siswa terbaik’ di SDN Mekarwangi. Selepas sekolah dasar, aku melanjutkan pendidikan di Yayasan Pendidikan Am Badaar SMP Citra Bangsa.

Prestasiku di SMP Citra Bangsa cukup membanggakan, selama 2 semester di bangku kelas VII, aku berhasil menyabet peringkat 1 dan juga menjadi juara umum pertama. Menanjak ke kelas 2 aku dipercaya untuk menjadi ketua OSIS SMP Citra Bangsa. Meskipun saat itu kesibukanku bertambah karena menjadi ketua osis, aku berusaha untuk tetap fokus dalam belajar. Dan, Alhamdulillah… 2 semester di kelas VIII aku bisa mempertahankan prestasi, menjadi juara kelas dan juara umum pertama. Hal ini terus berlanjut hingga aku ke kelas IX, aku bisa mempertahankan prestasi menjadi juara umum pertama untuk tiga tahun berturut-turut di SMP Citra Bangsa. Dan puncaknya, ketika acara perpisahan kelas IX aku didaulat sebagai ‘siswa berprestasi’ SMP Citra Bangsa.

SMA Negeri 1 Parung merupakan pelabuhan pendidikanku untuk tingkat selanjutnya. Persaingan di kalangan siswa SMA Negeri 1 Parung cukup ketat. Aku harus berusaha lebih keras lagi untuk bisa naik ke tangga teratas. Selama di bangku kelas X, aku berhasil menjadi juara 1 selama dua semester, meskipun kali ini aku gagal untuk menjadi juara umum. Naik ke kelas XI, aku masuk dalam program jurusan IPA. Di kelas ini, aku kembali meraih predikat juara 1 di semester ganjil, dan berhasil menjadi juara umum ketiga tahun pelajaran 2008/2009. Di semester berikutnya, aku berusaha meningkatkan kualitas belajar. Dan hasilnya, aku bisa mempertahankan juara 1 di kelas, dan berhasil menjadi juara umum kedua tahun pelajaran 2008/2009. Meskipun segala upaya telah kukerahkan untuk mempertahankan prestasi, akhirnya di bangku kelas XII, posisiku berhasil digeser dan hanya menjadi terbaik ketiga di kelas.

Cukup banyak kegiatan yang kulakukan semasa bersekolah di SMA Negeri 1 Parung ini. Mulai dari menjadi peserta di berbagai kegiatan, hingga menjadi panitia pelaksana diadakannya kegiatan karena ketika itu aku menjadi anggota OSIS, koordinator Bidang Ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, juga sebagai koordinator Divisi Tarbiyah di ekskul Rohani Islam (Rohis) SMA Negeri 1 Parung. Di sekolah ini, aku juga berkesempatan untuk mengikuti undangan kegiatan perlombaan. Mulai dari perlombaan kecil seperti Nevar Islamic Championship, sampai perlombaan dengan tingakatan yang lebih besar seperti Cerebrovit Exel Brain Competition di Bandung, meskipun pada lomba ini aku hanya sampai pada tahap Final. Tak hanya perlombaan, beberapa kali aku juga mengikuti kegiatan seminar dan pelatihan, diantaranya seminar anti narkoba yang diselenggarakan oleh Sekolah TInggi Sandi Negara (STSN), Pelatihan Pengenalan Dasar Sistem Jaringan Komunikasi oleh PT. Telkomsel, Pelatihan Pengenalan Dasar Perbaikan Handphone yang diselenggarakan oleh PT. Indosat, Seminar Ekonomi Syariah yang diselenggarakan oleh STEI SEBI, Seminar Ekonomi Syariah ‘Kiprah Islamic Education for Teens’ oleh organisai KIPRAH (Komunitas Pengembangan Generasi Muda Harapan) dan seminar lainnya.

Berbicara tentang ekonomi, sejak kecil aku memang bercita-cita untuk menjadi seorang entrepreneur atau pengusaha. Sehingga semasa bersekolah di SMP dan SMA kelas X, aku begitu senang dalam mempelajari ekonomi karena berharap hal itu bisa menjadi modal awal untuk perkembangan diriku menuju impian menjadi seorang pengusaha. Begitulah sedikit cerita mengenai perjalanan hidupku. Aku berharap hal ini menjadi bahan pertimbangan untuk bisa menerimaku dalam program beasiswa SDM-Ekspad STEI SEBI. Semoga STEI SEBI menjadi pelabuhanku selanjutnya demi meretas mimpiku menjadi nyata. Amiin..

“Ya Allah,  berikanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatmu yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal sholeh yang engkau ridhoi dan masukkanlah aku dengan rahmatmu ke dalam golongan hamba-hambamu yang sholeh...”
(Qs. An Naml : 19)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kategori Utama