Selepas Kepergian

Ini tentang malam yang terlalu dingin untuk dibicarakan. Tentang kesepian yang tak pernah bosan memeluk kesendirian. Tentang gigil gemelutuk yang memeluk kala bekunya setiap debar perasaan. Kalimat ini tercipta dari kesedihan yang terlalu. Tentang kecemasan dan haru yang mengukung. Tentang perkara hati yang membuat wajah selalu memasang seringai murung. Rima ini tergagas dari lirih...
Selengkapnya

Lelaki Yang Diam-diam Mencinta

Suatu hari, ada seorang pemuda yang diam-diam mencinta -lelaki itu aku, by the way. Ia habiskan waktunya untuk memerhatikan setiap lekuk perjalanan hidup sang wanita pujaannya. -wanita itu kamu, tentu saja. Tapi, ada hal yang tak bisa membuat lelaki itu menunjukkan perasaannya. Lelaki itu sedang menjalani hubungan asmara dengan wanitanya. Maka, ia pendam perasaan itu dalam-dalam....
Selengkapnya

Putri Keyla dan Lelaki Bertudung Hitam #10 (Sebuah Awal Dari Babak Baru)

Selamat siang, tuan.Pendongeng kembali. Maaf membuatmu menunggu lama. Kau duduklah diam-diam dan tenang. Saya akan menceritakannya lagi pelan-pelan. Ah, tapi tunggu sebentar, tuan. Maukah kau berjanji untuk tetap baik-baik saja apapun yang terjadi pada akhir dongeng ini? Baiklah,...
Selengkapnya

Putri Keyla dan Lelaki Bertudung Hitam #9

Selamat pagi, tuan.Pendongeng kembali. Izinkan saya meneruskan lagi cerita yang sempat tertunda. Kau duduklah diam-diam dan tenang. Saya akan menceritakannya lagi pelan-pelan.--------Pemuda itu masih menatap Putri Keyla, mengharapkan segala hal baik akan terjadi, mendoakan setiap kemungkinan bagi hatinya yang rupanya telah jatuh terlalu dalam tanpa pernah ia sadari.Putri Keyla...
Selengkapnya

Putri Keyla dan Lelaki Bertudung Hitam #8

Selamat pagi, tuan.Begini, hari ini saya akan mendongeng untuk kamu. Sebuah dongeng sederhana yang sempat bimbang untuk menemui akhirnya. Kau duduklah diam-diam dan tenang. Saya akan melanjutkan dongeng pelan-pelan.-----------Putri Keyla berjalan ke taman dengan langkah yang entah mengapa dirasanya terlalu riang. Ia sudah terlalu lelah memikirkan apa yang kira-kira laki-laki bertudung...
Selengkapnya

Nantikan di Kotamu, Nona

Saya tak ingin menulis banyak-banyak. Begini, nona. Beberapa hari lagi saya akan mengunjungi kotamu. Tapi debar sudah bergemuruh tak menentu. Belum lagi resah entah bernama apa selalu setia mengusik setiap pejam dan jaga. Ah, saya grogi. Hmm... Bukan takut bertatap muka, hanya saja, mungkin kali ini rasanya berbeda. Kita, kau dan saya, sudah saling mengetahui perihal perasaan masing-masing,...
Selengkapnya

Kategori Utama