Hari mulai petang, sedang cuaca tengah tak bersahabat kepada siapa saja yang hidup. Riuh guntur masih sengit bercengkrama, meluruhkan hujan melalui bulir-bulir bening dari atas langit. Begitulah pemandangan yang ditawarkan semesta kepada mata risau si gadis mungil yang mengenakan baju lusuh berwarna cokelat pudar yang kuyup terbasuh hujan di bahu jalan raya. Lalu lintas kota...
Perempuan Jendela Senja
Kereta melaju dengan kecepatan penuh. Bangku-bangku berjejer dengan penumpang yang hanya terisi setengah dari jumlah yang tersedia. Hari ini Senin, mungkin bukan waktu yang tepat untuk berpergian jauh melintasi provinsi. Atau bisa jadi, minimnya tingkat kenyamanan kereta menjadi salah satu alasan penumpang lebih memilih berpergian dengan moda transportasi lain. Kecuali aku.
Aku...
Ciuman Kedua
"Terus kenapa kalau aku punya jerawat?"
"Ya nggak apa-apa, toh aku masih bisa menikmati wajah lucumu yang memerah malu setiap kali aku menggodamu."
"Tadi kenapa bilang aku jerawatan?"
"Ya cuma bilang aja."
"Bohong."
"Sensitif banget, baru ngomongin jerawat. Bagaimana kalau aku bilang kamu kayak monster laut?"
"Ih kamu jahat banget bilang aku kayak monster laut....
Kepada Kamu: Sya
Untuk setiap debar yang kumaknai sebagai cinta. Sosokmu adalah setulus-tulusnya alasanku untuk bertahan, Sya.
Entah sudah detik keberapa aku merenung. Mengenang setiap kisah dalam lembar koran jiwa. Membaca setiap alinea dengan hati-hati. Membiarkan pikiran membuka kembali kotak memori yang sempat tertutup rapat-rapat. Lalu aku tersesat dalam rindu yang ambigu. -saat itu.
Mungkin...
Kemandirian Untuk Berbahagia
Sudah terlalu banyak orang yang menjadikan dirinya sebagai boneka. Hidup dalam keteraturan asing yang sulit untuk dimengerti; semisal norma, asas, hukum adat, atau bahkan sekadar ucap penilaian orang lain. Alasan batas yang mengukung jiwa hingga hati terbelenggu dalam perasaan serba salah ketika ingin melakukan sesuatu. Entah takut dinilai sebagai orang buruk atau tidak sesuai...
Anak Kuli
Pernah suatu hari ibu datang menemui saya dengan mata berkabut, ada titik air yang menggenang di pelupuk matanya,“Selamat ulang tahun kedelapan belas Bayu, semoga sehat dan panjang umur. Jadi anak yang selalu membanggakan ibu. Maaf kalau ibu enggak bisa kasih hadiah apa-apa. Termasuk memenuhi keinginan Bayu untuk kuliah.”
Seketika saya diam, saya peluk erat ia sebagaimana rasa...
Langganan:
Postingan (Atom)
Artikel Acak
Followers