Jangan Curi Budaya Lagi

Suatu saat ketika masa kanak lalu, ummi pernah begitu marah kepada saya. Saya masih duduk kelas 4 SD saat itu. Usia-usia manja dimana segala hasrat dan keinginannya harus terpenuhi. Waktu itu game tamaghoci begitu booming, saya tak luput terpengaruhi oleh hasrat memiliki benda itu. Tapi, saya tak mungkin meminta kepada Ummi untuk membelikannya. Salah-salah, saya bisa kena damprat ketika meminta itu. Tak berani, karena ummi pasti mengatakan bahwa hal itu bukan sesuatu yang penting untuk dimiliki. Maka, demi memenuhi hasrat ingin memili benda itu, saya diam-diam 'mencuri' uang simpanan Ummi di bawah tumpukan baju di lemari. Setelah  sukses mengambil uang sebesar 25.000 Rupiah, saya beranjak untuk membeli tamaghoci yang begitu saya idam-idamkan. Pada keesokan harinya, ummi menyadari uangnya menghilang. Tak ayal, saya menjadi orang yang juga ditanya perihal hilangnya uang tersebut. Setelah proses penekanan yang ummi lakukan, saya akhirnya mengakui juga bahwa itu adalah ulah saya. Ummi tak lagi bicara, ia meninggalkan saya begitu saja. Terhitung dua hari semenjak kejadian itu, Ummi mendiamkan saya. Diam dalam arti yang sebenarnya. Seolah menganggap saya tak ada di rumah. Pengabaian itu membuat hati saya sesak. Jauh lebih perih ketimbang pukulan atau cubitan yang biasa ummi lakukan ketika marah.

Mulai saat itu saya menyadari.
Bahwa mencuri adalah perbuatan yang salah dan tak terampuni.

********

Hari ini, pencurian terjadi bukan hanya terkait masalah uang dan benda saja. Adalah budaya yang sejatinya adalah karakter suatu bangsa, tak luput menjadi sasaran objek pencurian. Sudah tak bisa lagi terhitung dalam hitungan jari kasusnya. Seolah hal ini menjadi candu yang membuat ketagihan siapa saja. Siapa pelakunya? Mereka adalah sekelompok orang yang tak bangga dengan jati dirinya sendiri. Mereka yang hatinya tertutupi oleh nafsu dan ambisi duniawi. Padahal, mengambil budaya sama saja pengakuan bahwa mereka tak memiliki jati diri yang membanggakan mereka. Sehingga mereka merasa perlu untuk menjadikan kebudayaan kelompok lain sebagai topeng penutup wajah agar membuat mereka terlihat lebih baik. Ah, munafik sekali.

Lalu apa bedanya dengan pecundang yang hanya mampu tersungkur pasrah dalam lubang pengap penuh aroma keputusasaan? Tak ada upaya untuk memperbaiki, selain mengambil sesuatu yang bukan haknya untuk dimiliki. Lantas, apa yang diharapkan dari ketidak-banggaan diri? Tak ada. Sungguh, tak ada sama sekali.

Maka, jangan curi lagi budaya kami!!!
Berbanggalah dengan jati diri kalian sendiri.
Karena mencuri adalah perbuatan salah dan tak terampuni.


17 komentar:

  1. bener banget mas " berbanggalah dengan jati diri kalian sendiri" bukannya setiap diri seseorang memiliki jati dirinya masing2. masa mau ngerebut jati diri orang lain .. -____-"

    BalasHapus
  2. setuju banget....

    kami bangga dengan kebudayaan yang kami miliki...
    jadi buat yang suka mengklaim, kalian juga harus bangga dengan kebudayaan kalian tak usah mencuri dan mengklaim kebudayaan negara lain...

    BalasHapus
  3. Setuju, gue bangga terlahir di negara yang beranekaragam kebudayaan ini. Cinta Indonesia

    BalasHapus
  4. Go to hell untuk Pencuri Budaya Indonesia

    BalasHapus
  5. mari kita menjaga budaya kita masing2 disetiap daerah, adalah salah satu upaya kongkrit untuk menjaga budaya indonesia.. :D

    BalasHapus
  6. laahh orang yang nyolong itu sendiri ngga tau siapa jati dirinya sendiri

    SUSAH memang!!

    BalasHapus
  7. mas aih pernah mencuri? nggak nyangka. tapi saya juga pernah sih.

    iya setuju sekali! mencuri itu emang gak bisa diampuni. kita harus bangga dengan budaya kita, mereka juga harusnya bangga dengan budayanya sendiri.

    BalasHapus
  8. Bahkan Syamsul di buku + film "Dalam Mihrab Cinta" pun pernah juga mencuri, dan itulah awal dari perubahan hidup dia. #korbanfilm

    begitu pula untuk pencuri Budaya semoga bisa segera Insyaf dan tidak mencuri lagi ^__^

    BalasHapus
  9. ngejomplang aiiih, antara yang pertama sama kedua. tapi pesannya nyampe kok.. iya gw juga pernah mencuri dan dampaknya penyesalan dan kebodohan. semoga saja yang sudah mencuri budaya ini merasakan kepahitan itu. di diamkan rasa penyesalan dan kebodohan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya zay, kurang beberapa kalimat dibagian awal. Untuk kesesuaian analogi. Benang merahnya kurang kuat. Terburu-buru kemarin. Hehe
      Thanks ya :)

      Hapus
  10. Aku bangga jadi orang Indonesia. Tapi bangga saja tak cukup loh, butuh aplikasi atas kata bangga tersebut. Bagaimana bentuk aplikasinya, yah cintailah semua yang ada di Indonesia.

    Pesan saya sih gini "Jagalah Budayamu sebagaimana engkau menjaga wanita/pria yang engkau sayang, karena tak mungkin orang lain akan merebutnya darimu ketika engkau menjaga dan memeluknya dengan erat"

    BalasHapus
  11. Wakakakaka... tulisan yang bagus... :D
    Padahal di dalemnya gak terlalu memfokuskan inti dari "budaya" itu sendiri... ( >__O)b

    BalasHapus
  12. hoho...aku juga pernah gitu...sekarang malu sendiri kalo inget :(
    yap,ayo kita jaga bersama apa yg kita punya..jangan sampe diambil oleh pecundang yg nggak ada kapoknya...

    BalasHapus
  13. Analogi yang bagus meeen ! Mencuri memang bukan perbuatan yang baik, apalagi plagiat :)

    BalasHapus
  14. aku suka sekali tulisannya..
    sedikit tapi mengena ^^ kereenn..
    mencuri emang bukan perbuatan baik, siapapun seharusnya tahu.. sedikit banyak orang2 yg mencuri budaya kita mencerminkan karakter bangsa mereka sendiri lho ..

    BalasHapus
  15. simple jelas dan padat ini tulisannya bang :)
    tapi tepat sasaran hehe
    semoga negara sebelah punya rasa sadar dan penyesalan seperti bang aih ya :)
    supaya mereka ga mencuri kebudayaan juga berbagai makanan Indonesia lagi :D

    BalasHapus

Kategori Utama