“Pada hari minggu
kuturut teman ke dupan.
Naik kereta istimewa
kududuk di muka.
Duduk disamping pak
kusir yang sedang bekerja.
Mengendarai gerobak
biar baik jalannya.
Pung ketimpang
ketimpung ketimpang ketimpung.
Pung ketimpang
ketimpung ketimpang ketimpung…”
Hari minggu tanggal 22 April kemaren, gue dan sepuluh
anggota komunitas blogger terbesar di nusantara,
Kancut Keblenger mengadakan
camping (gak tau disebutnya apa, dari kecil tahunya liburan di tempat yang jauh
itu namanya camping) di wahana rekreasi Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol.
Acara ini digagas sama temen gue si Senny, remaja (
sebenernya udah berumur
sih, uhuk) mungil lulusan Manajemen Rumah Sakit Universitas Indonesia.
Jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan, ini orang udah bawel banget. Mention sana,
mention sini. Sms sana, sms ini. Tapi tetep aja, usaha yang sebenarnya modus
tebar pesona itu tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Doi masih setia
dengan kostum jomblonya. Entah karena apa.
#DoaIndonesiaUntukKebahagiaanSenny
Muehehe
Minggu pagi gue berangkat ke Terminal Depok buat naek
Commuter Line menuju Manggarai (eh, bacanya itu manggarai atau manggara i sih?) bareng sama si Shanti dan teman kampusnya, lupa
gue namanya siapa (perasaan kemaren inget). Gue emang punya penyakit lupaan
sama nama orang. Tapi kenapa kalo masa lalu, gue susah banget ya buat ngelupain?
#SelinganCurhatDikit
Jam 10an gue, shanti dan temannya yang gue lupa namanya sampe di Manggarai a.k.a Manggara i, sambil nunggu Rombongan KK Bogor sampe kita bertiga duduk-duduk manja di pangkuan abang-abang petugas penjaga peron. Sekitar 15 menitan nunggu, rombongan KK Bogor (Parit, Tammy, Izza, Kikko + Senny) sampe juga di Manggarai a.k.a Manggara i. Setelah itu kita meluncur menuju ancol naik TransJekardah.
|
mamah, aku mau naik busway mamah :3 |
Sesampainya di Dupan, ternyata penantian ini belum selesai. Masih ada 3 anggota KK lain yang belum dateng, Diori, Dini dan Dhila. Maka, dengan sisa kesabaran yang kita semua miliki dengan
terpaksa senyum kita menunggu mereka datang.
|
Penantian panjang -_- |
Sebagai dua orang yang diharapkan lucu oleh semua anggota yang ikut hari itu, gue sama parit cuma bisa ngasih banyolan-banyolan khas pemuda pengangguran, yaitu saling bully-bullyan, gampar-gamparan, injek-injekan, dan main jenggut-jenggutan bulu ketek antara yang satu dengan yang lain. #abaikan
Tujuannya sih sederhana, biar anak-anak ketawa dan gak keburu bosen nunggu kepastian. *eh
Ini dia tampang si parit parit itu.
|
Farid Adzroel. 20 tahun. Pingsan Tersengat Listrik Kostan. |
Setelah cukup lama nunggu, akhirnya jumlah anggota yang diharapkan datang sudah lengkap. Kemudian saltolah kita semua menuju DUPAN !!!! Yeee
ƪ(♥ε♥)ʃ
|
Ibu payah nih. Ibu, jangan mengahadap ke belakang dong. Ada kita yang kece-kece gini juga. #salahfokus |
Ada hal konyol yang bikin gue gak habis pikir sama anak-anak ini. Teori konspirasi mereka menyaingi agen-agen epbiei atau siayey sekalipun. Mungkin mereka masih gak terima sama perlakuan Ratu Kancut, Si Irvina Lioni yang dengan tega memaparkan kejadian pelepasan kostum jomblonya di Jembatan Kota Intan beberapa waktu yang lalu. Demi melihat miniatur jembatan Kota Intan di Dupan, tercetus ide yang selama ini belum sempat tercerna di otak gue. Mereka ingin melakukan reka adegan yang dilakuin sama si Vina kemaren-kemaren itu. Dan teganya, gue sebagai lelaki tertampan yang ada disana dijadikan sebagai korban untuk dapat melaksanakan konspirasi mereka itu.
Dan berikut adalah hasilnya.
Kora-kora.
Apa yang kalian tahu tentang kora-kora?
Sejenis makanan tutup mulut?
Ataukah sejenis mamalia laut?
Atau semacam mantra penghilang predikat jomblo?
Oh...
Tentu bukan.
Kora-kora adalah salah satu wahana yang ada di Dupan.
Semacam alat yang diciptakan untuk membuat perut siapa saja mual.
Sistem kerjanya menyerupai jungkat-jungkit, bedanya letak wahananya ada di ketinggian sekitar 10 Meter, dan ayunan alatnya gak manusiawi. Semacam dikasih harapan yang bikin kita melambung tinggi, tapi kemudian ditinggalkan, diinjak, tak dipedulikan. #eh
|
eh, eh salah upload #salahfokus |
Gue, Farid, Tami gak habis pikir sama wahana ini. Kita hanya heran, masa di tempat rekreasi semacam ini banyak hal-hal yang mengumbar aurat sih? Kan kita disini kita mau seneng-seneng. Bukan horny-horny. Itu baru satu, belum yang lain. Kayak yang ini nih.
|
Aduh, jangan pegang-pegang neng. Geli. |
|
|
|
Demi jenggot mika tembayong, itu maksudnya apa? Tolong Pak Gubernur Jakarta, jelaskan pada saya apa maksud dari semua ini? Kalau memang Dupan adalah wahana rekreasi keluarga, tolong ditertibkan dong patung-patung semacam itu. Katanya Indonesia masih punya adat ke-timuran?
Selepas bersenang-senang di wahana kora-kora, kita beranjak ke wahana lain. Halilintar. Semacam roller coaster gitu (bukannya emang roller coaster yah? kok pake segala "semacam"? pemborosan kata nih) #plak
Wahana ini adalah wahana yang antriannya paling penuh. Sulit membedakan antara antrian Halilintar dengan antrian BLT di kantor pos pedesaan. Saking parahnya antrian, ada yang sampe jenggut-jenggutan, tonjok-tonjokkan, muka terinjak-injak, hidung berdarah-darah. Hanya demi mendapat urutan terdepan dalam antrian.
Di tengah gebalaunya antrian, ada beberapa sosok orang yang wajahnya gak asing lewat di depan kita. Muka-muka yang ada di tipi akhir-akhir ini. Gue kirain anak-anak Indonesian Idol, ternyata emang iya. #plak
Sementara, si Dhila dan Dini histeris.
"Aaaaaa... Idol.. Aaaaaaa"
"AAaaaa... Ka Ivan... AAaaaaa"
"Aaaaa.. Dera... Aaarrbbbbbbbghghgh" (mulut mereka gue sumpel pake sendal)
|
galih idol :p |
|
Cuma si Diori yang berhasil photo sama ini orang. Siapa sih namanya? Dia penjaga loket dupan bukan sih? |
Beranjak dari wahana Halilintar, kita merangkak menuju wahana selanjutnya yaitu Arung Jeram. Antrian disini lebih gak manusiawi, tapi jauh lebih baik karena ada shower kecil-kecil yang bikin adem pengantre. Sebelas orang yang dateng berani buat ikut wahana ini, tak luput si senny yang terkenal cemen itu.
Ya seperti biasa, asal kita semua kumpul kelakuannya biadab semua. Paling rame, paling norak, paling ketawa. Apa aja dilakuin biar gak bete nunggu antrian. Serius, apa aja dilakuin. (dipertegas biar dramatis)
|
Aduh, maaf salah upload lagi. *uhuk* |
|
Mbak, jangan megangin rambut gitu dong. Gak enak yah rambutnya gimbal? #salahfokus |
|
Kelakuan -__-" |
|
Mmm.. Bapak kamu ..... |
Setelah lama ngantri, akhirnya tiba juga kesempatan main arung jeram.
"Kepada peserta arung jeram, silahkan sabuk pengamannya dimasukkan ke lubang tersempit....", ujar koordinator wahana Arung Jeram.
WHATTTTT!!!!
Apa ini?
Coba ulangi, sayah gak denger!
Apa pula itu maksudnya? Porno sekali. Harus banyak belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar nih si mas-mas kordinatoornya. Harusnya kan dia bisa bilang gini: "Kepada peserta arung jeram, untuk menjaga keamanan, silahkan gunakan sabuk pengamannya. Cara menggunakannya mudah sekali, cukup anda kaitkan sabuknya ke dalam lubang yang ada di sabuk tersebut. Jika tidak bisa, petugas kami akan membantu anda untuk memasangnya . Terimakasih..." Apa susahnya coba kalo dia ngomong gitu? Kan enak didengernya juga.
Selepas main arung jeram, kita ke wahana 4d Simulator. Wahana ini yang paling gak banget, udah lama-lama kita ngantri, pas dapet kesempatan masuk ternyata kita cuma dikasih tempat duduk yang bisa mijit-mijit peserta yang duduk di atasnya dan dihadapkan pada Film Happy Feet, Penguin yang absurd abis. Sekumpulan penguin yang kerjaannya shuffle dance di kutub. Gue sama Parit hanya heran, masa Film konyol kayak gitu bikin orang-orang yang ada di dalem teriak-teriak? Ini apa maksudnya coba? Kecuali film-film thriller semacam Saw, Final Destination, Chucky, atau apalah, baru gue anggap pantes kalo orang-orang pada teriak.
Alhasil, sementara orang teriak AAaa Iiiii UUuu EEeeee OOOo gak jelas. Gue sama Parit cuma bisa poker face, tangan ditengadah ke atas, sambil teriak : "TERIAK... TERIAAAAKK... TERIIIAAAAK, Aaa TERIAAAAK..."
Keluar dari wahana ini, langit udah mulai remang-remang. Semburat jingga mulai menggelap dilahap petang. Tapi semangat kita masih berkobar. Masa jauh-jauh dari rumah, di Dupan cuma naik 3 wahana? Gak adil, bayar mahal-mahal juga. #GakMauRugi #MentalPengangguran
Tadinya kita mau ke istana boneka, mau liat boneka santet sama jenglot. Tapi ternyata, wahana Hysteria udah sepi. Yaudah, akhirnya kita ke wahana Hysteria. Gak kita juga deng, kan yang naik wahana itu cuma Gue, Kiko, Dini, Tami, sama Diori. Sisanya cuma nongkrong-nongkrong manja sambil photo-photo. Hina sekali mereka itu.
Berani sumpah!!! Itu yang bikin wahana Hysteria pasti punya dendam kesumat sama golongan orang-orang yang PHP. Gimana gak coba? Saat gue lagi duduk-duduk manis di tempat yang disediakan, dengan manja gue dinaikkan perlahan. Setelah naik baik-baik, gue dilambungkan gitu aja ke ketinggian 100 m di atas permukaan laut. Gak hanya itu, dengan tega itu mesin bikin gue naik-turun dengan hebatnya. Sampai gemetar kaki, sampai mual perut, sampai pusing kepala gue. Ampun mamah, aku gak kuat menghadapi ini sendirian.
|
aaaaaaaaaaa . . . . . |
|
Kami kan orang-orang cemen qaqa ~ |
Selepas di PHP-in sama Hysteria kita beranjak ke wahana terakhir, yaitu Bianglala. Sebuah kincir air raksasa yang bisa mengajak siapa saja muter muter di atas langit jakarta. Disini kita dibagi menjadi 2 Kelompok, soalnya gondola disana cuma cukup buat 6 orang. Jadi gue, Izza, Diori, Dini, Kiko dan Dhilla ada di Gondola no. 12 sementara Parit, Senny, Shanti, Temennya Shanti, sama Tammy ada di Gondola no. 13.
Gue aneh. Padahal kan ini wahana paling woles dari semua wahana yang ada. Tugas kita disini cuma duduk-duduk santai, lalu diputer sama mesin buat melihat keindahan kota Jakarta. Wahana romantis deh. Tapi, itu semua gak berlaku buat kita semua. Awal mulanya sih berawal dari pertanyaan gue ke anak-anak.
"Eh, udah pernah nonton Final Destination belum?"
Pertanyaan singkat sebenernya. Tapi, hasilnya gak sesingkat itu. Anak-anak histeris, teriak-teriak. Sementara gue, cuma nyengir-nyengir dan nanya dalem hati. "Emang final destination berapa ya yang ada bianglalanya?"
|
Kan cuma naik bianglala? Emang harus gitu ya tampangnya? |
Fyi, gue emang udah bertekad. Di wahana yang terakhir ini, gue harus memberanikan diri untuk nembak siapapun yang ada disana. Gue udah bosen sendiri. Gue mau punya seseorang. Sesuatu yang orang-orang bilang sebagai 'pacar'. Parit, Senny sangat mendukung rencana gue ini. Mereka berharap gue mampu melaksanakan rencana ini dengan baik. Maka, di suatu kesempatan yang gue anggap sebagai momen yang pas, yaitu saat dimana gondola gue tepat berhenti di letak yang paling atas. Gue memberanikan diri untuk membuka percakapan serius.
"Nnnggg... Gue sayang sama kalian semua.
Jadi, siapa yang mau jadi pacar gue...?"
Tak-tak-desh.
Seketika, gue dilempar dari gondola.
Selesai bermain bianglala, maka berakhir pula perjalanan gue dan anak-anak KK di Dupan. Terimakasih teman-teman semua. Terimakasih keluarga baru gue. Berkat kalian, gue jadi tau apa itu Dupan dan wahana-wahana yang menyertainya.
Satu hal yang gue pahami:
"Tak peduli, seberapa jauh pun ia berada. Tak peduli, seberapa lama pun engkau pernah mengenal ia. Seseorang yang engkau anggap sebagai sahabat akan selalu mampu membuatmu tersenyum, tertawa, menangis bahagia..."
Artikel Acak
Followers