#CurhatDuka Perihal Cinta dan Kenangan Lalu

Hai mas Galih. Aduh bingung harus manggil apa :|
Pake gue-lo aja kali ya? Biar lebih santai haha
Gue salah satu stalker akun lo @Mas_Aih yang sampai saat ini gak follow lo.
Sebenernya sih alasan gue gak mau follow lo *atau mungkin* belom mau, gue menghindari diri gue dari segala bentuk tweet kegalauan. Yah sejauh yang gue liat, tweet lo ngena semua sama gue uhuk.. Kayak tweetnya si @benzbara_ tuh, sampai akhirnya gue mutusin buat unfollow dia saking gue gak mau larut dalam kegalauan terus. huhuhu

Oke balik ke email gue ini ya..
Sebelumnya gue gak pernah nih ikutan curhat-sama-orang-yang-nggak-gue-kenal. Tapi kayaknya gue patut nyoba curhat sama lo :)
Daripada kebanyakan basa-basi yang basi, gue langsung ya.

Gue Namira (nama saya samarkan), oke mungkin itu gak penting haha
Gue baru melepas masa terikat gue *putus* sekitar 5 bulan yang lalu, ya September.

Setelah putus itu, gue sempet deketin sama beberapa cowok. Tapi ada 1 cowo yang bikin gue nyaman sama dia. Sebenernya udah lama gue kenal dia dari temen gue. Tapi karena kita masing-masing punya pasangan ya gak pernah ada kontak antara kita.
Nah, saat gue putus itu, ternyata dia juga udah putus sama ceweknya.
Jadilah kita makin deket. Dia perhatian sama gue. Oke gue tahu mungkin perhatian aja gak cukup. Tapi gue beneran nyaman sama dia, gue seneng setiap kali dia telepon gue. Gue seneng cara dia negur kalo gue bikin salah. Ya intinya begitu deh.

Tapi sekian lama kita deket, gak ada yang ngungkapin perasaan masing-masing. Karena mungkin emang kita gak pernah serius kali ya kalo lagi ngobrol.
Sampai akhirnya lama-lama gue sadar, dia belom sepenuhnya move on dari mantannya. Ya, mantannya yang ninggalin dia untuk menghadap Yang Kuasa.
Iya sih gue tau, gue sadar, gue juga belom bisa 100% move dari mantan gue. Tapi gue gak lagi galauin mantan gue kok. Beda sama dia yang terus-terusan ngungkit mantannya itu.

Gue pernah baca tweet dia yang bilang bahwa dia trauma untuk buka hatinya lagi. Bah! Shock-lah gue. Jadi kedekatan gue selama ini sama dia itu dia anggep apa? :(
Kalo dia aja trauma, dan masih mengenang mantannya itu, apa jadinya gue?

Jujur ya, gue sih emang gak mau ada ikatan antara gue sama dia.
Karena gue males ngejalin hubungan LDR lagi (dia di Bogor, gue di Jakarta)
Karena gue udah pengalaman LDR dan selalu gagal. Gak tahu deh letak kesalahannya dimana.

Tapi gue cuma mau dia jujur aja tentang perasaan dia ke gue.
Masa iya perhatian yang dia kasih selama ini buat gue gak ada artinya.
Masa dia ngasih perhatian tanpa d landasi rasa.

Udah ah curhatnya, ngantuk gue.
Makasih ya udah mau baca :)

Dan makasih juga kalo lo berkenan ngasih pencerahan buat gue :')
Dadaaaahh mas Galih.

-----------------------------------

Mas Aih menjawab:


Rasa nyaman kerap menjadi pintu awal masuknya sebuah perasaan. Semua pernah mengalami hal itu. Tapi, seringkali rasa nyaman itu juga yang membuat seseorang tak berani melakukan pengungkapan. Hanya karena ia belum mau merasakan lagi rasa nyamannya berubah menjadi kekecewaan oleh sebab hubungan yang pernah dirasakan sebelumnya tak sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam banyak kasus, masa lalu masih menjadi pasal yang kerap diperdebatkan. Bukan salah kamu ataupun ia. Walau bagaimana pun, masa lalu juga yang pada akhirnya membuat kamu bertemu dengan ia. Maka, yang harus kamu lakukan adalah; jika kamu merasa ia adalah keping perasaan yang patut kamu perjuangkan, maka jangan sia-siakan. Lambat laun ia akan paham bahwa perhatian yang juga kamu berikan kepada dia adalah bentuk rasa sayang kamu kepada ia. Bersabar sejenak, jangan begitu paksa ia untuk langsung lepas dari masa lalunya. Yang terpenting adalah bagaimana kamu menjadikan diri kamu sendiri sebagai seseorang yang pantas ia jadikan tambatan selepas kenangan masa silam. Ajak bertemu, bicarakan segala macam hal dengan dia. Dan pada akhirnya, ungkapkan kejujuran hati kamu. Dan sebelum kamu lakukan itu semua, pastikan hati kamu memang berkata bahwa ia adalah hal yang patut untuk diperjuangkan. Ikuti kata hati, meski ia terdengar lirih.

Pun jika pada akhirnya hati kamu merasa harus melepaskan, maka relakanlah. Yang tak pantas tergenggam, sudah sepatutnya untuk dilepaskan. Tak perlu buru-buru mencintai, apalagi kalau sampai mencintai ubur-ubur :p

Perihal sering kandasnya hubungan kamu ketika berjarak, kamu tahu sendiri jawabannya.
Belum ada rasa percaya dan rasa memiliki yang kuat, sehingga merasa baik-baik saja ketika dihinakan waktu dan jarak yang berjauhan. Hingga akhirnya, perpisahan menjadi jalan.

Santai saja, tak perlu rumit-rumit memaknai perasaan. Rasakan secukupnya. Pada akhirnya, cinta tak pernah salah mengenali muaranya.
Salam.


*Jadi, suatu kali saya pernah iseng bikin tweet:
Terima #CurhatDuka di (galih.hidayatullah@ymail.com)
Dan ternyata, ada yang beneran curhat.
Buat kamu yang terluka dan ingin #CurhatDuka, dipersilakan. Bila saya sempat, saya jawab :p

1 komentar:

Kategori Utama