Dari laki-laki paling ceroboh se-Jakarta.
Sebentar.
Sekarang giliran kamu yang mendengar.
Aku ingin berbicara sedikit tentang betapa kamu sudah masuk begitu dalam ke dalam kehidupanku. Bukan saja soal asmara yang membuat kita hampir selama tiga tahun ini naik-turun, jatuh-bangkit, luka-bahagia dalam dinamika romansa. Aku punya waktu khusus untuk membicarakan itu. Ini tentang hal yang lain lagi. Sesuatu yang tanpa kamu sadari sudah menjadi bagian dalam kehidupanku. Hal yang tanpa kamu tahu membuatku takjub sekaligus keheranan, tapi rindu juga jika tak ada. Perkara itu bernama;
Kebawelanmu.
Ada sesuatu di dalam kepalamu, -yang aku sendiri pun sampai sekarang belum bisa menebak apa itu- yang membuatmu melihat segalanya sampai ke sudut terjauh, detail terkecil, dan lubang terdalam. Sehingga tak ada lagi perkara remeh, buat kamu perkara remeh adalah masalah kecil yang apabila dibiarkan akan menjadi kebiasaan. Seperti pada suatu kali kita membelah jalanan Jogjakarta dalam kecepatan 50 Km/Jam, aku sedang dalam keadaan mengantuk pada saat itu. Sehingga yang aku lakukan adalah menguap sebagaimana yang kebanyakan orang lakukan. Namun, kamu sepanjang jalan mengomeliku karena tidak menutup mulut saat menguap. Hey, kalau aku menutup mulut saat menguap dan membiarkan sebelah tanganku lepas dari setir, bagaimana jika nanti motornya tidak seimbang lalu kita terjatuh? Hayo?
Atau pada kali lain aku menjatuhkan gelas pada saat minum, -ini adalah hal yang paling sering aku lakukan- kamu tahu aku punya permasalahan dengan gelas. Mungkin aku memang dikutuk untuk menjatuhkan gelas yang berada di sekitarku. Dan ya, seperti biasa, kau mengomeliku karena aku tidak hati-hati. Padahal, ya, kalau saja kamu tahu, aku itu sebenernya hati-hati lho. Cuma ya memang gelasnya aja yang nyamperin, sampai akhirnya kena deh. Jika sudah begitu, masa masih salah aku juga sih?
Atau pada suatu saat kamu ngomel ketika aku selesai makan langsung elus-elus perut. Tahu nggak sih kamu bahwa nikmatnya makan justru adalah pada saat mengelus-elus perut? Ah, kamu harus coba deh sekali-sekali, kamu pasti akan setuju denganku. Ah, tapi sudahlah. Untuk urusan ini, kamu selalu jadi pihak kontra yang mengerahkan segala cara untuk membuatku menjawab singkat, "Iya, bee."
Sadarkah kamu betapa matamu begitu jeli melihat sesuatu? Seperti pada saat kamu memberikan tisu saat aku makan lalu belepotan ke mana-mana, atau saat kamu diam-diam membetulkan kerah kemejaku yang tak rapi, atau saat menyendokkan nasi ke piringku agar aku tak mengambil makan terlalu banyak, atau menaruh sesuatu di tempat yang mudah dicari sehingga pada saat butuh sesuatu aku tak kebingungan karena lupa menyimpannya di mana. Aku menjadi lelaki paling ganteng sedunia karena memiliki kamu yang sedetail itu.
Kamu memang selalu pintar untuk urusan membuat sesuatu menjadi lebih benar. Seperti 35 bulan lalu. Saat kamu merapikan kembali hatiku dan membuatku jatuh cinta.
Aku mencintai kebawelanmu.
Tetaplah seperti itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Itu artinya, kamu dilengkapi dia, bang.
BalasHapusiyah :")
Hapusbrx hahaha ;')
BalasHapusMasss... kalian membuatku envy :')
BalasHapussyukuri yang udah ada ajah coy
HapusIndah sekali.
BalasHapusLalu, mengapa kalian tak bertahan sampai sekarang? :"(
BalasHapusLalu kenapa engkau melepaskannya bersama dengan pria lain?
BalasHapus