Aku Masih Mengenangnya

"Apa kau butuh waktu untuk menyendiri? Mungkin kita terlalu lama atau kau mungkin terlalu sedih, selalu bersama-sama." Aku mengenalmu sebagai wanita berparas jelita. Sorot mata yang teduh semakin menegaskan keanggunan di wajahmu. Ada tahi lalat di sekitar dagu - memang, tapi membuat senyum simpul di wajahmu terlihat lucu. Dulu aku sering menggoda tahi lalatmu itu. "Af, kamu ini...
Selengkapnya

Pergi Jauh

Aku masih duduk di sudut itu. Duduk menggigil mendekap lutut. Hening telah sempurna memenuhi udara. Tak ada suara. Sepi. Tak ada apa-apa. Kecuali kenangan yang perlahan tercetak jelas di dalam pikiran. Menyublim bersama bulir kerinduan yang menetes perih tak berkesudahan. Kepadamu, rindu bisa sedemikian bengisnya. Aku kerapkali terjatuh karenanya. Tersungkur dalam ruang kosong...
Selengkapnya

Kehilangan Atas Kehilangan

"Tahu apa kau tentang kehilangan?" "Kesepian dan kehampaan." "Bukan, sesuatu yang lebih sunyi dari kesendirian. Tahukah?" "Kupikir kehilangan adalah perasaan sepi di saat ramai, juga kehampaan tatkala kerinduan hanya berujar tentang damba yang melapuk dan usang." "Kau, kenapa selalu mudah menafsirkan sesuatu dengan cinta? Sementara banyak hal di dunia yang tak selalu terkait...
Selengkapnya

Pagi Datang Lagi, Kali Ini Lebih Sepi

Seperti halnya embun-embun menitik ujung daun, teduh merintik menyegarkan hari. Atau seperti sekumpulan murai yang bersahutan tak henti, berkicau menjelma simfoni paling puisi. Atau seperti tegak pohon yang berjajar sepanjang taman, hijau rindang sedapkan pandang. Aku memaknai hadirmu sebagai keindahan maya pada. Segala hal yang tergambar adalah kedamaian dan ketenangan yang menelusup...
Selengkapnya

Kategori Utama