Aku masih mengenangnya
Tentang seberapa dekat hidung kita menempel
Hingga dengus nafas kerinduan begitu kentara
Harihari indah penuh aroma mesra
Jua tentang kening kita selalu terkerut bersaut menimba pikir
Saling memberi kata penyemangat hidup
Antara kau dan aku
Adakah engkau masih mengingat tawa renyah pengusir pekat malam diantara kita?
Jua gelitik pengulas senyum yang bertarung melawan bisu?
Jemari yang saling berpaut, bergenggaman erat
Seerat indah persandingan
Suatu saat ketika kita berlari
Berkejaran
Meraih tetesan ceria yang berjatuhan
Menjemput sejuta mimpi yang pernah kita lukis di tepian senja yang mulai menghitam
Begitu banyak hal telah kita lewati
Namun kini kuharus pergi
Meninggalkan partitur kenangan indah antara kita
Teriring senyum kuucap salam perpisahan
Selamat tinggal, sayang
Kunantikan kau di altar suci penuh keabadian
Surga terindah yang mengalir sungai di bawahnya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Aku menginterpretasikannya bahwa sesuatu yang telah mati tak akan pernah kembali, kita dituntut sebuah keikhlasan utk menerima kenyataan :) Bagus :)
BalasHapusperpisahan itu lorong menuju pertemuan yanh lebih kekal itu yg tergambar di atas..
BalasHapusTerimakasih basith, uzay :)
BalasHapus