Hanya Merasa Rindu Saja

Kita pernah merindukan sesuatu; suasana, rasa, aroma, keadaan, pada hal apa saja yang bahkan tak pernah kita alami sebelumnya. Hanya merasakan rindu saja. Seperti sebuah lingkar harapan di dalam kepala. Kau tak pernah tahu itu apa, tapi ingin sekali meraihnya. Mengambilnya dalam angan-anganmu lalu memeluknya seperti tak ingin kehilangan. Sesuatu seperti kebahagiaan yang begitu diidam-idamkan. Hal yang sepertinya lebih baik dari segala hal yang pernah ada. Sesuatu yang sepertinya lebih baik dari yang kita rasakan sekarang.

Dari sana kita dapat memahami, bahwa ternyata rindu itu bukan hanya dirasakan pada sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang berada jauh, atau bahkan hal-hal yang terdapat di masa lalu saja. Namun juga sesuatu yang belum pernah ada, hal yang belum pernah terjadi. Dalam perasaan menggebu oleh perasaan rindu itu, segenggam perasaan di dalam hati begitu melonjak-lonjak dengan banyak keinginan, di antaranya adalah harapan agar hal itu dapat terwujud, bisa terjadi. Bagi beberapa orang, mereka menyebut perasaan rindu itu sebagai doa, impian, khayalan.

Maka, mari memohon bersama, dalam perasaan cemas, kukuh, dan rindu yang menggebu menjadi satu, semoga rindu-rindu itu dapat terwujud menjadi jalinan jembatan pelangi. Yang membuatmu dapat berjalan tegak dan penuh keceriaan untuk meraih segala harapan yang berada di lintasan akhirnya.
Sebagai doa yang diwujudkan Tuhan dari sekian banyak rintik rinai air mata yang jatuh saat pelan-pelan hati melafalkan dengan khusyuk; "Tuhan, aku berada di titik terendah, sementara Kau pada kemampuan tak berbatas, Maka, rengkuhlah aku setulus kasihmu. Jaga hidupku hingga berada pada satu titik terbaik dibandingkan sebelumnya."

Sebab, aku, kau, dan kita semua pernah merasakan rindu kepada keadaan yang lebih baik itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kategori Utama