Dira,
Pagi tadi, sebelum kamu membuka mata, kepalamu menelungkup pasrah di atas bantal. Ada gurat tenang dan nyaman yang tidak bisa aku jelaskan, seperti petualang yang telah menemukan telaga biru setelah perjalanan berminggu-minggu. Aku lupa kapan terakhir kali kamu tidur dalam keadaan tenang seperti itu, sebab dalam beberapa minggu terakhir, dengkur tipis dan igauan kerap mengganggu lelap malammu.
Selengkapnya
Pagi tadi, sebelum kamu membuka mata, kepalamu menelungkup pasrah di atas bantal. Ada gurat tenang dan nyaman yang tidak bisa aku jelaskan, seperti petualang yang telah menemukan telaga biru setelah perjalanan berminggu-minggu. Aku lupa kapan terakhir kali kamu tidur dalam keadaan tenang seperti itu, sebab dalam beberapa minggu terakhir, dengkur tipis dan igauan kerap mengganggu lelap malammu.
Pagi tadi, sebelum kamu membuka mata, ingatanku melayang pada saat di mana pertama kali aku mencintaimu. Di waktu itu, aku hanya seorang laki-laki patah hati. Yang kerap menghabiskan waktu berdua dengan bayangan atau bersendiri dengan puisi. Lalu kamu datang, dengan balon warna-warni dan kupu-kupu yang berterbangan. Membuat hitam menjadi terang, mengubah putih menjadi pelangi. Seketika, hidupku berubah selamanya. Menjadi bahagia sebagai cerita akhirnya.
Hari ini, perkenankan aku mengucapkan terima kasih. Pada adamu, pada dadamu, pada keberadaanmu di dalam dadaku. Yang melengkapi hidup dengan cukup. Yang mengisi hari setulus hati. Yang membuat tenang dan tenteram dalam-dalam.
Happy valentine’s day.
Aku mencintaimu.
Artikel Acak
Followers