“Kita pernah, —di jalanan kota yang padat ini— menjadi sepasang lengan yang bergenggaman membelah senja membenam di lahap malam...”Saya sedang tidak bergurau jika mengatakan bahwa saya merindukanmu. Saya pernah bilang bahwa kau mudah sekali dirindukan, bukan? Akhir-akhir ini, kau datang lebih sering ke dalam kepala saya. Terkadang menjelma cerita, lagu-lagu, film, atau bahkan gambar-gambar...
Naira
Pernahkah kamu? Merasa asing di dalam kepalamu sendiri? Saat begitu banyak orang yang di hadapanmu, tapi kau tak merasakan dirimu berada di sana. Hanya ada kekosongan, seperti berlari di labirin tak berujung. Kau memacu kakimu hingga letih, tapi kau tak pernah tahu akan sampai di mana ketika kau berhenti.Adalah Naira. Perempuan yang duduk di bangku ketiga baris keempat sebuah peron...
Langganan:
Postingan (Atom)
Artikel Acak
Followers