Pada Suatu Hari Nanti
pada suatu hari nanti, aku ingin mengajakmu pergi. menemui kepala-kepala baru. menghirup aroma-aroma baru. melangkah di jalan yang belum pernah kau temui. bercengkerama bersama orang-orang yang baru kau kenal. berbincang tentang berapa harga bibit padi dan cabai. merunduk bersama para petani, membantu mereka bercocok tanam. lalu sore harinya akan kuajak kau menyeruput teh manis hangat sambil memandangi langit senja yang merekah merah. kemudian, saat kau sedang menganga karena terpesona melihat langit sore yang pukau setelah letih seharian bekerja, aku akan mencuri kecup pipimu. sebab, semu merah di pipimu jauh lebih memesona dari langit senja.
pada suatu hari nanti, aku ingin mengajakmu ke pantai. membaui aroma laut yang khas. lalu bermain layang-layang karena angin pantai terlalu kencang jika hanya berfungsi untuk membuat rambut berantakan. berlarian seperti anak kecil yang akan diberi hadiah oleh ayah. kemudian, aku akan mengajakmu bergulung-gulung di sepanjang tepian pantai, membiarkan air laut membasahi tubuh kita berdua. lalu pada saat kau tengah lengah karena sibuk membersihkan pasir yang menempel di kulitmu, aku akan memelukmu erat-erat, lantas mencium keningmu lekat-lekat. memikati setiap inchi wajahmu yang terlihat rikuh karena mendapat kejutan yang menyenangkan.
pada suatu hari nanti, kita adalah sepasang kecup yang saling melumat aduh dari bibir masing-masing. sepasang dekap yang selalu setia memeluk saat gigil malam membuat gigi-gigi kita bergemelutuk. sepasang tubuh yang saling butuh lenguh. berpilin menyatu untuk sama-sama mencapai puncak berahi.
pada suatu hari nanti, semua itu bisa saja terjadi. andai tak ada abai yang badai. andai tak ada kau yang berlalu pergi meninggalkanku yang merasakan cinta sendiri.
Jakarta, 24 November 2014.
...di atas commuter line dalam perjalanan menuju pasar senen.
ekstase kematian
/1/
esok pagi
tepatnya dini hari
sebuah janji pasti
datang dengan topi warna-warni
merangkai senyum dengan keindahan seperti pelangi
lalu siang datang
di antara bendera kuning terkibar
payung-payung hitam menyembul
melangkah berduyun-duyun
berseringai murung
pada sebuah sore yang tabah
tanah-tanah merah menggenang oleh air mata
terpampang nama pada sebuah papan kayu
sebagai pengingat ia pernah bertamu.
kemudian malam menjelang
segunduk tanah dikerat sunyi
lebih sepi dari mati
lebih dingin dari doa-doa agar berusia panjang
sendirian
duhai, benarkah ini kematian?
/2/
dan
ceritapun berulang lagi
tentang sepi
meski
aroma bunga masih menyerbak
berpagar bilahbilah papan membentangi
belenggu tanah
dan
ceritapun berulang lagi
akan janji pasti usia
kepada selembar kain kafan
putih
kepada senja
tentang sunyi
putih
kepada bunga
tentang belenggu tanah
dan
kini cerita sunyi sepi berulang lagi
ditinggal pelayat dan kerabat
kini
kepada sepi
hari ini
: semoga malaikat selalu mendekapmu
erat,
diiringi senyum pengusir sepi
Serba-Serbi LDR
Menjalani hubungan LDR, emang banyak cerita menarik. Ada bahagia, senang, haru, priceless, bahkan nggak jarang ngerasa keuheul. Tapi, semua itu akan menjadi baik-baik saja, selama pasangan LDR tersebut mampu menjalani semua prosesnya dengan baik-baik saja. Lah, ya, iyalah!
Nah, yang jadi pertanyaan selanjutnya, bagaimana agar pasangan LDR itu mampu menjalani semuanya dengan baik-baik saja? Sebelum menjawab pertanyaan itu. Sebaiknya kita mampu memahami dulu setiap permasalahannya. Malam ini, gue bakal share hal-hal apa aja, sih, yang sering ditemuin oleh pasangan LDR.
1. Kangen
Rasa kangen emang hal yang paling sering dirasain oleh pasangan LDR. Bahkan mungkin, anak LDR mah napas aja dari rasa kangen karena saking seringnya ngerasain kangen. Perasaan kangen ini seperti pisau bermata dua. Satu sisi bisa menjaga hubungan, di sisi yang lain bisa jadi pemicu pertengkaran. Kenapa perasaan kangen bisa menjadi penjaga hubungan? Sebab, hanya rasa kangenlah yang mampu menjadi alasan untuk mengupayakan pertemuan. Sebab dengan bertemu setelah lama berpisah, membuat pelukan menjadi terasa lebih hangat dan menenangkan. Tapi, ya, namanya juga hati, kalau lagi sendiri kan penginnya selalu ditemani. Hal ini, nih, yang kemudian menjadikan kangen sebagai pemicu pertengkaran. Kayak gini kasusnya.
“Sayang, kamu dari mana aja, sih? Aku dari tadi chat nggak dibales!”
“Aku masih di sini, sayang.”
“Ya kalau gitu bales dong chatku!”
“Ya ampun, aku kan dari tadi bales.”
“Iya! Tapi kamu balesnya lama.”
“Astaga, aku kan nggak bales chatmu selang waktunya cuma setengah menit dua detik seperdua seken.”
“Bodo! Aku kangen tahu!”
“Oh, jadi kamu lebih kangen sama tahu dari pada sama aku?”
Setelah itu, gue nggak tahu apa yang terjadi dengan mereka. Dengar-dengar ada berita, Seorang Pemuda Tewas Diracun Pacarnya Sendiri Lantaran Lama Membalas Chat.
Kalau udah seperti ini, yang harus dilakukan adalah bersabar dan saling memahami. Cobalah mengerti pasangan yang lagi kangen saat jarak begitu jauh memisah. Manjakan ia dengan kelembutan yang kamu punya. Jangan balik ngomel atau bahkan marah, bersabarlah. Beberapa kata manis, kadang perlu untuk menenangkan pasangan yang lagi kangen. Persoalan ia, kan, hanya satu; ia butuh teman, dan ia telah memilih kamu sebagai teman hidupnya. Maka, temanilah ia sebagaimana kamu ingin ditemani. Manjakan ia sebagaimana kamu ingin dimanjakan. Tenangkan ia sebagaimana kamu ingin ditenangkan. Dan untuk pasangan lain yang ngerasa kangen, pahamilah bahwa kamu nggak pernah ngerasa kangen sendirian. Sebab di sana, ia pun merasakan hal yang sama. Bersabarlah menunggu, sebab ia akan selalu punya waktu untuk menemani kamu. Tak ada hal paling membahagiakan dari sepasang perindu, selain ketika mereka sama-sama tahu bahwa mereka saling merindukan.
2. Pertemuan
Bagi sepasang LDR-ian, pertemuan adalah harga yang sangat mahal. Bukan hanya persoalan berapa budget yang harus dikeluarkan, —lebih dari itu—, perasaan bahagia yang nggak bisa dibeli. Beuh. Gimana nggak bahagia coba? Setelah sekian lama babak belur dihantam perasaan akhirnya bisa ketemu juga. Perasaannya tuh kayak nari-nari di lapangan rumput yang hijau, bola di kakinya haaa menguji kehebatannya.. Lari.. Lari... Lari.. Eh, eh.. Kok jadi lagu Tsubasa gini? Ya pokoknya, bahagia sejadi-jadinya lah!
Pertemuan akan menjadi masalah, saat nggak dilakuin seperti biasanya. Misal, yang biasanya ketemuan dua bulan sekali, eh malah nggak ditemuin selama berbulan-bulan. Gimana rasanya coba? Udah berbulan-bulan nggak ditemuin, sekalinya ketemu pacarnya udah jadi prasasti batu tulis. Sakitnya tuh, di Sidney.
Maka, untuk para LDR-ian, sering-sering cek promo tiket adalah rutinitas yang harus dilakukan. Sebisa mungkin, sepakati jadwal untuk bertemu. Sehingga, kamu jadi merasa perlu untuk menabung demi pertemuan selanjutnya. Tak ada yang lebih hebat dari sepasang pencinta berjauhan, yang berusaha melipat angka-angka pada peta menjadi berjarak hanya satu pandangan mata saja.
Nah, itu dulu yang bisa gue share malam ini. Sebenarnya banyak, sih, seperti jenuh, cemburu, kepercayaan, dan hal-hal lainnya. Tapi takut kepanjangan, kapan-kapan kalau lagi slow gue lanjutin, deh.
Nah, untuk kalian para pembaca yang budiman, pengalaman apa yang sering kalian temui sebagai pemicu pertengkaran dalam hubungan jarak jauh? Share di kolom komentar di bawah, ya!
deru rindu dan doa yang terhenti
/1/
jika saja jarak dan waktu adalah benang-benang tipis
sudah pasti langsung kutepis
agar mereka tak lagi membuatku atau kau
menangis
/2/
cerau
tik.. tik.. tik..
hujan jatuh malam itu
curah dan deras
tapi di dalam kepala
suaranya tak lebih bising dari rindu
derai yang menderu
bersahutan memanggil namamu
tiap kali hujan jatuh
yang kuingat adalah kau
perempuan bermata embun
yang di dalam pelukannya tersimpan
hangat mentari pukul tujuh pagi
aku ingin jatuh kembali
pada pelukmu yang menenangkan
hingga aku merasa riang
seperti anak kecil yang berlarian saat hujan
menari berkecipak-kecipuk di atas tanah-tanah basah
tertawa diguyur bola-bola hujan
lantas ambruk di antara genangan
aku ingin jatuh kembali
pada dekapmu yang menentramkan
tidur merebahkan kepala di antara dua belah pangkal pahamu
menghitung seberapa banyak detak
yang memanggil namaku
aku ingin jatuh kembali
pada dekap hangat pelukmu
meninabobokan insomnia rindu
yang kauusap lembut
di tiap anak-anak rambutku
aku selalu membutuhkanmu
pada setiap pesona kau
yang selalu pukau
di mataku
/3/
jarak adalah jeda
sekat yang dipersiapkan tuhan
untuk diisi dengan doa—doa
tapi
untuk kali ini
aku ingin berhenti berdoa
biarkan aku berlari ke sana
menjemput sua
mengupayakan cinta untuk tetap menang
pada eratnya pelukan selepas perpisahan
__________________
ps: minggu malam aku berangkat ke kotamu. aku akan tiba di sana pada hari senin pukul enam pagi. datanglah bersama senyum dan pelukan yang amat kurindukan. aku mencintaimu. aku selalu mencintaimu, k.
Puisi balasan untuk Kepada Lelaki Bermata Hujan oleh Tiara Rismala.
Terima kasih telah bersedia menjadi pasangan #DuetPuisi tahun ini.
senja itu, cinta telah menang
ibuku pasti tak percaya
saat kubilang ada perempuan menawan
sedap dipandang, melekat di ingatan
hampir melebihi ibu
kalau saja ibu bukan ibu
sudah kubilang pesona perempuan itu yang pertama
tapi tak apa—apa
nomor dua dari ibu yang pertama
berarti teristimewa
perempuan itu kau, —tentu saja
kemarin senja, di tepi pantai yang ditinggal nelayan pulang
cinta telah menang
kita adalah sepasang tangan bergenggaman
melahap senja membenam dilahap malam
sepasang kecup yang saling melumat aduh
saling merengkuh dalam peluk bersauh
o, nona
betapa cinta tak pernah salah memeluk kita
menyembuhkan setiap luka yang meraja
pelipur bagi lara-lara yang gulana
pembunuh sepi yang menyekap kita berdua
percayalah,
kaulah yang merangkul jantung
saat debar kehilangan detak
kaulah penopang sendi
saat aku tak mampu berdiri
maka,
kupersembahkan untukmu
segenggam hati
terbuat dari kesetiaan dan ketabahan
satu yang menggenapi
pada setiap hari-hari
aku
: mencintaimu
*ps:
terima kasih untuk cinta yang kau tawarkan.
kau datang saat aku sedang merasa teramat kesepian.
omong-omong, aku menyelipkan iPod berisi lagu-lagu kesukaanku dan foto-foto kita beberapa hari lalu. mainkanlah lagu-lagu cinta, semoga menjadi teman perjalananmu menuju kota. berhati-hatilah dalam perjalananmu. tunggu aku di sana, aku akan datang bahkan sebelum kau sempat merindukanku. i love you, keyla.
Puisi balasan untuk Moga Semesta Mengaminkan oleh Tiara Rismala.
sore, lagu-lagu lampau, dan musim yang berganti terlalu dini
— keyla
/1/
sore itu, kau datang sebagai senandung pengiring hujan selepas kemarau. sementara aku petani renta yang tak berhenti mengucap alhamdulillah karena ladang—ladang kering kembali basah. kau masuk lalu duduk bersila, bertanya; ‘bolehkah aku menyanyikan lagu lain?’ aku menjawab dengan tanya; ‘bolehkah aku mendengarkan semua lagumu sampai suara kau berubah sengau?’
lalu kau tersenyum. lengkungan yang meluruskan. sesuatu yang membuat duri—duri meranggas di dalam dadaku. sebab terkadang cuaca begitu tega mempersilakan onak tumbuh melesak. ‘kalau begitu, dengarkanlah dengan saksama. jangan perhatikan hal lain, karena lagu ini tak pernah kuperdengarkan pada siapapun.’
kemudian dari bibirmu yang merah jambu mengalun lagu—lagu pateneras. nada melankolia yang mengiringi hujan dengan deras. penggalan larik kisah lampau yang membuatmu hampir mati lemas.
‘berhentilah menyanyikan kidung luka. aku adalah kecup yang diutus untuk melumat aduh di bibirmu.’ —kataku
/2/
sore itu, hujan turun deras sekali
andai kenanganmu badai
aku adalah benteng kokoh anti roboh
/3/
sore itu, cuaca berganti terlalu dini
hujan yang menghunjam deras dadamu
perlahan surut
ada binar mentari pagi dari matamu yang selalu malam
berhentilah menanak air mata
akan kuajari kau kesetiaan daun untuk tetap tumbuh
meski kerap digugurkan musim
___________________
*ps: tentu, dengan senang hati aku akan datang. kau tunggulah aku di sana. jangan lupa membawa buku yang kau ceritakan kemarin.
puisi balasan untuk Pertemuan di Musim Penghujan oleh Tiara Rismala.
puisi tanpa salam dan pertanyaan tentang siapa nama saya
- kepada entah siapa
beberapa menit sebelum pagi meretas geming
di jendela, angin berembus
mengetuk-ngetuk
mengucap salam
dengan bahasa malam
dingin
dan
kesepian
lalu engkau mengendap-endap
sebagai surat yang tergeletak
tanpa nama, hanya alamat
mencium lembut lamunku
dengan hangat kecupan
tigabelas baris puisi
tentang siapa aku
aku adalah sajak-sajak
dari rindu yang kau bungkam
diam-diam
puisi elegi yang tercipta
dari keraguanmu untuk bicara
: bertegur sapa
maka
mendekatlah,
mari kita duduk berdua
menikmati langit sore
embusan angin
dan nyanyian daun yang jatuh
saling menceritakan rahasia
lalu menangis
dalam senyum bersama
hingga aku dan kau tahu
berapa banyak nama
yang mampu kita baca
___________________
ps: esok senja aku berdiri di tempat biasa, di waktu yang sama. menikmati embusan angin pantai yang membuat anak-anak rambutku berantakan. kutunggu kau. membawa sekerat senyum dan seikat puisi. lalu biarkan aku memperkenalkan namaku kepadamu, di sana.
*puisi balasan untuk Yang Selalu Ditanyakan oleh Tiara Rismala
*puisi balasan untuk Yang Selalu Ditanyakan oleh Tiara Rismala