rindu itu apa

“rindu itu apa?” tanyaku pada seorang yang terabaikan. ia bergeming, lalu duduk mendekap lutut. rindu, segetir itukah?

“rindu itu apa?” tanyaku pada seorang yang kesepian. ia diam, lantas menyudut di tepi dinding kusam. rindu, sedingin itukah?

“rindu itu apa?” tanyaku pada seorang yang ditinggalkan. ia membuang muka, lantas beringsut menjauh. rindu, seperih itukah?

“rindu itu apa?” tanyaku pada seorang yang patah hati. ia tercekat, lalu embun mulai jatuh dari kelopak matanya. rindu, sepedih itukah?

“rindu itu apa?” tanyaku pada seorang yang sedang mencintai diam-diam. ia bersimpuh, lalu bergumam memanjatkan doa-doa. rindu, sehening itukah?

“rindu itu apa?” tanyaku pada seorang yang terluka. ia berpaling, sesak, dan berpetir air mata. rindu, sesakit itukah?

pada akhirnya, aku tetap tak tahu rindu itu apa. sampai suatu ketika kau datang bersama riang. lantas pergi menyisakan kehilangan.
Selengkapnya

Dragon Ball, Isra Mi'raj, dan Pentingnya Shalat

Masa kecil kita dulu, —atau saya setidaknya, menikmati pagi hari dengan sajian kartun-kartun yang menyenangkan. Di antara semua kartun yang saya sukai salah satunya adalah Dragon Ball, sampai-sampai lagu pembukanya pun saya ingat. Berikut ini adalah videonya.



Namun, tahukah kalian? Menurut saya, lagu tersebut pasti terinspirasi dari peristiwa Isra Mi'raj Rasulullah saw. Tak percaya? Baiklah, karena selain saya tampan tetapi juga baik hati, saya akan menjelaskannya dalam tulisan ini. Perhatikanlah petikan lirik awal lagu ini.

“Orang pun datang dan akan kembali.
Kehidupan kan jadi satu.”

Bila dikaji dengan kajian semiotika, lirik ini dapat dipahami sebagai; semua yang hidup dan diciptakan pasti akan mati dan kembali kepada penciptanya.

Apabila lirik ini ditelisik lebih dalam, kita dapat mengetahui bahwa terdapat subliminal message yaitu terkait dengan perjalanan hidup manusia saat di dunia dan di akhirat.

“Di kehidupan yang kedua. Pasti kan menjadi lebih indah. Siapakah yang dapat melaksanakan. Sekarang berusaha mewujudkannya.”

Pada lirik tersebut, secara gamblang telah dijelaskan bahwa kehidupan yang kedua dalam hal ini berarti kehidupan setelah mati ada sesuatu yang lebih indah. Sehingga, di kehidupan dunia banyak orang yang berusaha mewujudkannya dengan melaksanakan sesuatu. Namun, pelaksanaan apakah yang dimaksud?

“Cahaya cinta perlahan menyilaukan. Itulah mimpi kehidupan kedua. Mimpi itu dari mana datangnya.”

Pada lirik tersebut, aku (lirik) mempertegas pernyataannya. Bahwa ada cahaya cinta yang menjadi impian di kehidupan kedua kelak, tapi dari manakah kedatangannya? Bagaimana cara meraih impian itu? Semua pertanyaan tersebut segera terjawab pada penggalan lirik berikutnya.

“Jawabnya ada di ujung langit
Kita kesana dengan seorang anak
Anak yang tangkas dan juga pemberani..”

Ternyata, untuk mendapat jawaban dari pertanyaan sebelumnya, kita harus mencarinya ke ujung langit. Namun, bagaimana mungkin kita bisa ke ujung langit sementara untuk terbang ke atas awan saja kita sudah mabuk udara? Rupanya, kita tak perlu bersusah payah ke ujung langit untuk bisa mengetahui jawabannya. Sebab, telah diutus seorang teladan yang mulia untuk mengemban tugas itu. Ia adalah Rasulullah saw. Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam surat Al Isra ayat 1 tentang perjalanan Rasulullah saw dalam peristiwa Isra dan Miraj. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang peristiwa Isra Mi'raj, teman-teman dapat memperolehnya melalui penjelasan Syaikh Al Albani rahimahullah dalam kitab beliau yang berjudul Al Isra` wal Mi’raj.

Lalu, apa kaitannya antara peristiwa Isra Mi'raj dengan pertanyaan aku (lirik) dalam lagu Dragon Ball? Hal ini dapat diketahui dari penggalan lirik berikutnya.

“Bertarunglah Dragon Ball
Dengan segala kemampuan yang ada
Bila kembali dari langit
Semoga hidup kan jadi lebih baik..”

Ada harapan yang dijanjikan tentang kehidupan yang lebih baik sekembalinya dari langit. Apakah itu? Adakah hal tersebut berhubungan dengan perintah yang Allah berikan kepada Rasulullah di atas langit. Dalam hal ini adalah Sidratul Muntaha?

“Tugas yang berat dilaksanakan
Berjuang agar lebih baik
Siapa yang dapat melaksanakannya
Dan berusaha mewujudkan
Semua itu demi hidup yang baik
Hanya dia yang mampu melaksanakannya.”

Ternyata, benarlah. Bahwa sesuatu yang harus dilaksanakan oleh aku (lirik) adalah tugas yang diberikan oleh Allah swt kepada Rasulullah saw dan umatnya.

Sebuah tugas berat yang harus diperjuangkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga barangsiapa yang mampu melaksanakannya, dapat menyelamatkan kehidupannya menjadi lebih baik. Hanya bagi mereka yang mampu melaksanakanlah janji pasti akan kehidupan kedua (hidup setelah mati) yang lebih baik dapat terwujud.

Tahukah kau apa itu?
Tugas tersebut adalah shalat.


 قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ َ

(1) Sungguh menanglah orang-orang yang beriman.

 ٱلَّذينَ هُمْ في‏ صَلاتِهِمْ خاشِعُون

(2) Orang-orang yang khusyu` di dalam melakukan shalat.

.......


وَ الَّذينَ هُمْ عَلى‏ صَلَواتِهِمْ يُحافِظُونَ َ



(9) Dan orang-orang yang meme­lihara dan menjaga semua waktu shalatnya.


 أُولئِكَ هُمُ الْوارِثُونَ َ

(10) Mereka itulah yang akan me­warisi.

 ٱلَّذينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فيها خالِدُونَ َ

(11) Yang akan mewarisi surga Firdaus dan di sanalah mereka kekal selama-­lamanya.

(Al-Mu'minun 1-11)
Selengkapnya

Tentang Perempuan Saya

Saya rasa bukan hal yang mengada-ngada saat Mahatma Gandhi berkata, “Where there is love, there is life.” Sebab, saya paham betul bagaimana rasanya menemukan kembali repih-repih kehidupan yang telah lama hilang disebabkan oleh cinta.

Ini tentang perempuan saya.
Saya mengenalnya lewat beribu-ribu huruf yang tersebar acak di jagat maya. Di antara derit sajak-sajak sendu yang beradu. Di antara puisi-puisi elegi yang menangisi sepi. Berkelindan sebagai satu yang teristimewa. Perempuan ini cantik dan menarik, tetapi bukan puteri maha raja. Perempuan ini santun dan bersahaja, tetapi bukan hamba.

Pernah dalam beberapa kali kesempatan ia terlihat begitu manja, seperti seorang anak kecil yang tak pernah beranjak dari ketiak ayahnya saat bermain. Namun, di lain waktu, ia menjadi seorang perempuan tangguh yang mandiri dalam memperjuangkan haknya untuk berbahagia. Ia indah dengan caranya.

Ini tentang ia.
Perempuan yang memiliki keteduhan di dadanya. Rumah yang saya tuju untuk pulang dan merebah lelah. Tempat memakamkan rindu-rindu yang sudah lebam dan membiru dalam pelukannya. Banyak orang bilang bahwa untuk membuat seseorang jatuh cinta adalah dengan membuatnya tertawa, tetapi saya justru jatuh cinta saat melihat ia tertawa. Ada sesuatu —entah bernama apa— yang membuat saya selalu betah menatapnya berkali-kali dan berlama-lama.

Ia adalah seseorang yang bawel dalam urusan mengomeli kecerobohan dan keteledoran saya terhadap hal-hal kecil yang remeh. Seolah hidupnya tak tenang bila melihat gelas dan mangkuk di meja makan saya tidak tertata dengan rapi. Seolah kedamaian akan segera padam bila saya lupa membersihkan sisa makanan yang kadang (atau mungkin seringkali) tertinggal di sekitar bibir saya. Ia adalah sebuah perwujudan dari kata teliti (kalau tak mau menyebutnya sebagai perfeksionis). Namun, ia menjadi begitu lembut saat mengusap kepala saya saat segala hal terasa tak waras dan memusingkan. Dekapnya adalah satu-satunya hal paling masuk akal yang saya punya.

Perempuan ini adalah seorang sabar yang menyabarkan, seorang yang tabah dan menabahkan. Ia selalu mampu memaafkan dan memberi kesempatan, meski saya tahu banyak kesalahan terlewat batas yang saya lakukan, entah saya sengaja maupun tidak. Ia selalu mau memberi saya waktu untuk memperbaiki diri, sebab ia tahu bahwa saya ingin selalu menjadi seseorang yang pantas untuk memperjuangkannya. Ia tak pernah mengungkit kesalahan sebab baginya memaafkan adalah melupakan.

Ini masih tentang ia.
Perempuan cerdas yang memiliki segala. Bagi saya, isi kepalanya adalah kegembiraan pasar malam. Padanya saya tersesat dengan sukarela. Menjadi seorang anak kecil yang riang bermain hingga tak terpikir pulang.

Ini masih tentang perempuan saya.
Seseorang yang selalu mampu menerjemahkan isi kepala saya yang penuh dengan dongeng-dongeng mustahil dan ide-ide gila. Ia tak pernah lesu saat mendengarkan saya bercerita. Ia selalu bisa membuat saya merasa menjadi lelaki hebat saat saya menjadi diri sendiri sebagaimana adanya. Ia tak pernah mengeluh meski segala hal yang saya bicarakan sebenarnya membosankan dan mengherankan. Ia tahu bagaimana cara memuliakan lelakinya.

Ini tentang kau, Tiara Rismala.
Seseorang yang selalu bisa membuat saya jatuh cinta.

Terima kasih untuk 577 hari penuh cerita. Mari menghitung lebih banyak lagi untuk waktu-waktu mendatang.
Tetaplah bergenggaman dan jangan pernah merenggang.

Aku menemukan diriku saat aku tenggelam ke dalammu.

Jogjakarta, 5 Mei 2015



Selengkapnya

kepada ia yang pergi lalu datang lagi

“hati bukan persinggahan untuk tinggal lalu tanggal. sebab perasaan tak pernah sama lagi semenjak ada kau."

ini tentang kau yang pergi dan setumpuk bahagia yang kau bawa lari. lalu tiba-tiba kau kembali lagi sebelum lukaku sempat lupa bekasnya.

ini tentang kau yang menjauh. bergeming saat melihatku mengaduh. berjalan meninggalkanku di belakang dengan derap langkah yang cepat. bahkan untuk menolehpun tak sempat.

ini tentang kau yang kembali datang dengan wajah tanpa dosa. seolah segala luka yang kau cipta hanya perkara sementara dan tak pernah ada.

ini tentang aku yang sibuk mengatur debar. detak yang berdegup gugup merapikan harapan. dada yang kembang kempis memainkan perasaan. masih ada marah tersisa, —sebenarnya. namun hati tak bisa berdusta untuk merasakan rindu yang selalu menang lebih dulu.

ini tentang aku yang kelimpungan menghadapi gejolak perasaan. sekeping hati menginginkan pergi, sebagian yang lain menyuruhku bertahan.

ini tentang kau yang merusak segala pertahanan yang kubuat. perihal hati yang lagi-lagi gamang karena tak tahu bagaimana memaknai sebuah kedatangan. karena kau tak perlu lagi kembali jika hanya untuk mengucapkan selamat tinggal.

tak ada yang hilang dari ingatan sebagaimana abadinya sebuah kenangan. luka tak akan lupa bagaimana rasa sakitnya sekalipun setiap bekasnya telah hilang tanpa tersisa dendam.

cinta bukan permainan untuk datang lalu hilang. pergi dan janganlah kembali. hatiku terlalu memesona jika hanya untuk kau buat terluka. aku mandiri dengan segala hakku untuk berbahagia.

kepada kau pencipta resah. enyahlah-enyah. biar reda luka mendera. biar musnah duka-duka lara. enyahlah sudah!
Selengkapnya

Kategori Utama