Ngetrip Bareng Trip Pulau Seribu

Hari Sabtu-Minggu kemarin, gua jalan-jalan bareng Trip Pulau Seribu ke Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Buat nyegerin kepala lagi setelah pusing mikirin tugas akhir. Dari tugas akhir kemarin, gua bisa narik kesimpulan bahwa sebenernya tugas akhir itu bukan buat dipikirin, tapi dikerjain. Karena kalau dipikirin doang tapi nggak dikerjain, sama aja bohong.

Nah, dengan modal 350rb-an sisa-sisa gaji di tanggal tua, gua nekat ikut open trip yang diadain Trip Pulau Seribu ke Pulau Pari. Dari uang segitu, gua udah bisa dapat tiket untuk keliling pulau dari Dermaga Muara Angke ke Pulau Pari, dapet homestay, snorkling, nikmatin sunset di Pulau Pari, Nikmatin Barbeque Ikan Layar dan Cumi, berenang-berenang lucu di Pantai Perawan, dan tentunya dapat makan tiga kali. Gua rasa, 350 ribu itu terjangkau banget buat mahasiswa kayak gue yang pengin jalan-jalan di spot terbaik tapi kagak punya modal banyak.

Dari hasil jadi anak pulau selama dua hari, gua bakal share oleh-oleh yang gua dapat dari sana. Karena gambar selalu bisa berkata lebih banyak dari kata-kata. So, selamat menikmati!

Berangkat dari Muara Angke

Menikmati senja dari Dermaga Pulau Pari

Menikmati senja dari Dermaga Pulau Pari

Mengintip senja dari balik pohon

Magenta di ujung senja

Ada cerita romansa di balik langit senja


Matahari terbit di Pulau Pari

Pantai Perawan

Itu dia foto-foto hasil jalan-jalan dari Pulau Pari. Semua gambar diambil pakai kamera handphone, jadi maaf kalau kurang bagus. Buat temen-temen yang bingung mau jalan-jalan ke mana, semua gambar di atas itu masih di Jakarta, Silakan intip website Trip Pulau Seribu di http://anakpulau.co.id/ kalau pengin lihat tujuan wisata dan jadwal open trip yang ditawarkan. Thank you!
Selengkapnya

Upaya Memeluk Diri Sendiri

Pernahkah kamu merasa letih dan jenuh hingga segala hal yang ada di depan matamu tak lagi membuatmu bergairah untuk menapaki waktu?
Pernahkah kamu merasa segala hal yang kau lakukan untuk menarik perhatian tak lagi dipedulikan?
Pernahkah kamu merasa semua hal terasa menjadi biasa-biasa saja, tak menarik, dan tak ada artinya?


Kemarilah... Biar saya beritahu satu rahasia kecil; “Peluklah dirimu sendiri, sebab tak semua orang mau meluangkan waktunya untuk peduli.”

Memeluk diri sendiri adalah cara terbaik yang bisa kita lakukan untuk memberi penghargaan kepada diri sendiri karena telah mampu bertahan hingga sejauh ini. Semangat laiknya api. Bila baranya tak diupayakan untuk tetap menyala, maka jangan heran bila perlahan kehilangan cahaya.

Dunia kadang tak semenyenangkan yang kita kira. Ada saja hal yang membuat jengkel dan malas untuk masuk ke dalamnya. Rasanya seperti ingin tinggal di luar planet saja. Membenamkan raga pada hal-hal yang membuat bahagia.

Saya pernah mengalami keletihan. Mungkin kita semua. Dan pada saat yang sama, tak ada seseorang yang benar-benar mau dan mampu meluangkan waktunya untuk peduli. Memberi beberapa detik waktunya untuk menjadi teman berbagi, memberi bahu untuk dijadikan sandaran, atau memberi satu dekap yang menenangkan. Namun, tak apa. Toh kita tak bisa memaksa mereka untuk menjadi seperti apa yang kita inginkan, kan? Maka sebaiknya, dari pada kita menghabiskan waktu untuk menunggu orang lain membuat kita bahagia, mengapa tidak diri sendiri saja yang berusaha?

Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk memeluk diri sendiri. Di antaranya adalah sebagai berikut:



Dihimpit oleh riuhnya ingar bingar makian dan cemoohan di sekitar kita membuat telinga terasa panas dan pengang. Maka, sembunyilah. Tuhan mencipta dua tangan untuk menutup telinga kita terhadap hal yang tak ingin kita dengar. Putarlah musik. Dengarkan lagu-lagu cinta. Sebelum keriuhan membuatmu menjadi asing bagi dirimu sendiri.



Neil Gaiman pernah berkata, “Saya harap, kamu akan membaca buku-buku bagus dan mencium seseorang yang menganggap kamu istimewa. Dan jangan lupa membuat karya seni. Menulislah atau menggambarlah, atau buatlah sesuatu. Atau hiduplah dengan cara yang kamu bisa. Dan saya harap, setelah itu, suatu saat di waktu mendatang, kamu akan mengejutkan dirimu sendiri.”



Pergilah sejauh kau ingin pergi. Temuilah kepala-kepala baru. Bercengkerama dan bercandalah. Menghidupkan diri sendiri yang hampir mati sebelum sempat malaikat mencabut nyawa. Abadikan momen-momen baru lewat foto. Simpan baik-baik dan sebarkan di lini kala. Hingga bila suatu saat nanti kau bersedih, kau bisa melihatnya lagi untuk membantumu mengingat. Menolak lupa bahwa kau pernah berbahagia.



Saat ini semua hal tersedia di dalam internet. Banyak hal yang dapat dicari untuk menghindari bosan. Media sosial seperti twitter, facebook, blog, youtube, instagram, ask.fm, soundcloud, dan lain sebagainya menawarkan banyak hal untuk kita simak yang akan lumayan membantu menghindari bosan. Berselancarlah, lalu temui hal baru yang sebelumnya tak pernah kau tahu.



Setua apapun usia, ayah dan ibu akan tetap menganggap kita sebagai bocah kecilnya. Semenyebalkan apapun kita, seorang sahabat yang baik, akan tetap membela saat kita disakiti.
Seberapa keras pun dunia berusaha membuatmu gila, cinta dari seseorang yang kau kasihi akan membuatmu tetap waras.
Hubungilah mereka. Berceritalah tentang apa saja atau menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Kau menjadi istimewa ketika mampu mengistimewakan orang lain. Maka, tertawa dan menangislah bersama mereka.

Berbahagialah banyak-banyak, hingga kesedihan enggan untuk dekat-dekat.

Kalau kalian, apa yang akan kalian lakukan untuk memeluk diri sendiri? Share di kolom komentar, ya!

Chiao!


Selengkapnya

Aku Tak Pernah Ingin Membuatmu Marah

Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Aku pernah begitu takut dan ringkih melihat nyalak matamu yang berapi-api. Saat itu, aku berujar pada hatiku sendiri bahwa aku tak boleh membuatmu marah lagi. Aku tak ingin melihat sorot mata penuh kebencian darimu yang menyiratkan seolah aku tak pantas berada di hadapanmu untuk kedua kali. Aku kehilangan dirimu yang mencintaiku saat itu.

Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Membiarkanmu larut dalam kedengkian-kedengkian akibat prasangka yang datang silih berganti. Membakar segenap perasaan cinta yang selama ini terjaga. Mengasingkan sosokku yang ada di hadapanmu seperti seseorang yang tak pernah kau kenal. Aku kehilangan kau yang menyayangiku saat itu.

Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Tapi suatu kali, aku tak selalu bisa menahan kekeliruan dan kesalahan. Melakukan tindak tanduk bodoh yang akhirnya membuatmu jenuh dan muak. Menjadi lelaki paling menjengkelkan yang membuatmu muntab. Hingga pada akhirnya, masa itu datang lagi. Suatu fase ketika kau akhirnya memutuskan untuk benar-benar marah. Aku kehilangan aku yang sudah berjanji saat itu.

Aku tak pernah ingin membuatmu marah. Mengangankan kau untuk tetap mesra dan baik-baik saja. Tapi siapa sangka, aku yang pernah berjanji ini, nyatanya tak selalu mampu memenuhi ucapannya. Maka pada saat kau marah, -sebenarnya-tiada yang paling menyesal selain diriku sendiri. Sebab aku telah gagal berupaya untuk bisa menjadi seseorang yang selalu menyenangkan dan menenangkanmu.

Tapi, percayalah. Pada setiap kekurangan dan keterbatasanku. Aku tak pernah ingin membuatmu marah.
Selengkapnya

Kategori Utama