Kita Pernah Berjanji

Kita pernah berjanji akan menjejakkan kaki sejauh yang kita bisa. Membaui aroma laut yang bersemilir mesra. Mengelilingi jalanan kota di atas kecepatan 50 km/jam. Atau bahkan memetik mentari di puncak gunung, sebab tak ada gunung yang lebih tinggi dari mata kaki kita selama kita mampu mendaki puncaknya.

Kita pernah berjanji untuk tak pernah melepaskan genggaman tangan saat mewujudkan mimpi. Karena seperti katamu, “Meski sendiri itu baik, berdua jauh lebih indah.”

Kita pernah berjanji akan saling menemani bagaimana pun keadaannya. Menjadi peluk yang selalu mendekap saat sendu dan sembab. Penghangat dari setiap kesedihan yang kerap kali membuat gigil. Karena seperti yang kita pernah pahami, tak ada yang paling menenteramkan selain memiliki teman untuk berbagi penderitaan.

Kita pernah berjanji untuk selalu bersama. Saling mengisi kekurangan untuk menyempurkan. Sampai akhirnya kau pergi tanpa pamit dan permisi. Menyisakan repih mimpi menjadi setumpukan abu dari catatan rencana yang tak jadi. Yang manakala tersapu angin berlalu. Dan berembus hilang; terbang.

3 komentar:

Kategori Utama