Surat Dari Si Ganteng Untuk Perempuan Paling Bawel Sedunia

Teruntuk Keyla yang di dalam mulutnya terdapat selusin tim orkestra.

Kau tak bisa membayangkan bagaimana bentuk alisku yang bertautan saat membaca email balasanmu kemarin. Tapi tenang saja, sepusing apapun aku membaca surat (aku agak sangsi untuk menyebut serangkaian paragraf panjang nan melelahkan untuk dibaca tersebut sebagai surat ketimbang catatan khutbah jumat) itu, aku tetap tampan sebagaimana biasanya. Aku hanya heran. Kukira kebawelanmu hanya ada pada saat berbicara saja, ternyata pada tulisan juga. Bagaimana caranya mentransfer ilmu bawel dari dua bibirmu ke ruas jari-jari saat menulis surat itu, sampai-sampai kau seperti tak memberi jeda agar aku bisa bernapas saat membacanya?

Wahai Keyla The-Most-Talkative-Women-On-Earth. Jangan terlalu bawel sampai-sampai kau mengabsen daftar dosa yang kulakukan pada suratmu itu. Sebab, aku memiliki banyak kartu tentangmu. Yang pertama harus kau tahu tentang raibnya sendalmu itu, bukanlah karena aku yang menyembunyikannya di tong sampah. Melainkan sendalmu sendiri yang melakukan harakiri untuk menghindar dari penggunaan secara banal oleh perempuan teledor seperti kamu. Mereka lebih memilih mati ketimbang harus teraniaya oleh kakimu. Kebetulan saat itu aku melihatnya, maka dengan kebaikan hati yang begitu tulus dan perasaan duka yang mendalam, aku memakamkan mereka di tong sampah itu. Yang kedua, jangan berbicara seolah aku adalah seseorang yang paling berdosa sendiri. Kau harus mengingat (You should be!), betapa menyeramkannya kamu saat menyuruhku mencari pembalut dan obat sakit perut malam-malam pada saat kemah perpisahan sekolah hingga tersesat di kampung orang. Bayangkan Key, laki-laki setampan ini telah menjatuhkan harga dirinya hanya untuk membeli pembalut, malam-malam pula, di kampung orang pula. Aku sempat membayangkan bahwa mungkin setelah aku membayar harga pembalut pada penjaga warung itu, aku akan segera bunuh diri dan kelak akan ada surat kabar dengan headline, "Demi Menjaga Tingkat Kekerenannya, Seorang Anak Lelaki Tampan Ditemukan Tewas Bunuh Diri Setelah Membeli Pembalut" dengan tulisan yang besar-besar.

Keyla.
Mungkin, kau harus banyak belajar dariku. Selain tampan dan bersahaja, juga tetap cool saat menyampaikan apa-apa yang ingin kuutarakan. —seperti surat kemarin, misalnya.

Bagaimana bisa kau menyebut surat sepuitis dengan ilmu sastra tingkat tinggi yang kukirim kemarin itu sebagai lirik dangdut? Please, Keyla. Tak ada lirik dangdut sejujur tulisanku. Dan tak ada makna yang lebih dalam dari pada itu, bahkan kalimat-kalimat paling gombal dalam percakapan serial drama korea yang kaugila-gilai sekalipun.

Tapi, baiklah. Kali ini aku tidak akan memperdebatkan mana yang lebih puitis antara lirik dangdut, quote drama korea, atau suratku. Karena dibanding itu semua, tak ada yang lebih puitis dari seseorang yang sedang menyampaikan kebenaran.

Surat kemarin adalah kebenaran paling mutlak. Dan aku tak menemukan jawabanmu dari banyaknya hal yang kau sampaikan tentang diriku di dalam surat itu.

Aku menunggu jawabanmu.


Si Ganteng,
Al.


Ps: kulampirkan satu fotoku saat sedang berada di bukit Moko. Lihatlah, kau harus belajar untuk ikhlas mengakui bahwa aku memanglah tampan.


*surat balasan untuk Berhentilah Tiara Rismala Sari

4 komentar:

Kategori Utama