Aku Mencintaimu Utuh; Seluruh

untuk tiara rismala sari.

What would I do without your smart mouth
Drawing me in, and you kicking me out
Got my head spinning, no kidding*

Apa kau pernah mendapati dirimu terjatuh, tapi alih-alih beranjak bangun, kau malah mempersilakan dirimu untuk tersungkur ke dalamnya kian jauh? Membiarkan dirimu tenggelam ke dalamnya dalam-dalam. Merelakan sepenuhnya dirimu menjadi bagian dari ruang itu. Menafikan pening yang mengetuk kepala pelan-pelan saat kau terjerembab, tak peduli lagi pada setiap luka yang menggores tubuh ringkihmu satu per satu. Pernahkah kamu?

You’ve got my head spinning, no kidding, I can’t pin you down
What’s going on in that beautiful mind
I’m on your magical mystery ride
And I’m so dizzy, don’t know what hit me, but I’ll be alright*

Suatu kali dalam hidup, aku pernah berjalan begitu tegak. Melangkah mantap tanpa keraguan. Hingga kemudian aku bertemu kamu. Magis senyummu yang lugu, rahasia-rahasia di balik kepalamu, misteri yang tersimpan di kedalaman matamu, begitu menggoda. Dan aku terjerembab. Terjatuh dalam pesonamu dalam-dalam. Tak kuat untuk bangkit. Ingin lebih lama lelap untuk menguak setiap tabir yang tersimpan di hatimu. Pada hatimu. Aku jatuh. Cinta. Dan tak lagi bisa berbuat apa-apa. Lalu kau mulai menoleh. Mengulurkan genggam tangan. Membuka hatimu lebar-lebar agar aku dapat masuk lebih jauh. Memberikan segenap cinta yang kupunya. Menanam bunga-bunga agar bermekaran. Kemudian semua luka, siksa, dan nestapa tak lagi berarti apa-apa. Sebab karenamu semua menjadi baik-baik saja.

Cause all of me
Loves all of you
Love your curves and all your edges
All your perfect imperfections*

Aku mencintaimu; dalam peluk—dalam pelik, dalam senyum—dalam manyun. dalam bahagia—dalam luka, dalam sempurna—dalam papa. Sebab aku mencintaimu, maka semua menjadi baik-baik saja. Betapapun perih pedihnya perjuangan dalam upaya menjaga dan mempertahankan, aku bahagia sejadi-jadinya.

Give your all to me
I’ll give my all to you
You’re my end and my beginning
Even when I lose I’m winning
‘Cause I give you all of me
And you give me all of you*

Kaulah perempuan itu. Datang dengan senyum riang. Saat aku sedang merasa teramat kesepian. Pelipur bagi lara-lara yang gulana. Membuatku menang dari setiap kekalahan yang kerap membuatku kelelahan. Menjadi awal atas kebahagiaan. Mematahkan keraguan atas kesedihan yang kukira tak akan berakhir. Penopang sendi saat pijak tak mampu berdiri. Merangkul jantung saat debar kehilangan detak. Maka, tanpa kau minta, aku telah mencintaimu tanpa jeda.

Aku mencintaimu. Utuh, seluruh. Tanpa jenuh. Sungguh.

-------------------------
All of Me - John Legend



Selengkapnya

Lima Oktober

Saat membaca surat ini, mungkin kau telah menapaki hidup begitu jauh. Ada banyak rasa yang telah kau cecap; kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan, kehilangan, haru, senang, lucu, dan rasa lainnya yang datang silih berganti. Menjadi satu kesatuan utuh dalam hidup yang tak mungkin bisa kau hindari. Tapi, seperti yang pernah kau pahami, semua rasa yang ada hanyalah sekeping nuansa di dalam hati. Sifatnya hanya sesaat dan sementara. Suatu kali kau menggenggam, di lain waktu kau harus mampu melepaskan. Maka, aku berpesan, bila suatu saat nanti kau berjalan mengarungi kehidupan dan merasakan kepahitan dari rasa sedih dan kehilangan yang mendalam, ingat-ingatlah lagi bahwa itu hanyalah sesaat dan sementara. Kau hanya perlu menjalaninya dengan seksama, lalu menyelesaikannya dengan tabah. Sebab, itu hanyalah sekeping perasaan di dalam hati. Tidak lebih besar dari kepingan kebahagiaan lain yang menanti kau untuk menggenggamnya. Biarlah bekas luka yang tersisa menjadi bukti dari ketegaran jiwa yang kau punya.

Saat membaca surat ini, mungkin banyak mimpi yang sedang atau sudah kau perjuangkan. Ada beberapa yang mampu kau raih, sisanya yang lain masih begitu abu dan sangsi untuk dapat tercapai. Tapi tak apa, berikan saja usaha terbaik dalam mengupayakannya. Berserah bukan berarti menyerah, tetapi pasrah selepas usaha berlelah-lelah. Maka, aku berpesan, bila dalam perjalananmu nanti kau merasa letih, ingat-ingatlah lagi bahwa itu adalah proses yang kau jalani. Engkau tak pernah tahu apa yang Tuhan persiapkan untukmu, yang bisa kau lakukan hanyalah menjalani apa-apa yang kau yakini. Selesaikanlah apa yang telah kau mulai. Sekalipun kau gagal, itu akan membuatmu paham, mana yang pantas kau perjuangkan dan mana yang semestinya kau lepaskan. Bersabarlah, sebab kesabaran adalah sebaik-baik teman perjalanan. Kuatkan lagi pijakan kakimu dalam melangkah. Perjalanan hidup merupa lorong-lorong hitam paling pekat. Kau akan menemukan cahaya hanya jika mampu berbesar sabar melewatinya. Maka, tenang saja, akan selalu ada kebahagiaan yang menanti di ujung perjalanan.

Saat membaca surat ini, mungkin banyak sahabat terbaik yang mengelilingi hidupmu. Menjadi teman bagi hari-hari panjangmu. Kawan berbincang yang tak menyela pembicaraan, pendengar yang baik bagi ide-ide dan keresahan yang ada di dalam kepalamu. Ruang berbagi tawa dan kesedihan pada setiap waktu yang kau luangkan. Tapi, sebanyak apapun teman, engkau tetaplah berdiri di atas kakimu sendiri. Maka, aku berpesan, bila suatu kali sahabat-sahabatmu satu per satu pergi untuk mewujudkan cita-cita mereka masing-masing, jangan merengek seperti anak kecil yang kehilangan kembang gula. Dukung mereka semampu yang kau bisa. Berikan kenangan terbaik kepada mereka. Sehingga, bila kelak kau semakin jauh, engkau dirindukan sebagai kenangan yang selalu ingin mereka rengkuh. Jadilah sahabat terbaik bagi mereka. Sebab, mereka telah memberikan yang terbaik sebagai sahabatmu.

Saat membaca surat ini, mungkin ada seseorang yang begitu kau cintai. Segenggam hati yang dengan tulus memberikan segalanya untukmu. Ia yang menyuburkan bunga-bunga dan memberi warna-warna bagi tandusnya hatimu yang kesepian. Dekap yang pertama kali memeluk saat kau terjatuh. Kecup yang mencium aduh di bibirmu. Tangan yang menggenggam untuk menemanimu menempuh perjalanan. Maka, aku berpesan, jaga ia dengan sebaik-sebaiknya. Perjuangkan sebagaimana kau ingin diperjuangkan. Pertahankan ia dengan setabah-tabahnya kesabaran. Sebab, ia adalah yang paling mengenalmu selain dirimu sendiri. Jangan biarkan ia menghilang hanya karena lebih memutuskan untuk pergi. Cintai ia dengan segenap kasihmu. Sayangi ia selembut hatimu. Lindungi ia setegas jiwamu. Sebab, kau adalah istimewa karena telah memilikinya.

Saat membaca surat ini, mungkin kau sedang merasa teramat kesepian karena semua yang kau miliki satu per satu menghilang. Tapi, kau tak perlu bersedih dengan seperih pedih rasa. Engkau tak pernah benar-benar kesepian, sebab aku selalu ada. Tak pernah jauh dari hidupmu. Begitu erat, begitu dekat. Maka, pejamkan sejenak matamu. Kunjungi aku di kedalaman hatimu. Aku adalah dirimu sendiri; keyakinan yang kau punya saat tak ada lagi yang bisa kau percaya.

Bila suatu kali kau tak lagi tahu apa yang harus kau lakukan, buka lagi lembaran surat ini. Semoga menjadi semacam pengingat bahwa kau pernah begitu yakin atas hidupmu sendiri. Aku mencintaimu.

Sebaris harapan berjejer rapi tanpa api.
Tapi nyalanya lebih terang dari matahari.
Hari ini.
Semoga,
Malaikat mendekapmu erat,
Diiringi senyum pengusir sepi.
Selamat ulang tahun, Galih Hidayatullah.
Hari ini bahagia, esok apalagi.

Dari seseorang yang mencintaimu begitu dalam.
Galih Hidayatullah.

Sebuah surat dariku, untuk diriku sendiri.
Bogor, 5 Oktober 2014.
Selengkapnya

Terima Kasih, Ra

“Home is not some familiar place you can always return to; it is the rightness you feel, wherever you are, when you know that you’re loved.”

Ra, apa kamu pernah mendapati sesuatu yang kau impikan? Seperti sesuatu yang begitu kamu idam-idamkan; rasa, suasana, aroma, kerinduan, keadaan, seseorang, atau segala kebaikan dan kebahagiaan lain yang dulunya hanya sebatas kau angankan. Lalu, suatu kali Tuhan dengan berbaik hati memberikan seluruhnya sebagai doa yang terjawab. Aku pernah merasakannya, dan itu adalah momen ketika kau hadir dalam hidupku.

Mungkin, Tuhan sedang memanjakanku, saat Ia dengan penuh cinta membuat kita bertemu. Hingga akhirnya kita dapat saling mengenal satu sama lain, lalu memutuskan untuk saling memiliki. Aku tak lagi menjadi aku, kamu tak lagi menjadi kamu, aku dan kamu telah menjelma menjadi kita. Tak peduli pada seberapa jauh jarak memberi sekat, menafikan rindu yang kerap membuat kita sekarat. Tentang hal itu, kamu pernah bilang, “Distance means so little, when someone means so much.” Sebab, bagian terbaik dari jarak adalah kita. Dua pasang lengan yang menengadah untuk berdoa. Berharap kepada Tuhan agar selalu menjaga kita dengan cinta.

Ra, setahun yang lalu, selepas raga ini mengenalmu, aku jadi lupa diri. Semua tentangmu aku abadikan di sini. Terpatri baik-baik di dalam hati. Mengenalmu adalah skenario terbaik. Memilikimu utuh tanpa cela adalah anugerah teristimewa. Dicintai olehmu adalah kebahagiaan yang sempurna. Terima kasih telah hadir, memberi warna-warni dalam setiap cerita. Pencipta makna dari segenap rasa yang kita sebut sebagai cinta.

Ra, aku ingin membawamu ke sebuah tempat yang nyaman dan sederhana. Dimana setiap lekuk sudutnya berpendar cahaya Tuhan. Maka, tetaplah bergenggaman, dan jangan pernah merenggang. Aku tak bisa menjanjikan dapat terus membuatmu tertawa dan bahagia. Tapi, yang dapat kupastikan, apapun yang terjadi nanti, kita akan bisa melalui dan jatuh cinta kembali.

Untuk perempuan yang datang saat aku sedang merasa teramat kesepian, Tiara Rismala Sari.
Home is wherever I'm with you.
Aku mencintaimu.


Galih Hidayatullah
Selengkapnya

Kategori Utama