Beberapa Pertanyaan

Pernahkah kamu merasa asing di dalam kepalamu sendiri?

Oh.. Maaf.. Maaf.. Jangan terkejut. Ampuni saya mengawali tulisan ini dengan kalimat tanya yang begitu intim. Mungkin lain kali saya akan memulai tulisan dengan sesuatu yang menyenangkan. Seperti beberapa pertanyaan basa-basi semacam, "Hai, apa kabar?" atau salam sapa yang lebih sopan seperti "Selamat sore, senang bisa berbincang dengan Anda kembali." Ah, tapi rasa-rasanya terlalu kaku dan membosankan, ya? Hhm... Baiklah-baiklah.. Anggap saja pertanyaan yang begitu tergesa-gesa tadi adalah bentuk keakraban. Sebab menyenangkan, bukan, jika ada seseorang yang begitu akrab denganmu menanyakan sesuatu yang bersifat intim? Maka, izinkan saya kembali bertanya, "Pernahkah kamu merasa asing di dalam kepalamu sendiri?"

Pernahkah dalam kesendirianmu saat melewati hari-hari, kau bertanya ke dalam hatimu sendiri.
"Hai, siapa saya sebenarnya?"
"Kenapa saya berada di sini?"
"Kepada siapa hidup ini saya persembahkan?"
"Untuk apa saya berletih-letih menjalani hidup?"
"Apakah yang saya jalani sudah sesuai dengan harapan?"
"Apakah jalan yang saya tempuh adalah jalan yang benar?"
"Kepada siapa saya harus berterima kasih?"
"Kepada siapa saya harus meminta maaf?"
"Kepada siapa saya harus meminta pertolongan?"
"Sampai kapan ini akan berakhir?"
"Akan berakhir seperti apa saya di akhir nanti?"
Dan seterusnya...
Dan seterusnya......

Pernahkah kamu mempersilakan pertanyaan-pertanyaan itu berputar di dalam kepalamu, hingga akhirnya kau merasa pening sendiri karena belum mendapat jawabannya? Pernahkah kamu?Tenanglah... Kau tak perlu menjawab pertanyaan itu saat ini juga. Biarkan hatimu mencerna dulu apa yang harus kau pahami. Mendekatlah ke sini. Saya tak bermaksud menertawai, menyalahi, atau bahkan menghakimi. Bicaralah dari hati. Telingaku terbuka, mulutku terkunci.

Saya yakin dan percaya jika kau menjawab semua pertanyaan tersebut dengan menganggukan kepala tanda menyetujui apa yang saya sampaikan tadi. Sebab, saya pernah merasakannya. Pertanyaan seputar kehidupan akan menerjang siapa saja yang mau memikirkan. Hal itu akan menuntunmu untuk mendapatkan yang sebenar-benarnya kau butuhkan. Siapa yang mengenali dirinya, maka ia akan memahami hakikat Tuhannya.

Maka, inilah hal penting yang ingin saya sampaikan. Semoga bisa membuatmu sedikit paham apa yang harus kau lakukan.

Kesiapan saat menyetubuhi kehidupan hingga bisa menggelinjang pasrah adalah tentang keberanian menghadapi tanda tanya. Kau mandiri atas segala kehidupanmu untuk berbahagia. Maka, cukuplah hidup pada kebaikan yang menjadikanmu indah. Do whatever you wanna do. Go wherever you wanna go. You are responsible for your life.

Jalani kehidupan dengan keyakinanmu sendiri. Sebab yang kau perjuangkan adalah kebahagiaanmu sendiri. Bebaskan hatimu untuk mandiri dalam tersenyum dan berbahagia. Sebab sungguh, air mata tak sekalipun membuatmu terlihat lucu.

Berbahagialah atas kehidupanmu!
Selengkapnya

Takdir Yang Kupilih Sendiri

Keyla.
Betapa menyakitkannya cubitanmu pada pinggangku kemarin. Apa yang kau pikirkan, Key? Wajahmu yang tirus begitu merah padam, dihiasi dengan lengkung senyum yang tak kutahu artinya apa. Lalu dengan gemas kau cubit pinggang kananku. Seperti tak puas, kau lanjutkan lagi cubitanmu ke pinggangku yang sebelah kiri. Aku tak bisa apa-apa, selain tertawa sambil merintih kesakitan. Sepertinya engkau begitu gemas kepadaku, Saka, engh.. maksudku Al. Aku tahu kau akan begitu terkejut. Tapi aku tak menyangka bahwa reaksimu akan sebegitu gemasnya. Hahaha. Maafkan aku yang mengejutkanmu. Sungguh, ada banyak alasan yang membuatku seperti itu. Semoga kau mau memaafkanku atas hal itu.

Key, kau tahu?
Tak mudah buatku untuk menutupi rasa suka dan kagumku kepadamu. Dulu, hampir setiap saat kau berada di hadapanku, aku tak pernah luput memperhatikan setiap gerak-gerikmu. Ikut tertawa saat kau tertawa, diam-diam menguping pembicaraan saat kau bercerita pada teman-temanmu. Menjadi lelaki yang paling gemar mencatat setiap hal yang kau lakukan di dalam kepalaku. Maka, janganlah heran, pada saat kau membaca surat-suratku kala itu, aku begitu tahu apa saja aktivas keseharianmu.

Key, apakah kau percaya bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini bukanlah sebuah kebetulan? Melainkan sistem keteraturan yang mempertemukan antara sebab dan akibat yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Sehingga apapun yang terjadi sejatinya sudah digariskan. Termasuk kita.

Adakah sebuah takdir ibarat sesuatu yang berarak seperti awan yang mengalir dalam arus yang ditetapkan sang angin? Atau kita bisa memilih, arus mana yang akan kita naiki?

Tentu saja aku percaya takdir. Maka kupilih takdirku sendiri. Aku mencoba melawan diriku sendiri agar tak selalu sembunyi. Mencoba mengenalkan diriku padamu. Melalui surat-surat beserta bunga krisan yang kuselipkan pada jendela kamarmu. (Anyway, aku sungguh berterima kasih kepada Pak Sofyan, penjaga rumahmu. Bila bukan karena dia, tak akan bisa aku menitipkan surat sampai begitu dekat dengan kamarmu.) Menafikan apapun yang terjadi kelak, setelah kita berbalas surat. Aku cukup tahu diri. Aku mengetahui bahwa kau sudah memiliki dan dimiliki saat itu. Aku hanya ingin menunjukkan kepadamu, bahwa ada aku yang juga memperhatikanmu. Setidaknya, aku sempat menunjukkan siapa aku. Hingga di akhir nanti, aku tak akan menyesal karena terlalu lama bersembunyi.

Tapi, inilah yang terjadi sekarang. Tuhan begitu berbaik hati kepadaku. Dia tunjukkan kepadamu, bahwa lelakimu bukanlah seseorang yang pantas kau percaya. Sehingga menjadi sebuah kesempatan kepadaku untuk menunjukkan betapa kau lebih pantas untuk mendapatkan pelukan, bukan pelukaan. Saat-saat di mana aku hadir untuk menghangatkan hatimu yang menggigil oleh pengabaian. Waktu yang kupunya untuk membantu merawat luka-lukamu.

Keyla, di akhir surat ini, izinkan aku menuliskan dongeng buatmu. 
Suatu hari, ada seorang pemuda yang diam-diam mencinta -lelaki itu aku, by the way. Ia habiskan waktunya untuk memperhatikan setiap lekuk perjalanan hidup perempuan pujaannya. -perempuan itu kamu, tentu saja. Tapi, ada hal yang tak bisa membuat lelaki itu menunjukkan perasaannya. Perempuan itu sedang menjalani hubungan asmara dengan lelaki lain. Maka, ia pendam perasaan itu dalam-dalam. Sebab ia tak ingin menjadi batu penghalang kebahagiaan perempuan itu.

Hingga suatu hari, semesta berkehendak lain. Kesetiaan yang perempuan itu jaga rapat-rapat dinistakan oleh sikap lelakinya. Perempuan itu memutuskan berhenti menjalani hubungan dengan si lelaki. Sang perempuan gundah gulana, sebab perasaannya terbakar oleh nistanya pengkhianatan. Keseharian perempuan itu pun berantakan. Hatinya hancur oleh perasaan bernama entah. Tapi hidup harus terus berputar, dan langkah tak bisa bila hanya sekadar diam. Ia lanjutkan perjalanan hidupnya, dengan satu keyakinan, bahwa cara terbaik untuk menyembuhkan luka hati adalah dengan jatuh cinta lagi.

Hingga datanglah masa itu. Saat di mana hati sang perempuan tengah sibuk mencari, rupanya, semesta sedang berbaik hati. Pemuda yang diam-diam mencinta itu mulai mendekat, memberi hangat. Mendapat kesempatan untuk bisa menunjukkan perasaannya kepada sang perempuan pujaannya. Dalam kesehariannya, lelaki itu mencuri perhatian sang perempuan dengan berbagai macam cara. Semisal sapa, canda, bahkan puisi-puisi yang ia tulis dan dikirimkan melalui kepak sayap merpati.

Oleh sebab kegigihannya dalam berusaha, perempuan itu pun luluh. Tak kuasa ia oleh pesona sang lelaki yang membuatnya jatuh. Merona pipi sang perempuan, warnanya merah muda seperti cinta. Tapi ia tak ingin terburu-buru. Ia biarkan sang lelaki menunjukkan usahanya dengan lebih sungguh. Suatu hari, sang perempuan berkata, "Bila sungguh dalam kau mencintaiku, rawatlah kesabaranmu hingga tumbuh mendewasa. Aku tak ingin tergesa dalam menjatuhkan cinta, aku ingin tahu seberapa kuat kau akan berusaha."

Diterimalah tantangan itu oleh sang lelaki. Ia patrikan tekadnya di dalam dada,
"O, nona... betapa cinta adalah perkara memilih hati yang tepat, sedang segala yang layak adalah patut untuk diperjuangkan. Kau duduklah diam-diam dan tenang, akan kutunjukkan pada kau bagaimana rupa kesabaran dan perjuangan."
Lelaki itu, dengan kesabaran yang sungguh, berusaha meyakinkan perasaan sang perempuan agar lekas mendeklamasikan cinta di dalam hatinya. Ia tuliskan puisi-puisi keindahan yang ia cipta, ia ceritakan kisah-kisah jenaka agar perempuan itu bisa tetap tertawa, tak lupa dekap-dekap hangat untuk merawat luka sang perempuan. Agar kelak, perempuan itu berani menggenggam ketulusan yang ditawarkan sang lelaki.

Sampai suatu ketika, datanglah masa itu. Pemuda itu menanyakan lagi perihal jawaban atas perasaan cintanya kepada sang perempuan. Lalu bagaimana dengan sang perempuam? Apakah ia akan mengiyakan pertanyaannya.

"Jika ini adalah cinta, maukah kau bersamaku untuk menjalani kisahnya lebih lama dari selamanya?"

Aku tunggu jawabanmu.
Dari Aku.
Lelaki yang diam-diam mencintaimu utuh.

Saka Aldrian
Selengkapnya

Kejutan!

Tempo hari, selepas raga ini mengenalmu, aku jadi lupa diri. Semua tentangmu aku abadikan di sini. Terpatri baik-baik di dalam hati.
Keyla, mungkin akan mengagetkan buatmu. Jika kau bertanya apa musik kesukaanku, maka aku akan menjawab bahwa musik kesukaanku adalah musik aliran hardcore. Aku suka mendengarkan lagu dari band-band Slipknot, SOAD, Bring Me The Horizon, Walls of Jericho, atau beberapa band hardcore Indonesia seperti Burgerkill, Dead Squad, Forgotten, Siksa Kubur, Purgatory, dan Nemesis. Apa kau pernah mendengar nama band ini, Key? Hahaha. Mungkin kau akan heran, bagaimana bisa aku menikmati lagu-lagu bertempo menghentak diiringi suara vokalis dengan teknik scream, growl, atau grunt, yang buat sebagian orang hanya membuat telinga panas dan memekakkan. Tapi begitulah kenyatannya, buatku lagu-lagu seperti itu menjadi moodbooster untuk hari-hariku. Membuat jiwaku terlonjak dengan hentakkan semangat. Maka jangan heran, bila suatu kali nanti kau bertemu denganku -entah kapan, tentu saja- saat mendengarkan musik dari earphone yang tersumbat di telingaku, kau melihatku menganggukan kepala secara terus menerus. Jangan kau anggap aku gila, aku hanya sedang menikmati lagu yang menghentak di sana.

Apakah mengejutkan buatmu, Key?

Key, ada beberapa hal dalam hidup terjadi dengan penuh kejutan. Sesuatu yang tak pernah kau sangka bahwa kau dapat merasakannya. Hal yang mungkin hanya menjadi sebuah angan di atas langit-langit kepalamu yang kau tak tahu bahwa kau bisa meraihnya. Tapi semua terjadi begitu saja, tanpa aba-aba, tanpa kau duga-duga. Tiba-tiba semua hal yang kau angankan mewujud kenyataan. Membuatmu senang bukan kepalang, bahagia sejadi-jadinya. Mencipta debar-debar perasaan yang entah bagaimana bisa membuatmu tersenyum-senyum sendiri saat mengingatnya. Kejutan itu adalah kamu, Keyla.

Mungkin Tuhan sedang berbaik hati, saat aku mengirimimu surat pertama kali, Dia bolak-balikan hatimu yang pesona itu sehingga membuat pikiranmu merasa perlu untuk membalas suratku. Lalu kita menjalani cerita begitu saja, sebulan penuh saling balas membalas surat. Hingga kita bisa saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. Saling berbagi cerita, dongeng,  puisi-puisi , tawa, dan air mata.  Hingga kekagumanku semakin tandas untuk satu namamu.

Atau mungkin, sebenarnya Tuhan hanya ingin bermain-main saja denganku, -tentu saja dengan memberikan perannya kepadamu. Untuk membuatku melayang-layang di atas langit dengan degup perasaan bahagia. Yang suatu saat nanti, -entah tak tahu kapan- akan menghempaskanku ke dalam lubang pengap bernama kesedihan dan kekecewaan yang begitu dalam. Ah, tentu saja aku tidak akan memikirkan itu lebih jauh. Belum apa-apa aku sudah begitu miris membayangkannya. Kau tidak akan tega mengecewakan hati yang bernaung kepadamu kan, Key?

Key, cinta kerap datang dengan cara yang begitu sederhana. Engkau tak butuh adegan-adegan romantis seperti yang kau lihat di film-film drama untuk sekedar merasakan jatuh cinta. Engkau tak harus menjadi tokoh-tokoh fiksi dalam dongeng-dongeng picisan untuk merasakan bagaimana mewahnya sebuah perasaan cinta. Cukuplah kau menjadi dirimu sendiri, lalu biarkan semua mengalir seperti bagaimana adanya. Lalu suatu saat, akan datang momen dalam hidupmu yang membuatmu jatuh cinta. Entah bagaimana caranya. Entah kapan masanya. Termasuk aku saat ini.

Aku mencintai kamu karena semesta bahu membahu membuatku menemukanmu.

Dari lelaki yang kaupanggil Al.

Ps: Hari ini hujan. Padahal kemarin mentari bersinar begitu terik. Terkadang, hujan menjadi kejutan yang menyenangkan. Kau tahu? Seperti halnya cinta. Hari ini kau merasakan kerontang, engkau tak pernah tahu, bahwa esok, lusa, atau seminggu ke depan bisa saja turun hujan. Membasuh kemarau yang kekeringan. Pernghapus dahaga saat kerontang. Tiba-tiba datang lalu pergi. Kemudian datang lagi dan pergi lagi. Tapi, sungguh Key. Aku tak pernah ingin beranjak pergi. Aku selalu ingin menjadi kejutan yang menyenangkan buatmu.

Key. Di surat ini, kuselipkan dua bagian foto wajahku sekaligus. Jangan terkejut!
Selengkapnya

Dagu Kiri

Selamat siang, Keyla.
Suatu kali dalam hidup, aku pernah merasa begitu jatuh. Hilang jejak, tapak tak dapat lagi berharap. Hingga akhirnya aku bertemu kamu. Perempuan bermata bulat dengan cahaya berbinar, pemilik lengkung senyum yang dapat meluruskan banyak hal dalam hidupku. Perempuan ceria yang membuat siapa saja merasa senang berdekatan dengannya. Penutur cerita yang baik sehingga siapa saja yang membaca tulisannya jatuh kagum. Menghidupkan lagi debar-debar perasaan dengan gugusan asa baru. Sepertinya, aku semakin tenggelam ke dalammu.

Key, aku adalah lelaki penyuka warna biru. Buatku, biru itu menenangkan. Sebab itulah, dalam sepiku aku selalu betah duduk berlama-lama di tepian pantai. Menikmati embusan angin yang memainkan anak-anak rambutku. Menebar pandangan pada hamparan banyu biru yang terbentang luas. Atau setiap pagi, aku selalu menyempatkan untuk duduk di beranda rumah, menyesap segelas kopi sambil melihat sekumpulan awan di langit biru yang berarak tersapu angin. Maka jangan heran, bila suatu kali kau menemukanku dengan baju berwarna biru lagi biru lagi. Bukan karena aku hanya memiliki satu baju, tapi lemariku hanya dipenuhi dengan baju-baju berwarna biru. Hahaha

Key, sebagaimana pekerjaanku, hobiku adalah menulis. Menulis apa saja yang dikehendaki hati dan pikiran untuk dituangkan. Aku memiliki blog, tempat aku menaruh tulisan yang kubuat. Apa kau mau membacanya, Key? Jika ada waktu, kau bisa mengunjungi http://sebaitkita.tumblr.com/ Di sana, banyak tulisanku yang sudah terpublish. Mungkin bukan tulisan yang cukup baik, tapi bisalah untuk sekadar menemani waktu luangmu dengan cerpen dan puisi-puisi yang kubuat. Aku ingin sekali menjadi penulis, Key. Penulis yang bukunya terpampang di sederetan rak toko buku. Itulah mimpiku yang belum sempat terwujud. Selain menulis, aku pun suka memotret. Mengenang hal indah yang pernah terlewat dalam hidupku. Tapi aku tak begitu mendalami seni fotografi, hanya sekadar bisa mengatur fokus dan cahaya agar gambar yang kuambil terlihat jelas. Nanti, akan kutunjukkan kepadamu, ke mana saja aku telah pergi.

Bagaimana denganmu, Key?
Hal apa yang kau suka?
Warna kesukaanmu apa?
Musik apa yang biasanya kau dengar?

Ah, Key. Aku tak banyak mengikuti kegiatan kampus. Waktuku sudah banyak tersita dengan pekerjaan-pekerjaan kantor. Maka aku tak menjadi panitia dalam kegiatan kampus apapun. Aku hanyalah sekadar mahasiswa kupu-kupu. Kau tahu apa itu mahasiswa kupu-kupu, Key? Ya, benar, kuliah—pulang—kuliah—pulang. Hahaha. Tapi bukan berarti aku tidak menyukai organisasi, sebelum bekerja aku banyak aktif di kegiatan-kegiatan sosial. Aku pernah aktif menjadi relawan pemberdayaan masyarakat, pernah juga aktif dalam komunitas pendongeng yang bercerita di hadapan anak-anak jalanan, dan kegiatan sosial lainnya. Tapi sekarang aku sudah tidak aktif lagi, mungkin nanti aku akan kembali aktif menjadi pekerja sosial bila kuliahku sudah rampung. Aku menyukai kegiatan sosial. Membuat orang bahagia itu membahagiakan, Key. Termasuk membahagiakanmu.

hatimu,
telaga memesona dengan aneka warna.
dan aku,
anak kecil yang betah berenang berlama-lama.


Salam hangat dengan senyum mengembang,
Al.

Ps: Aha, sudah kuduga kau akan mengganggapku menyebalkan. Bersabarlah, Key. Ikuti permainan ini. Sebab di akhir cerita, kau akan menyukai kejutannya. Pada surat ini, ada bagian foto kedua, itu adalah bentuk dagu kiriku. Akan mudah ditebak bukan bila aku langsung mengirimkan bagian mata kiri?

Selengkapnya

Kategori Utama