Terlambat

"Masih jelas dalam ingatan. Tentang bagaimana digdaya kau melangkah. Menapaktilasi setiap sudut kehidupan. Juga tentang seberapa cerah wajahmu ketika ceria. Bersimpul senyum penuh pesona. Merupa tarian seribu malaikat yang memikat. Atau tentang semangat juangmu menerjang terjal jalanan.
Kesabaran.
Keteguhan.
Kekokohan jiwa untuk bertahan dan berdiri tegak."

Aku meminta maaf dengan sangat karena terlambat membalas suratmu. Tak pernah ada rasa bersalah yang lebih hebat selain ketika aku menyadari bahwa aku tak bisa meredakan sakitmu. Maaf dengan sangat, karena aku menyerah oleh jauhnya jarak. Maaf dengan sangat, karena saat sakitmu, tak ada aku di sampingmu. Maafkan aku.

Bagaimana kabarmu sekarang?
Merasakan resahmu yang dirundung sakit, aku jatuh dalam kekhawatiran kuat. Semoga Tuhan mengangkat penyakitmu. Mengirimkan malaikat-malaikat kecil untuk menjaga dan melindungimu. Menyelubungimu dengan kasih sayang utuh. Hingga kau dapat kembali ceria dengan senyummu yang indah memesona.

Aku percaya senyum 7cm itu. Semoga itu bukan kepura-puraan hanya agar aku tak terperosok jauh dalam kegelisahan-kegelisahan. Percayalah, dalam setiap sujud sepertiga malam aku selalu berdoa atas kebaikan dan kesehatan hidupmu.

Aku tak ingin berkata banyak.
Aku ingin tahu kabar baik dari keadaanmu sekarang.

"Lekaslah sembuh.
Sinari lagi hidupmu.
Sebab engkau.
Adalah cahaya."

Peluk Hangat.
Seseorang yang kau pamggil Mas.

*ps: Aku sudah membingkai fotomu. Kau tampak lebih gemuk sekarang :p
Selengkapnya

Kategori Utama