Sepucuk Surat Untukmu (Kisah Pemuda Yang Diam-Diam Mencinta)

Gadisku. Dalam surat ini, aku ingin menceritakan sesuatu untukmu. Sebuah kisah yang belum pernah aku ceritakan kepada siapapun. 

Dahulu, di suatu tempat yang ditumbuhi pepohonan rindang, sungai-sungai mengalir bening dengan lembut dan tenang, burung-burung masih setia berkicau bersahutan, tersebutlah seorang pemuda gagah bernama Mas Aih (itu aku, by the way). Pemuda ini gagah sekali, semua hal yang ditakuti oleh setiap orang, dapat dilakukan oleh Mas Aih. Memanjat pohon tertinggi di desa, melawan kawanan babi hutan, menantang jawara desa, terjun dari tebing di tepian laut, semua dapat diatasi dengan mudah. Kecuali satu hal : 
Mengungkapkan cinta kepada gadis pujaannya. 

Setiap hari, ia selalu merapal nama si gadis dalam setiap khusyuk doanya. Menyebut namanya sebelum ia terlelap, mengharap dapat memimpikannya. Mendamba bertemu dan berbincang meski hanya di alam buaian. 

Gadis itu merupakan kembang desa. Pujaan setiap pemuda. Pemilik mata bening seindah permata. Rambut panjangnya kemilau, begitu hitam tapi tak menyesakkan. Bibir tipisnya yang merah muda semakin menambah paras jelitanya. 

Suatu hari, di tengah perjalanan menuju ladang, Mas Aih berpapasan dengan si gadis. Mas Aih tercekat, beku mematung, terdiam sesaat. Ia terlampau takut untuk sekedar bertegur sapa. Seolah dunia terbalik bila ia mengucap kata 'selamat pagi, cantik'. Pada akhirnya, Mas Aih hanya mampu meneruskan langkah, melanjutkan perjalanan menuju ladang. 

Di malam harinya, Mas Aih meratapi kenangan tadi pagi. Ia cemas, apabila sikapnya selalu seperti ini, ia takut si gadis menjadi milik orang lain. Namun, di balik rasa resahnya terselip kebahagiaan di segenggam hatinya. Ia tersenyum, setidaknya ia dapat menikmati senyum manis si gadis dari dekat. 

Keesokan harinya, ia memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya melalui surat yang ia buat untuk si gadis. (Gadis itu kamu, tentu saja) 

Adakah perasaan Mas Aih akan terbalas? 
Aku tunggu jawabanmu.











Dari lelaki yang diam-diam mencintaimu. 
Mas Aih. 

Sawangan, 26 Maret 2012
Selengkapnya

Menyikapi Kenaikan Harga BBM (Sebuah Catatan Mahasiswa Nista)



"Beri aku seribu orang tua, maka aku akan mengguncang semeru. 

Namun, cukuplah kau beri aku tujuh pemuda, maka akan kujadikan mereka Boyband yang unyu-unyu...." 

_Joko Pitono_ 





unyu unyu unyu :3





Entah, apa korelasinya ungkapan diatas dengan tulisan yang akan saya sampaikan saat ini. Tapi yang jelas dengan fenomena menjamurnya boyband saat ini, sangat berbanding lurus dengan maraknya intensitas unjuk rasa yang dilakukan sekelompok orang dalam rangka menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak a.k.a BBM. BBM loh yah, bukan Biri Biri Mencret. 



bukan!! bukan ini!!




Mengapa saya dapat mengatakan hal itu? 
Melalui tulisan ini, saya akan sampaikan penelitian yang baru saja saya selesaikan beberapa menit yang lalu ini. Penelitian ini saya lakukan dengan pendekatan rumus : 


Keterangan :

F.aksi : Fenomena lahirnya boyband baru 
F.reaksi : Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM 


Berikut, analisa saya : 

1. Maraknya Boyband, membuat remaja Indonesia tergila-gila dengan ketampanan personel yang tak manusiawi itu. Akibatnya, remaja-remaja retak yang rentan galau itu akan melakukan apa saja demi dapat melihat pujaannya melakukan aksi panggung. Termasuk pengorbanan. Baik berkorban waktu, uang dan tentu saja biaya bensin. 
Jika 1 Boyband saja memiliki 200 orang fans setia, maka bila muncul 10 Boyband baru, akan tercipta 2.000 orang remaja-remaja labil ingusan yang rela mengorbankan apapun untuk sang Boyband idola. 



Katakanlah, 3/4 jumlah remaja retak rentan galau tersebut menggunakan kendaraan umum untuk sampai ke panggung musik, maka akan terjadi kenaikan konsumsi bensin (saya tak perlu menjelaskan 'kan yang dimaksud konsumsi disini apa? Bukan diminum loh ya. Tapi dikonsumsi!! Aduh, apa ya bahasa bagusnya? Pokoknya gitu deh) pengemudi angkot dari yang biasanya. Karena setiap angkot bahu membahu mengangkut remaja-remaja retak rentan galau ini untuk sampai ke panggung musik. (asumsi angkot menggunakan 3 liter bensin untuk pulang pergi). Berikut Kurva Penawarannya :





Jika sisanya, sebanyak 1/4 jumlah fans setia menggunakan kendaraan pribadi (motor, mobil, kuda, unicorn, harimau, elang, kelelawar pesek) yaitu sebanyak 500 orang. 

2.000 X 1/4 = 500 orang. 

Akan terjadi kenaikan konsumsi BBM. (asumsi pulang pergi menghabiskan 5 liter). Maka secara keseluruhan, kenaikan konsumsi bensin adalah sebanyak 2.500 liter bensin. 

5 liter X 500 orang = 2.500 liter bensin 




Terbayang, jika dalam sebulan saja ada 5 kali kegiatan musik yang menghadirkan Boyband-boyband yang unyu-unyu itu, secara kumulatif akan terjadi kenaikan tingkat permintaan konsumsi BBM. 
[(3 liter X 5 kali manggung X 1.500 orang) + (5 liter X 5 aksi panggung X 500 orang)] = 35.000 liter bensin
 



Jika asumsinya, dalam 1 liter premium seharga Rp. 4.500,- mendapat subsidi dari pemerintah sebesar Rp. 2.000,-. Maka, pemerintah akan mengeluarkan subsidi per bulan sebesar : 



Rp. 2.000,- X 35.000 liter = Rp. 70.000.000,- 



Jika keadaan seperti ini terus bertahan selama satu tahun, maka subsidi yang diberikan pemerintah untuk remaja-remaja labil ini saja sudah mencapai angka : 

Rp. 70.000.000,- X 12 = 840.000.000 ,- 


GEBLEK!!! 
Demi jenggot Mbah Surip, ini merupakan angka yang besar. 
Hampir mencapai 1 Miliar!!! 
Terlebih subsidi ini hanya untuk remaja-remaja labil berkepribadian alay. Sungguh, pemborosan yang amat sia-sia. 
*elus elus dada malinda dee* 
#eh 

2. Analisa berikutnya, masih berkaitan dengan poin 1. 
Jelas, pemerintah kita yang terkenal bermental anak kostan itu tak mau rugi. Masa buat remaja retak rentan galau kayak gitu aja pemerintah harus mengeluarkan subsidi sebesar 1 M? Belum tambahan subsidi BBM yang lain, bisa-bisa pemerintah gulung tikar, pindah ke SD lain. 

Maka, pemerintah kita segera melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, dan Kementrian Pemuda dan Olah Raga. Dan solusi yang disepakati adalah : 

"Keadaan ini tak boleh dibiarkan. BBM harus dinaikkan!!!" 

Oh tidak bisaaaaa!!!


  • Fungsi 1 : Agar APBN tak defisit 
  • Fungsi 2 : Agar cadangan BBM tetap terjaga 
  • Fungsi 3 : Agar remaja retak ini jera 

3. Dengan rencana kenaikan harga BBM yang akan digulirkan pemerintah ini, bisa dipastikan bahwa rakyat tak akan tinggal diam!! 

Diskusi segera bermunculan... 
Reaksi penolakan terjadi dimana-mana... 
Unjuk rasa... Onar.. Kericuhan.... 
Unjuk gigi... Kejigongan... 
Unjuk kemaluan.... Orgasme... 
#eh 

(Fokus gal Fokus!!!) 

Kembali ke pendekatan awal. 



Multiplier effectnya adalah seperti ini : 

Muncul Boyband --> Muncul Fans --> Marak Aksi Panggung --> Kenaikan Konsumsi BBM --> Kenaikan Subsidi --> Berkurang APBN --> Rencana Kenaikan BBM = UNJUK RASA 


Seperti itulah. 
Bila ada aksi maka akan terjadi reaksi. Serupa halnya dengan cinta. Jika ada pasangan kita bahagia,jika pasangan entah dimana kita rindu, jika pasangan jalan dengan orang lain kita galau, jika tak ada pasangan kita bungee jumping dari monas. 
Begitulah dinamika kehidupan.
*pukpuk semua*



Kesimpulan dan Saran. 

Jika ingin harga BBM tidak dinaikkan, maka segera kembalikan musik Indonesia. Hentikan pertumbuhan Boyband!! 
Kembangkan musik berkualitas baik. 
Jangan terperdaya dengan ketampanan personel boyband. 
Sungguh, itu hina sekali. 



Sekian dan Terimakasih. 


Tertanda. 
Kompresor Galih Hidayatullah, M.Ci (Master of Ceremony)







Sumber gambar :
Selengkapnya

Perenungan Di Mc Donald's


Gak mau kalah sama Badot yang malem ini bikin posting blog. Gue pun berniat untuk menceritakan kejadian yang terjadi malam ini ke pembaca semua. Awalnya gue gak punya ide untuk nyeritain hal apa, tapi setelah gue merenung sejenak di bawah ketiak mika tembayong, akhirnya gue punya bahan untuk posting malam ini. Terkadang, rasa sayang pun seperti itu. Awalnya kita berpikir gak ada satu pun orang yang mau mendekat ke hati kita. Tapi, bila kita mau sedikit saja meluangkan waktu untuk terpejam dan merenung sesaat, maka kita akan memahami bahwa sesungguhnya banyak sekali lingkaran kasih sayang yang mengelilingi kita. Tuhan dengan ke-Maha-Kasih-Nya, keluarga dengan kepedulian dan perhatiannya, juga teman dan sahabat yang senantiasa ada untuk berbagi canda tawa kepada kita.

Kasih sayang bukan hanya tentang ucapan ‘sayang’ dari pasangan ‘kan? #PembelaanSeorangJombloMulia



Saat ini gue lagi ada di Mc Donald’s ITC Depok sama si Janggut Badot dengan bermodalkan segelas kopi panas. Maklum, mahasiswa fakir internet, kerjaannya cuma cari hotspot dimana pun ia berada dengan modal seirit-iritnya. Muehehe




Tadi, sebelum gue duduk manis di kursi McD ada ibu-ibu yang konyol abis. Baru gue masuk McD, belum sempet untuk duduk sama sekali, ada ibu-ibu yang tiba-tiba nyeletuk di depan gue sama badot.
"Mas, kok ada bau-bau asem sih?"

Entah itu pernyataan ditujukan untuk apa dan buat siapa, ada mas-mas pelayan, gue, badot, dan kursi yang diam membisu disana.
Seketika itu gue tersedak. Beku sesaat. Tak sanggup berkata-kata.
Hanya mampu beku mematung meratapi semua. #Tsaaaaah

Gue celingukan, ngendus ketek, ngemut jempol kaki.
Gak ada. Gak ketemu bau asem seperti yang diucapkan si ibu tadi.
Gue coba buat ngendus si badot. Karena cuma dia yang ada di samping gue. Tapi gak ada juga. Bagaimana ini? Kemanakah bau asem itu?
*dimana.. dimana... dimanaa.. kuharus mencari dimanaa..*



Gue mulai pasrah, mangap, megap-megap, kemudian berhasrat pengen ninju idungnya ibu-ibu itu.
Bau asem itu emang gak pernah ada. Badot pun sepakat dengan hal ini.


Gue hanya heran sama ibu-ibu itu. Begitu mudahnya ia melontarkan kata. Tanpa sedikit pun berpikir bahwa bisa saja perkataan yang ia lontarkan menyebabkan sakit di hati orang yang mendengarnya.


Tingkat kepekaan masyarakat kita saat ini memang mulai memudar. Banyak keramahan dan kesopansantunan yang sedikit banyak mulai terkikis oleh sifat sombong, congak dan kepongahan. Banyak contoh yang bisa kita saksikan akhir-akhir ini. Mulai dari pelaporan seorang tuan tanah kepada kepolisian karena ada seorang nenek janda miskin yang mencuri jagung di ladang miliknya, padahal si nenek melakukan hal tersebut karena ia dan cucunya sedang kelaparan. Ada lagi kisah Aal, yang disiksa di Lapas karena dituduh mencuri sendal milik anggota kepolisian.


Gue emang gak akan pernah menghalalkan tindakan pencurian. Tapi, terlepas dari hal itu, seharusnya permasalahan seperti ini bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Semestinya, kita berkaca diri bahwa banyak orang di sekitar kita yang sedang kekurangan dan butuh uluran tangan.


Sama seperti halnya ibu-ibu tadi, kita itu selalu lebih memilih untuk segera memberi vonis kepada seseorang atau lingkungan pada suatu hal yang tidak mengenakan. Andai kita sedikit saja mau menjaga lisan dan prasangka, menilai diri sendiri baru berkata, itu akan jauh lebih baik dari pada sibuk berceloteh yang mungkin justru akan menyakiti hati dan perasaan sesama.


Gue merindu masa-masa dahulu. Ketika masyarakat menjadikan keramahan dan kesopansantunan sebagai pakaian, bahu membahu menolong tetangga yang sedang kesulitan, saling bertukar serantang makanan, berbagi sedikit kebahagiaan.


Gue yakin orang-orang yang seperti itu masih ada.
Yang masih menjaga dan melestarikan kebaikan kecil terhadap sesama.
Atau orang yang mulai tergerak hatinya untuk berbagi, menjaga perasaan dan memberi kebahagiaan. 


Mungkin kita?
Selengkapnya

#KopdarKK = Ikutnya Setengah Serunya Gak Setengah Setengah #2

Selamat waktu setempat pembaca blog gue yang budiman.
Apa kabar semua?
Adakah hatimu yang sepi sudah terisi setelah lama dibiarkan sendiri?

Sungguh, jangan pernah kau sesali kesendirianmu.
Karena sepi dan kesendirian adalah kawan terbaik.
Sahabat yang tak akan pergi meski semesta meninggalkanmu di gelap mati.
Ingatkah? Sejak di dalam kandungan pun kita sudah berpengalaman mengalami rasa sepi dan kesendirian, belum lagi janji pasti akan kematian yang menawarkan sepi dan kesendirian yang lebih hebat, maka mengapa pula kita sekarang sibuk merutuk diri oleh sebab sepi dan kesendirian yang kita rasakan? Galih percaya tulang rusuk tak akan pernah tertukar, maka semestinya kita cukup bersabar dalam diam. Toh semuanya pun telah diatur sama Yang Maha. Adalah semua akan indah pada waktunya.

(Ini ngomong apa sih?)
Gue juga gak ngerti. Yang jelas, gue agak melankolis hari ini.
Muehehe

Oke, posting kali ini akan meneruskan kisah gue tentang #KopdarKK yang hari minggu tanggal 18 Maret 2012 kemaren gue ikutin. Kalau belom baca, jangan terusin baca ini. Baca ini dulu ==> #KopdarKK = Ikutnya Setengah SerunyaGak Setengah-Setengah #1

Udah baca belum?
Ih, bandel nih.
Baca dulu!!!
*melotot, maksa*
#ModusBiarTrafficNaik


Well, kita (Gue, Badot, Ryan, Rizki, Emak Nonni, Megmeg, Laini, Pak RT, Lurah Cileduk dan Om Security Komplek Bintaro) sampe di Plaza Semanggi sekitar pukul 11.00 WIS (Waktu Indonesia bagian Semanggi). Ada sms yang masuk ke ponsel gue yang memberitahukan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri-kemanusian dan pri-keadilan Mimin KK dan anggota lain sudah sampai dan sedang menunggu di depan Starbucks Cafe (baca : setarbak kape). Saat itu kita masih di depan pintu Lobby Utama, tak ada salah satu pun dari kita yang sebelumnya pernah ke Plaza Semanggi, jadi gak tau dimana letak surga setarbak itu. Maka, berbekal tingkat ke-sok-tahuan dan naluri detektif yang kita semua miliki, kita memberanikan diri untuk menjelajahi Plangi (nama gahol Plaza Semanggi) untuk mencari si Mimin dan anggota KK lain. Satu prinsip kita semua : gak mau nanya sama satpam karena itu sama saja menjatuhkan harga diri kita sebagai insan gahol yang up to date. NYAHAHA 



 

Akhirnya, kita pun nyasar.


Diawali dari ke-sok-tahuan Badot yang jalan seenak jenggotnya. Jalan lurus gak kenal arah, naik eskalator seenak betisnya, sementara kita ada di belakang, mengekor di belakang bokongnya. Disini, gue mulai curiga. Jangan-jangan ini kali pertama si Badot menginjakkan kaki di sebuah Emol di Jakarta. Kalau ke ibukota gue yakin dia itu sering berkunjung, karena dia harus beli panci di pasar Senen untuk persediaan barang kreditannya. Mungkin karena pengalaman pertamanya tersebut , dia agak interest buat ngejelajahin Plaza Semanggi yang gedenya kayak Candi Borobudur di lurusin.

Akhirnya, kita terdampar di lantai 3. Sampai sini, gue mulai enek. Masuk angin. Gue nanya, siapa yang niupin gue di dalem emol yang segede gini, anak-anak bilang itu AC. “Hey, Jangankan si Ase si Joko juga gue lawan! Seenaknya aja dia bikin gue kedinginan sampai masuk angin begini..”


Karena capek-capek muter-muter gak jelas dan gak juga ketemu sama yang namanya setarbak. Gue memutuskan untuk mencopot harga diri gue. Kalau begini terus kita semua akan keletihan, dehidrasi, kekurangan ion, megap-megap dan akhirnya mati. (Oke, fine. Ini mulai lebay)
Gue memutuskan untuk nanya Satpam.

Gue : “Pak, bapak ini satpam yah?”
Satpam : “Iya, kok tau?”
Gue : “Karena bapak telah menawan hatiku..” #eeaaaa
Satpam : *Ngambil pentungan*
Badot : (ngelus ngelus dada Om Satpam) “Sabar pak, sabar pak..”
Gue : “Ih, ai bapak. Meuni teu boga rasa humor pisan. (Idih bapak. Gak punya rasa humor banget nih.) Becanda pak, becanda. Pak, kalau setarbak kape itu dimana ya pak?”
Satpam : “Starbucks Cafe??”
Gue : “Iya pak, setarbak kape..”
Satpam : “Ada di bawah de. Nanti di bawah tanya lagi aja.”
Gue : “Oke pak, makasih.”

Gue bilang apa. (Apa?)
Si Badot tingkat ke-sok-tahuannya emang akut, melebihi sok tahunya para jurnalis. Setelah perbincangan gue dengan Om Satpam itu, dia cuma nyengir kuda, pasang muka mules, dan ngajak kita buat turun lagi. Ketika itu, rasanya pengen ngelempar Badot ke luar, biar keinjek-injek sama murid-murid PAUD yang mau sekolah. Asem.



Sampailah kita di depan Setarbak Kape. Disana udah rame. Ada Bang Pina, Senny, Funy, sisanya gue gak kenal, mukanya asing. Muka-muka anak gahol Jakarta yang keseharian waktunya diabisin di depan layar komputer. Manusia-manusia berkacamata, yang mata normalnya terenggut oleh kekejaman layar monitor. Kasihan sekali mereka. Untung mata gue masih normal. *puk-puk semua*


Sementara si Emak Nonni, Rizki, Ryan, Mega, Laini ngobrol sama anak-anak KK lain. Gue sama Badot memisahkan diri dari keramaian. Alasannya sungguh sangat klasik. Badot mules, gue juga. Kita mau ngeprint dulu di toilet Plangi. Muahahahaha

Lagi enak-enaknya sisiran di toilet sehabis ngeprint, Emak Nonni nelepon gue, katanya acara dilanjutin di Sky Dinning Solaria lantai 10 Plaza Semanggi. #glek

Gue tahu diri. Pertama, gue tau kalo makanan di Solaria harganya gak manusiawi buat ukuran mahasiswa perantauan kayak gue. (Padahal jarak antara kampus ke rumah deket banget, jalan kaki 15 menit juga sampe, tapi biar dibilang keren aja. Nyahaha).

Kedua, itu letak tempat makan kenapa sampe di lantai sepuluh? Emang dibawah aja gak bisa? Gue gak kebayang sama orang yang lagi sekarat karena kelaparan dan pengen makan di Solaria , dia harus merangkak dari lantai bawah, planking di dalem lift, kemudian ngesot untuk sampai ke Solaria. Gue hampir yakin, sebelum sampai di Solaria itu orang udah keburu mati. Kasian kasian.

Sebelum ke lantai 10 buat makan, (gue masih kesel. Kenapa harus lantai 10? Sementara ketemuan pertama di lantai 1. Emang gak pegel apa?) Gue sama Badot mau nyari sesuatu dulu buat acara tuker kado yang katanya jadi agenda acara #KopdarKK. Kita menuju Naughty, toko aksesoris yang terkenal  lengkap dan *ekhem* murah. Disana, kita beraksi lagi dengan tingkah konyol yang kita buat. Ada Nona penjaga Toko yang menghampiri kita berdua.

SPG : “Mau cari apa kak?”
Gue : “Mau cari perban sama betadine mbak, untuk mengobati hati aku yang terluka.”

Badot :  “Kalau aku ,au cari tambatan hati mbak. Aku kebelet move on..”
SPG : *cengengesan*
Badot : “Kok mbak ketawa sih?”
SPG : “Gak apa apa, hihihihi hihihihi”
Gue : “Dot, serem dot..”
SPG : “hihihii hihihihhi”

Gue dan Badot beranjak pergi ke kasir. Setelah gue nengok ke belakang, ternyata memang benar. Mbak-mbak SPG tadi agak puyeng. Entah karena autis, atau mungkin karena dia titisan susana makanya dia jadi ketawa terus. Sumpah, gue gak tau. Biar jadi rahasia ia dengan TuhanNya. #eeaaaa

Setelah bayar dan bungkus kado, kita beranjak menuju Solaria di lantai 10. Kita naek lift. Dan astagaaaa!!!! Di dalem lift cuma ada tombol untuk sampai ke lantai 5A. Gue panik. Gue nunduk. Gue merenung. Gue orgasme. #Eh

Gue udah ngebayangin kalo gue harus jalan naek eskalator buat sampai ke lantai 10. Tapi, ternyata Tuhan mendengar kegelisahan hati gue. Di lantai 5A ternyata ada lift yang naik ke lantai lebih atas lagi. Gue gak ngerti sama tukang insinyur yang bikin ini gedung, padahal kan lebih efektif dan efisien kalo liftnya langsung sampe, dari lantai bawah ke lantai paling ujung. Kenapa harus dibagi-bagi? Bikin pengunjung capek aja. Tapi positif thinkingnya, gue yakin si tukang insinyur yang bikin ini gedung punya obsesi terhadap diet. Makanya dia buat lift sampai dibagi-bagi begini.

Di dalem lift berikutnya. Gue kembali panik. Ternyata gak ada lift yang sampai ke lantai 10. Cuma ada sampai ke lantai 9. Gue bingung, sementara di lantai 9 itu Cuma ada ruang kotak yang sempit dan gak ada jalanan lain selain pintu menuju parkiran. Gue buka itu pintu, ternyata di balik parkiran yang kusam itu, ada tangga emas menuju lantai 10. Gue naekin itu tangga, maen ayunan dulu sebentar sama Badot, setelah itu ke lantai 10. #JENGJENGJENG

Ini dia photo gue maen jungkat jungkit ayunan.

Masa kecil gue, emang gak pernah sebahagia ini. (padahal ini photo dimana tau)


Ternyata anak-anak KK udah pada kumpul semua di Solaria. Kita telat, mereka semua satu persatu sudah mulai memperkenalkan diri mereka masing. Gue cari posisi paling enak, setelah itu duduk. (padahal gak ada tempat lagi selain di pojokan paling ujung). Untung deket cewek, jadi gue agak lebih semangat dikit setelah betis gue pecah dan usus terburai berdarah-darah akibat usaha untuk mencapai ke lantai 10 itu.
Tiba giliran gue untuk memperkenalkan diri ke semua anak-anak KK yang ada disana.

Plangi Mengabu :D


Nama gue Galih Hidayatullah Cahya Prayoga Putra Pranata Parangin Angin Setya Setyap Saat. Tapi temen-temen bisa panggil gue apa aja. Galih boleh, Dayat boleh, Lee Min Hoo boleh. Apa saja, asal jangan Udin. Karena jelas itu bukan gue. Kalau ditanya tau KK dari mana, gue agak kesulitan menjawabnya. Karena sebenarnya gue hanya Bujang tampan lugu dari desa yang gak tau apa-apa. Semua bermula dari Badot yang nyeret gue ke komunitas ini. So far, setelah gue jalanin ternyata asik juga.  Makasih ya. *peluk satu-satu*

Entah kenapa, gue mau bilang makasih banyak buat yang ngambil ini photo.


Sesi perkenalan pun usai. Sekarang tiba saatnya untuk makan. #glek
Gue gak berani buka daftar menu. Masih memperhatikan anak-anak lain pada pesan apa. Ternyata nasib fakir ini bukan cuma gue yang merasakan. Gue perhatikan sekeliling, hampir semua anggota cowok yang ada di sekitar gue, cuma bisa bengong sambil ngemutin botol saos yang ada di meja. Akhirnya, gue dengan sukarela  terpaksa cuma pesan baso sama teh manis. Padahal kalau di rumah, harga yang ada di daftar menu itu bisa kebeli baso sama gerobak-gerobaknya.

Ini dia tampang-tampang cengo orang-orang yang lagi pada makan.

Dari semua orang yang makan, emang cuma kak Senny yang paling lahap.


Selepas makan, gue ama badot mulai konyol lagi. Ada sesosok makhluk yang mirip antara satu dengan yang lain. Sebut saja nama mereka Shanti dan Shinta. Gue pikir mereka berdua ini kembar. Ternyata cuma kembar. #Plak

Ini penampakannya...

gak ada photo mereka kerudung yang bedua, jadi gue ambil photo mereka yang masih bayi aja. kalo udah gede gak seunyu ini. hahaha
Gue sama Badot gak berhenti buat ngecengin ini orang berdua. Yang satu ada cokocip di dagunya, kayak Rano Karno yang dipakein kerudung. Yang satu lagi bawel kayak si Oneng di serial Meteor Garden. Sementara gue sama badot ngecengin ini orang, yang laen cuma bisa ketawa. Hina sekali orang-orang ini yang bisanya cuma ngetawain orang. Harusnya yang didoain jelek itu bukan gue sama badot, tapi manusia-manusia seperti mereka. Bagaimana tidak? Capek-capek gue ngelucu, mereka cuma ketawa. Emang gak capek apa ngebanyol? Beliin makanan kek, atau apa gitu. #MentalFakir #GakMauRugi


Setelah makan-makan, ada sesi photo-photo di samping pos security. Ada satpam berkumis tipis yang tak henti memperhatikan gerak-gerik kita semua. Emang kita mau neror apa? Orang Cuma mau ngerubuhin Plangi. Di sesi ini, gue mulai deket ke yang lain seperti si Farid, Mahasiswa Padang yang terdampar di Bogor. Si Anu, mahasiswa UGM kuncir kuda yang tampangnya kayak maho-maho Jogja, Ka Senny, si unyil yang unyu-unyu kayak tim pembawa microphonenya CherryBelle. Funy, cewek tampan yang punya bahu dan betis kekar. Manda, si model majalah keuangan, celana jeans robek-robek yang dia kenakan mengingatkan gue sama Jamilah, pengemis depan stasiun kota.  HAHAHA

Ini dia penampakan kita semua. Cekibrooooot!!!!


chibi chibi chibi

Ada rencana untuk bikin boyband?

emang kakinya harus dibengkokin gitu ya?

 Ada satu lagi photo khusus gue dengan Putri Titian. Sok eta tah.

Kakak udah punya pacar belum? Jadian yuk.


Setelah sesi photo-photo, kita beranjak ke acara karaokean. Ini dia acara yang paling gue tunggu-tunggu. Secara, dari sejak lahir ampe brojol segede gini. Sekalipun gue gak pernah nyobain yang namanya karaokean. Paling keren cuma nyanyi di dalem laci lemari. Itu pun digebukin sama si Babeh karena telah merusak lemari kesayangan.

Mau tahu betapa konyolnya karaokean kita?
Ini dia.



Si Manda sama Mega emang konyol abis. Goyangan mereka dahsyat banget. Bikin gue mupeng. Maka, dengan tekhnik shuffle yang gue miliki. Gue pun ikut berkontribusi untuknmemberikan goyangan gue. Bila kalian perhatikan video itu baik-baik, di detik ke 00:50 ada sesosok bujang tampan nan rupawan yang sedang asyik masyuk bergoyang betis, bokong dan pergelangan tangan. Yihaaaaaa

Tapi, kesenangan gue cuma sampai disitu aja.
Gue di telepon sama kantor pusat Relawan Siaga Nusantara, yang ngasih tau kalau gue terdaftar sebagai Relawan BUMN dalam rangka program Social Mapping untuk Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan di DKI Jakarta.
Dengan berat hati, gue izin sama anak-anak untuk undur diri terlebih dahulu. Gue pamitan, mereka peluk gue. Gue salto langsung mengambil posisi kayang. Kemudian pulang.

Terimakasih sahabat KK.
Dari kalian aku belajar satu hal :
Persahabatan tak kenal batas. Dimana pun kita berada, selama kebaikan, keramahan, keceriaan yang menjadi jembatannya, jarak bukan lagi menjadi alasan untuk berbagi kebahagiaan.


PS :
Ada beberapa kesan yang anak-anak sampaikan tentang gue.
2 hari selepas #KopdarKK gue mesej ke akun FB anak-anak yang gue kenal, gue tanyain mereka satu-satu.
Dan berikut penuturan mereka

  • Emak Nonni Shetya N (tukang jamu di Pamulang)
“Ini anak awalnya diem koq kesinian malah makin keliatan beringasnya?” ini yang ada di benak saya, nak. Selebihnya, “ini anak positif otaknya cuma sebelah.”

Gue menjawab : Gue emang terlahir sebagai anak tampan dan rupawan mak. Jadi wajar kalau gue banyak yang suka. #plak

  • Alif Yuniar Firdaus (Tukang potret)
“Pecicilan, enak diajak bego-begoan kayaknya XD

Gue menjawab : Cukup!!! Indonesia sudah telalu banyak mahasiswa begonya. Jangan ajak-ajak gue. Jangan tenggelamkan Indonesia dengan orang-orang seperti ini. #tsaaaaah
  • Ayuardi Wijayadanu (Perias Wajah Banci-Banci Taman Lawang)
“Setelah ketemu kak galih. Jadi mau ketemu lagi. Abis orangnya lucu. Bisa bikin orang di sekelilingnya ketawa. Humoris banget deh. Seneng aja bisa nambah temen kayak kak galih yang selain lucu tapi juga gak sombong..”

Gue menjawab : Ekhem... *benerin poni* Nng, Ayu udah punya pacar belom? Mau gak jadian sama supir angkot Bogor kenalan kakak?

  • Funy Alfiani (Instruktur Gym)
“Dalam bayanganku, galih itu dewasa banget. Besar, tinggi, yaa anak kuliahan semester akhir. Ealah, ternyata belingsatan, kesana-kemari, kayak sun go kong.

Gue menjawab : Seringkali, kita memang harus pandai memposisikan diri dalam setiap keadaan lingkungan. Irita bilita.
  • Amanda Desty Yunistyani
    G : Ganteng! Tapi yang bilang hanya emaknya seorang.. Gak ada yang lain!
    A : Autis tingkat kabupaten.
    L : Lincah menggoda. *gue ngetik ini sambil terjun dari sky dining Plaza Semanggi*
    I : Ih itunya gede banget.. 'Selera humornya' maksudnya yang gede banget. Bakat ngegantiin Sule gue yakin
       H : Hey people, you'll laughing if you meet him 
       
Gue menjawab :

Dan banyak lagi.
Kasian yang baca.
Posting gue panjang betul.
HAHAHAHA

Sekian postingan gue hari ini
SALAM KANCUT SAHABAT SEMUAH!!!!
Semoga Tuhan kembali mempertemukan kita di lain kesempatan dengan acara yang lebih meriah dan menggila lagi. #tsaaaaah
Bye bye..
Selengkapnya

Kategori Utama