Usai

Malam ini aku terluka. -lagi
Damba yang kupuja hanya tinggal nama.
Penantian yang kujaga, nyatanya hanyalah hampa.
Aku tak akan menyalahkanmu.
Kata mereka, luka terjadi bukan karena cinta yang salah.
Ia nampak hanya karena aku terlalu berharap.
Mungkin aku yang salah. -maafkan ya.
Tapi salahkah mereka?

Yang menggantungkan harapan kepada manusia?

Kali ini tak bisa kutulis banyak.
Kubiarkan saja aksara mengurai selaksa luka yang menganga.


Aku Bukan Pilihan


tidak untuk berdiri di dua kaki 

tiba di persimpangan 
angin berhembus, menentukan arah 
bukan untuk dibandingkan 
walau ada hati yang kan terluka 
tapi itu lebih baik 
tiada perlu dirimu untuk resah 
terduduk diam merenung 
semua mungkin harus berakhir 
aku 'kan pergi 
melanjutkan langkah 
kau tetaplah disana 
menanti dia yang terbaik 
pilihan hatimu yang telah lama dinanti 

biduk ini 'kan kembali berlayar 
"karena aku bukan pilihan..." 


Andai Kau Tahu


Mengusir semesta lara dalam malam pekat. Membakar sisa rasa yang sekarat

Damba yang kupuja hanya tinggal nama. Rindu yang kujaga hanya semu belaka

Tak terlihat lagi manja sapa yang biasa
Melukisi hari dengan warna
Penuh suka cita

Sementara
Aku hanya tersudut di ujung luka
Memeluk sunyi
Menghitung sisa air mata
Satu demi satu : 
Menjumlah duka

Andai kau tahu


Pada Selasar Senja


          - Kepada pemilik mata seindah permata 


Melangkah di tepian pantai 
Menyusuri jejak pasir putih 
Disorot sinar mentari senja 
Ditingkahi debur ombak yang mengalun merdu 

Aku bersandar diantara sampan 
Yang telah lama ditinggal nelayan 

Aku melepasmu dari sini 
Kapan kau kembali? 
Menjengukku


Aku Belum Bisa Lupa, Perbincangan Akhir Diantara Kita


Dan 

Air mata 
Menetes lagi 
Seiring luka : 
Perih

Hujan menjadi teman kala sepi. Terhirup aroma hening yang dingin. Melayang diantara hampa. Tersesat pada ada dan tiada. Sesak dalam gelap. Pengap dan tercekat. 

Rasamu hilang
Tak menyisa
Lenyap
Menguap


Runtuh


              - kepada pemilik mata seindah permata 


Dan airmata menetes lagi 
Kali ini terlihat, tak mampu lagi sembunyi 
Ada lagi sebuah jiwa 
Yang mulai meredup 
Satusatu 

Lilin yang makin mati kembali beku 
Mengalami keruntuhan 

Kasih 
Kupanggil dirimu dalam hati 
Dengan bahasa yang tak dimengerti 
Hingga susut asa yang di ratapi 

Mengharap 
Aku dan dirimu kembali . . . 


Selamat Tinggal


cinta memudar, kemudian 

membisik hilang :
terbang.



Ya, senjaku kini harus menjauh pergi. Sadar atau tidak aku pun kehilangan. Hati isyaratkan berbagai alasan agar aku tak luka. Tak mungkin aku luka, karena bagiku itu biasa.


Terimakasih untuk segala hal indah.
Maafkan atas dosa yang tertanam tak sengaja.
Semoga kau baik.


Ketika aku bukan 
milikmu, jangan menangis. 
Aku adalah milikNya. 
Begitu juga engkau. 
Ketika engkau merasa kehilangan kasihku, tetaplah tersenyum. 
Karena Tuhan 'kan 
selalu ada dalam hatimu. 

Hari ini kita berusaha tegar, untuk sebuah harapan dalam ridhaNya. 
Detik ini kita berpisah dan semoga hanya sesaat.
Maka biarkan saja kita dalam kesendirian, merajut tali cinta dalam kasihNya yang abadi, beruntaikan tasbihtasbih rindu untuk sebuah kain yang jadi penutup dalam satu atap penuh berkah atas keridhaanNya. 

"Cintai aku karenaNya dalam setiap rukuk sujudmu yang khusyuk..." 

24 komentar:

  1. "Kubiarkan saja aksara mengurai selaksa luka yang menganga"

    koreng lu kenapa bang? gak kebayang deh ampe menganga gituh.. #salahfokus.

    btw, keren nih yang "pada selasar senja" dapet banget feel nya... ijin kopas bang...

    BalasHapus
  2. Tuhan selalu memberi jalan terbaik, aku tahu dan percaya :')
    Biarkan diri selalu mendoakannya meski raga belum bisa bersama *klimaks*
    toss aih, kita sama, Allah bersama orang2 ya sabar, insya allah :)

    BalasHapus
  3. aku percaya apa yang kau percaya :)

    BalasHapus
  4. jika kita tak mampu mermal, maka bacalah puisi yang ia buat maka kau akan tahu isi hatinya.

    BalasHapus
  5. semua galau, pada detik-detik campaign. mungkinkah campaign kita berhasil?

    BalasHapus
  6. waaah waaaah bener2 dalem banget ..-_-
    saluuut ..

    BalasHapus
  7. Ya, aku tak mampu berkata-kata habis sudah bersama luka yang tiba-tiba menusuk sukma ketika mataku beradu pada untaian katamu

    BalasHapus
  8. mas aiiiiiiiiiiiih... *cubit pipi*

    BalasHapus
  9. wow.. luka yang pekat ..
    sabar ya :)

    BalasHapus
  10. "jika kau mencintaiku karenaNya, percayalah cintaku juga bisa abadi untuk".

    BalasHapus
  11. Balasan
    1. eaaa,,,,, ka pin malah pake sebut merek :D

      Hapus
  12. dalem banget kata-katanya :'3

    BalasHapus
  13. yaaahhh...kenapa usai???
    padahal penonton berharap kesetiaan yang sempurna nya bisa sampe tujuan dengan sempurna...
    sabar ya mas Aih...yang tegar... :)<===sok tua'

    BalasHapus
  14. segala yang indah akan berakhir dengan indah. #uhuk
    namun ini berawal dari yang indah tapi akhirnya penuh luka #eh
    ini bener2 bikin gue meneteskan air mata loh lih :'(

    BalasHapus
  15. "Cintai aku karenaNya dalam setiap rukuk sujudmu yang khusyuk..." :')
    tetang semangat lih, segalanya indah pada waktunya :D

    BalasHapus
  16. Terkadang memang tidak semua hal yg kita inginkan terwujud. Malah seringnya harus ada sedikit pemanasan dlu hehe..
    tetep semangat,,tetep jd mas aiiiiiiihhhhhhh yg powel pul :D

    BalasHapus
  17. setuju sama Ca Ya, tetep jadi mas aih yang powel pul eeaa :p

    BalasHapus
  18. saya suka pemilihan kata.. majas yang digunakan!

    excellent!

    BalasHapus
  19. cuma bisa komentar, setuju deh sama puni.. udah itu aja..

    BalasHapus
  20. setuju, oia mampir di blog sederhana ane gan http://rizkyadipranata04.blogspot.com/

    BalasHapus
  21. FREE PUK PUK Aihhhhh.. cabal ya massss :')

    BalasHapus
  22. galih,,, GILA ini kata-katanya bikin nangis beneran! Awesome :O
    tapi pas acara kemaren bisa ya kayak ga terjadi apa-apa... Salut w,,,

    BalasHapus

Kategori Utama