Si Pintar

Ada seorang anak kecil, dia ini pintar sekali, seluruh desa tahu bahwa dia pintar. Suatu pagi, ia berniat menikmati hari dengan berjalan-jalan. "Woi, kenapa kalian tidak bantu gotong royong? Bersihin got kampung?" Dia berseru kepada kerumunan anak-anak sepantarannya yang tengah asyik bermain bola.


"Kalian semestinya bantu orang-orang untuk bergotong royong, bukan bermain bola." Anak kecil ini berseru lagi, lantas beranjak pergi. "Hey kak! kenapa nenek-nenek itu tidak kakak bantu untuk menyeberang jalan? Kan kasihan?" Dia berseru kepada kerumunan remaja yang sedang nongkrong bermain kartu. "Kakak itu seharusnya bantu, bukan main kartu terus." Anak kecil ini berseru lagi, lantas beranjak pergi. "Hey pak! kan kasihan itu buah mangganya berjatuhan." Dia berseru kepada bapak-bapak yang sedang asyik ngobrol di warung kopi, menunjuk ke seseorang yang sedang kesulitan mengangkat karung berisi mangga, terlalu berat, isinya berjatuhan tumpah.


"Bapak-bapak nih harusnya bantu dong, kayak nggak punya hati nurani saja." Anak kecil ini berseru lagi, lantas beranjak pergi. "Woi, bos, kan kasihan dia." Dia berseru
kepada seseorang yang sedang sibuk menggotong korban kecelakaan. "Jangan cuma dibawa ke rumah sakit, bayarin juga dong ongkos berobatnya. Keluarganya juga disantuni. Kalau cuma bantu gendong doang ke ambulans itu baik hatinya cuma setengah-setengah, tulus ihklasnya cuma separuh." Anak kecil ngomel lagi, lantas beranjak pergi. "Hey oom! Lantas apa yang oom telah berikan kepada desa kami?"


Dia berseru kepada wartawan yang baru saja meliput berita hebat di desa itu, "Om kan jadi naik pangkat, naik gaji gara-gara meliput desa kami? Oom kan sudah mengeduk pundi-pundi uang dari kampung kami, lantas apa yang om telah berikan ke kampung kami?" anak kecil ini berseru lagi, lantas beranjak pergi. Itulah anak kecil yang terkenal pintar di kampung itu. Terkenal pintar ngomong doang.


Si anak kecil itu, sejatinya tidak pernah ikut gotong royong, membantu menyeberangkan nenek di jalan, merapikan mangga, menolong korban kecelakaan atau juga berbuat sesuatu kepada desanya. Si mulut besar. Pintar sekali berbicara tanpa sedikitpun berbuat kebaikan dengan lakunya.




Kalau dia hidup di jaman sekarang, boleh jadi anak kecil itu menjelma sebagai orang-orang yang menyibukkan diri dengan status-status di fesbuk, kicauannya di twitter, sibuk berkomentar di forum-forum, apa saja yang menarik perhatian agar terlihat eksis. Komentar sana komentar sini, kritik sana kritik sini, celetuk sana celetuk sini, menganggap segala hal yang ada dihadapannya tidak lebih baik dari dirinya dan ironinya ia tak merasa sama sekali bahwa dirinya pun tidak jauh lebih baik dari orang lain. Padahal, andai ia sedikit saja mau berbuat satu hal baik dengan anggota tubuhnya, itu akan jauh lebih bernilai dari pada sejuta kata yang ia ucap lewat lisannya.


Saya hanya ingin mengingatkan, betapa pentingnya arti diam dan memperhatikan.
Berhentilah untuk selalu mendahulukan lisan dibanding perbuatan.
Sungguh, perbuatan baik itu baru akan dinilai sebagai 'perbuatan baik' adalah ketika hal itu dilakukan, bukan di katakan.

17 komentar:

  1. nice share, bener banget talk less do more, tapi mungkin banyak orang dan mngkn saya juga kadang gak nyadar lbh banyak omong dari pada melakukan sesuatu. -_-
    byk2 instropeksi diri, :)

    BalasHapus
  2. Yap, sejatinya kita pun tak luput dari hal ini. Makanya gue mencoba ngingetin dengan menulis ini.
    Semoga kita sama sama bisa memperbaiki diri.
    Salam kenal :)
    Baru mampir ya? :p

    BalasHapus
  3. nice share..
    mari terus belajar untuk jadi pribadi yang lebih baik :)

    BalasHapus
  4. Semoga Tuhan senantiasa mempermudahnya.
    Aamiin

    Selamat datang di rumah saya :)

    BalasHapus
  5. Tales du more gan !!
    nice thread semangaaaaaaaaaat !!

    BalasHapus
  6. do less talk more
    keren... nice post =) aku suka bacanya

    BalasHapus
  7. Bener, kalo omong doang no action itu sama dengan bo'ong.
    kalo action doang ga ngomong, juga bahaya...hehehe...
    seimbang lah. ^_^

    BalasHapus
  8. banyak omong tapi kerjanya dikit. kayak anggota dewan sana yah #uhuk

    BalasHapus
  9. gw lebih setuju kalau sebutan nya bukan si pintar tapi si bual..
    banyak tuh yang seperti itu, NO ACTION Hoak

    BalasHapus
  10. Iya.
    Semoga, anak muda seperti kita bisa lebih banyak berkarya daripada berkata :D

    BalasHapus
  11. well, sekarang mmg lebih banyak orang yang menyebut2 dirinya hebat tapi kelakuannya tidak sehebat omongannya... miris

    BalasHapus
  12. Semoga aku, kamu, kita. Menjadi yang lebih baik. Bagian dari orang-orang yang mendahulukan karya dalam setiap langkahnya :)

    BalasHapus

Kategori Utama