Selamat Tinggal, Sayang

Aku masih mengenangnya
Tentang seberapa dekat hidung kita menempel
Hingga dengus nafas kerinduan begitu kentara
Harihari indah penuh aroma mesra

Jua tentang kening kita selalu terkerut bersaut menimba pikir
Saling memberi kata penyemangat hidup
Antara kau dan aku

Adakah engkau masih mengingat tawa renyah pengusir pekat malam diantara kita?
Jua gelitik pengulas senyum yang bertarung melawan bisu?
Jemari yang saling berpaut, bergenggaman erat
Seerat indah persandingan

Suatu saat ketika kita berlari
Berkejaran
Meraih tetesan ceria yang berjatuhan
Menjemput sejuta mimpi yang pernah kita lukis di tepian senja yang mulai menghitam

Begitu banyak hal telah kita lewati
Namun kini kuharus pergi
Meninggalkan partitur kenangan indah antara kita

Teriring senyum kuucap salam perpisahan
Selamat tinggal, sayang
Kunantikan kau di altar suci penuh keabadian
Surga terindah yang mengalir sungai di bawahnya





3 komentar:

  1. Aku menginterpretasikannya bahwa sesuatu yang telah mati tak akan pernah kembali, kita dituntut sebuah keikhlasan utk menerima kenyataan :) Bagus :)

    BalasHapus
  2. perpisahan itu lorong menuju pertemuan yanh lebih kekal itu yg tergambar di atas..

    BalasHapus

Kategori Utama