Pada Sebuah Bukit Pegunungan


Kutatap langit mimpi yang mungkin bisa jadi masa depanku. Ada jalinan indah menuju mentari, kabut perlahan menyebar, awan kuning keemasan, senandung murai seakan tak mau henti.


Aku sadar, bahwa ada makhluk kecil usang, di hadapkan pada lembah bersinar merona, pada sinar mentari dan pada langit pagi.
Partitur kelabu masih ada, hanya saja merendah, berbatasan dengan sekanvas langit yang membentuk sebujur garis lurus, tenang, damai, ada perasaan seolah tak ingin pergi, tak ingin sang waktu beringsut menjauh dan menarik keindahan itu.


Pesona keindahan dunia ada dihadapku sejauh pandang bola mata yang tak berkedip. Ada rasa Cemas. Resah. Gelisah. Khawatir. Takut kehilangan dan tak akan bertemu dan bersua lagi.


Mentari tampak merona mengawali pagi. Dengan gagah dan angkuh bebukitan tegak berjajar. Sebentuk pagar pepohonan berbaris seolah membatasi pegunungan. Ada rasa pukau dan memikat jiwajiwa petualang untuk kembali bersua pada indahnya pesona pegunungan Salak Endah.



(I wish, I always be there)

7 komentar:

Kategori Utama